Giam Siak Kecil-Bukit Batu, Cagar Biosfer Baru di Pulau Sumatera

Reporter

Editor

Rabu, 17 Juni 2009 21:06 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Cagar biosfer yang dimiliki Indonesia bertambah dengan diresmikannya Giam Siak Kecil-Bukit Batu, Riau, menjadi cagar biosfer pada 26 Mei 2009 di Korea Selatan. Penetapan kawasan yang terletak di antara Kabupaten Siak dan Bengkalis itu sebagai cagar biosfer melengkapi enam cagar biosfer Indonesia lainnya, yaitu cagar biosfer Gunung Leuser, Pulau Siberut, Cibodas, Tanjung Puting, Pulau Komodo, dan Lore Lindu.
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Endang Sukara, selaku Ketua Komite Nasional Program Man and the Biosphere (MAB)-UNESCO Indonesia, mengatakan, dengan cagar biosfer, masyarakat dapat ikut merasakan manfaat dari kekayaan alam hayati Indonesia sekaligus melestarikannya. "Dengan konsep pengelolaan kawasan konservasi yang baru ini, pembangunan ekonomi di kawasan itu juga ikut diperhatikan," katanya. "Sehingga perlu didukung penelitian yang tajam terhadap sumber daya alam di daerah itu."
Dengan ditetapkannya kawasan itu sebagai cagar biosfer, maka Giam Siak Kecil-Bukit Batu menjadi bagian World Network of Biosphere (WNBR) UNESCO yang terdiri dari 553 lokasi cagar biosfer di 107 negara pada 2009.
Inisiatif pembangunan cagar biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu itu berawal pada 2004, melibatkan Sinar Mas Forestry yang mengalokasikan sebagian area hutan produksinya seluas 72.255 hektare untuk tujuan konservasi secara permanen. Kawasan itu diubah menjadi koridor ekologi yang menggabungkan dua suaka margasatwa, Giam Siak Kecil dan Bukit Batu. Luas suaka margasatwa Giam Siak Kecil mencapai 84.967 hektare dan Bukit Batu, yang mencapai 21.500 hektare.
Cagar biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu dibagi menjadi tiga zonasi, yaitu zona inti (178.722 hektare), zona penyangga (222,425 hektare), dan zona transisi (304.123 hektare). Canecio Peralta Munoz, penasihat lingkungan dan stakeholder engagement Sinar Mas Forestry, mengatakan pihaknya tak akan mengutak-atik area hutan produksi yang telah diubah menjadi kawasan cagar biosfer, termasuk 35 persen area hutan mereka yang berada di zona inti.
Direktur Program Komite Nasional Program MAB LIPI Y. Purwanto menyatakan, bila dijalankan dengan benar, cagar biosfer ini dapat mencegah kebakaran hutan yang kerap terjadi di provinsi itu dan mengubah citra Riau, yang dikenal sebagai pengekspor asap. "Masalahnya apakah pengelolaan cagar biosfer ini dapat dilakukan secara benar," kata Purwanto."Semua pihak, baik pemerintah daerah sampai masyarakat harus ikut berperan menjaga dan memeliharanya."
TJANDRA DEWI

Berita terkait

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

4 Desember 2023

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

Tanggal 4 Desember 2023 hari apa? Hari besar yang diperingati berkaitan tentang perlindungan satwa liar dan TNI AD, ini penjelasan selengkapnya.

Baca Selengkapnya

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

11 Agustus 2023

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Inovasi bioteknologi untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati sudah sangat diperlukan.

Baca Selengkapnya

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

23 Desember 2022

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

Perempuan ternyata punya peran besar dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

1 Juni 2022

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

Tim SBI dan ULM didukung pemerintah daerah serta sektor lainnya berkomitmen mengembangkan wisata alam minat khusus Pulau Curiak.

Baca Selengkapnya

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

30 Maret 2022

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

Kehidupan terumbu karang sepanjang 500 kilometer di Great Barrier Reef tersebut mulai kehilangan warna.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

26 Maret 2022

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

Orchidarium Ranu Darungan dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata minat khusus, seperti penelitian anggrek dan flora lain serta pemantauan burung.

Baca Selengkapnya

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

12 Februari 2021

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

Hari Konservasi Alam Nasional digelar di Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang dan Pantai Lasiana di Kota Kupang, NTT.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

13 Oktober 2020

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

Pulau Siberut yang ada di Kepulauan Mentawai terancam karena eksploitasi hutan.

Baca Selengkapnya

Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

2 Juli 2020

Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

Gusti Wicaksono, wildlife photographer muda berbagi tips memotret hidupan alam liar. Gusti membicarakannya di acara Obrolan Online Tempo Institute.

Baca Selengkapnya