Lebih Cepat Mencegah Virus Komputer  

Reporter

Editor

Selasa, 16 Juni 2009 14:53 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Sebagian besar pemakai komputer tentu memahami bahwa semakin hari, worm, malware atau apapun sebutan virus komputer, akan semakin “memperbaharui diri”. Bukan jaminan jika perusahaan anti-virus menciptakan penangkal, maka akan beres semua masalah untuk seterusnya. Bulan depan, minggu depan, atau bahkan esok, bisa jadi akan muncul lagi virus baru yang lebih canggih, dan tentu semakin cerdas merusak sistem.

Masih ingat virus komputer 'Nimda' yang merajalela sekitar September tahun 2001 silam? Virus campuran yang menyerang lewat situs-situs web dan e-mail ini bisa merusak sistem komputer dalam waktu 126 hari, tanpa disadari sebelumnya oleh pemilik komputer. Setahun kemudian ada virus 'Klez', dan Januari 2003 muncul virus 'Slammer' yang merusak dalam waktu 101 hari.

Hanya beberapa bulan setelah 'Slammer', September 2003, muncul virus 'Blaster' yang punya kemampuan merusak dalam waktu 26 hari. Mereka berkembang begitu cepat. Pada April 2004, virus 'Sasser' pun merajalela. Virus ini mampu merusak sistem dalam waktu 17 hari. Paling cepat? Tentu tidak. Pada Agustus 2005, muncul virus 'Zobot' yang memiliki kecepatan merusak dalam waktu 6 hari saja!

Gun Suk Ling, Managing Director South East Asia, Kaspersky Lab mengatakan, Indonesia termasuk negara yang mencatat angka serangan virus komputer tertinggi. Termasuk serangan dari wabah virus 'Kido' dan 'Conficker', yang muncul tahun ini.

Mengapa? Menurut Suk Ling, ini karena banyak perusahaan, atau pengguna komputer yang tidak mengupdate atau memperbaharui anti-virusnya. “Karena kalau tidak diupdate, sistem operasinya bisa terkena serangan virus,” ujarnya di Jakarta, Kamis pekan lalu. Apalagi kalau menggunakan peranti lunak bajakan alias ilegal, “Tentu saja tidak akan mendapat update.”

Soal update mengupdate anti-virus memang jadi persoalan tersendiri. Terutama bagi perusahaan besar yang memiliki jaringan dengan ratusan komputer di dalamnya. “Misalnya dari 500 unit komputer, tentu akan sulit diketahui mana yang sudah dan mana yang belum diupdate kalau tidak didata satu-persatu,” kata Suk Ling.

Tentu perusahaan tak bisa anggap enteng masalah ini. Wabah virus bisa mengakibatkan kerugian sangat besar. Seperti di Amerika Serikat, “Kerugian yang diakibatkan wabah virus mencapai US$ 80 miliar,” ujarnya.

Nah, untuk mengatasi masalah itu, vendor peranti keamanan tersebut memperkenalkan sebuah solusi manajemen anti-virus terbarunya. Solusi dengan nama K-SOC, atau Kaspersky Open Source Security, ini memiliki teknologi terbaru dari Rusia yang terkenal konsisten. “Sama dengan produk lain dari Rusia yang dikembangkan sendiri, tidak mengakuisisi merek lain,” kata Ary Pryanto, Manager Teknik Produk, Kaspersky.

Dinamakan Open Space, karena solusi ini untuk kebutuhan keamanan korporat. Agak berbeda dengan sistem keamanan komputer pribadi yang biasanya hanya untuk sistem operasi berbasis Microsoft, solusi K-SOC lebih terbuka dan variatif. “Bisa untuk Microsoft, Linux atau Mac OS,” ujarnya. Solusi ini juga dirancang untuk wabah virus yang lebih kompleks. Pasalnya, “Satu PC bermasalah, semua PC yang terhubung juga bisa ikut bemasalah.”

Menurut Ary, solusi ini menggunakan sistem sentralisasi dalam mengelola data jaringan komputer. Dengan sistem itu, analisa data sistem komputer diperbaiki dan bisa dimonitor secara visual.

Misalnya sebuah perusahaan memiliki cabang dan jaringan hingga ke beberapa negara. Dari visualisasi monitor itulah kita bisa segera mengetahui, dimana lokasi komputer atau jaringan yang terinfeksi virus. “Visualisasi itu sampai ke setiap ruang di setiap kantor, dan komputer masing-masing orang,” ujarnya.

Tak sekadar mengolah data, K-SOC, yang mulai dipasarkan di Indonesia ini juga merupakan solusi pencegahan virus. Pasalnya, solusi ini sudah dilengkapi peranti anti-virus Kaspersky terkini yang memiliki kemampuan proteksi terhadap berbagai tipe ancaman virus di jaringan maupun dari internet. “Dengan solusi ini, munculnya wabah malware-malware baru bisa direspon lebih cepat,” kata Ary. Tentu saja, agar perusahaan tak merugi.

DIMAS

Berita terkait

Ketua Banggar DPR: Ini Saat yang Tepat untuk Polri Berbenah

15 Oktober 2022

Ketua Banggar DPR: Ini Saat yang Tepat untuk Polri Berbenah

Ketua Badan Anggaran DPR Said Abdullah mengatakan, ini saat yang tepat untuk Polri berbenah setelah serangkaian peristiwa yang terjadi.

Baca Selengkapnya

DPR dan Sri Mulyani Sepakat Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen di RAPBN 2021

11 September 2020

DPR dan Sri Mulyani Sepakat Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen di RAPBN 2021

Badan Anggaran DPR dan Menteri Keuangan Sri Mulyani menyepakati asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5 persen pada 2021.

Baca Selengkapnya

Badan Anggaran DPR Tegaskan Dukung Perpu Covid-19

4 Mei 2020

Badan Anggaran DPR Tegaskan Dukung Perpu Covid-19

Badan Anggaran DPR menegaskan mereka mendukung Perpu Covid-19.

Baca Selengkapnya

DPR Bentuk Alat Kelengkapan Dewan, Berikut Peta Incaran Partai

9 Oktober 2019

DPR Bentuk Alat Kelengkapan Dewan, Berikut Peta Incaran Partai

PDIP dan Golkar memginginkan Komisi XI yang membidangi keuangan atau Badan Anggaran DPR.

Baca Selengkapnya

2020, Belanja Pemerintah Pusat Disepakati Naik Jadi 1.683,47 T

11 September 2019

2020, Belanja Pemerintah Pusat Disepakati Naik Jadi 1.683,47 T

Rapat yang dihadiri Kementerian Keuangan dan Badan Anggaran DPR kemarin sepakat untuk menaikkan pagu anggaran belanja pemerintah pusat tahun 2020.

Baca Selengkapnya

Rancangan APBN 2019 Disepakati, Ini Detailnya

11 Juli 2018

Rancangan APBN 2019 Disepakati, Ini Detailnya

Pemerintah dan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui asumsi makro di Rancangan APBN 2019 dan target pembangunan tahun depan.

Baca Selengkapnya

3 Komisi Belum Lapor ke Banggar, Pembahasan APBN 2018 Ditunda

23 Oktober 2017

3 Komisi Belum Lapor ke Banggar, Pembahasan APBN 2018 Ditunda

Badan Anggaran (Banggar) DPR menunda pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan DPR Sepakati Perubahan R-APBN 2018

4 Oktober 2017

Sri Mulyani dan DPR Sepakati Perubahan R-APBN 2018

Sri Mulyani menyatakan terdapat beberapa perubahan dalam RAPBN 2018 terutama asumsi dasar makro.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Chat 'Microsoft Teams' Sudah Bisa Diunduh di Android  

11 April 2017

Aplikasi Chat 'Microsoft Teams' Sudah Bisa Diunduh di Android  

Microsoft Teams adalah aplikasi grup chat canggih yang tersedia di Andorid atau iOS.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Kembalikan Duit Rp 1 Miliar, KPK: Sisanya Ditelusuri  

7 April 2017

Anggota DPR Kembalikan Duit Rp 1 Miliar, KPK: Sisanya Ditelusuri  

Duit Rp 1 miliar diduga ada kaitan dengan kasus korupsi di Direktorat Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi.

Baca Selengkapnya