Identifikasi Ular Endemik di Sekitar Danau Towuti, Tim Peneliti Perlu Waktu 16 Tahun

Sabtu, 27 Januari 2024 17:09 WIB

Spesies ular air Hypsiscopus indonesiensis dari Danau Towuti, Sulawesi Selatan. (Dok.BRIN)

TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akhirnya bisa mengidentifikasi seekor ular endemik yang hidup di sekitar Danau Towuti, Sulawesi Selatan. Prosesnya memakan waktu selama 16 tahun. “Karena jumlah spesimen masih terbatas,” kata Amir Hamidy, peneliti di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN.

Spesies ular air yang baru diidentifikasi itu dinamakan Hypsiscopus indonesiensis. Temuan ini menambah ragam ular di Sulawesi menjadi 60 spesies. Dari siaran pers BRIN pada 24 Januari 2024, studi molekuler ular itu dilakukan tim peneliti BRIN bersama tim dari Institut Pertanian Bogor, Universitas Tanjungpura, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Ular Hypsiscopus indonesiensis itu bewarna abu-abu kecoklatan dengan bentuk ekor yang pipih. Masyarakat mengenalnya sebagai ular air ekor pipih. Reptil yang panjangnya kurang dari satu meter itu hidup di perairan tawar sambil memangsa ikan kecil, anak katak, dan kepiting.

Menurut Amir, spesimen ular ekor pipih sebanyak enam ekor pernah dikoleksi pada 2003. Baru setelah mendapat temuan spesimen baru yang segar dari Danau Towuti pada 2019, satwa melata itu diidentifikasi. Hasilnya kemudian dipublikasi lewat jurnal Treubia Volume 50 Nomor 1 Tahun 2023.

Sebanyak tiga daro empat jenis dari genus ular ini, kata dia, terdapat di Sulawesi. Sementara dua jenis di antaranya adalah endemik, yaitu Hypsiscopus indonesiensis di Danau Towuti dan Hypsiscopus matanensis di Danau Matano serta beberapa wilayah lain di Sulawesi. “Saat ini jumlah ular endemik di Sulawesi hampir mencapai 60 persen,” ujar Amir.

Advertising
Advertising

Perbandingannya di daerah lain, Sumatera memiliki 127 spesies ular, namun hanya 16 persen yang diketahui satwa endemik. Kalimantan punya 133 spesies ular dan yang tergolong endemik 23 persen. Adapun di Jawa dan Bali 110 spesies ular, hanya punya 6,4 yang endemik.

Amir yang juga Direktur Sekretariat Kewenangan Ilmiah Keanekaragaman Hayati (SKIKH) BRIN itu mengatakan, tingkat endemisitas yang tinggi dan kekayaan spesies yang relatif rendah kemungkinan besar terkait dengan periode isolasi Sulawesi yang lama dari Kepulauan Sunda Besar lainnya. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengevaluasi status taksonomi Hypsiscopus Sulawesi. “Karena keterbatasan spesimen berpotensi menyesatkan dalam studi morfologi,” ujarnya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

3 hari lalu

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

Kawasan Wallacea seluas 347 ribu kilometer persegi diisi 10 ribu spesies tumbuhan. Sebagian kecil dari jumlah tersebut sudah terancam punah.

Baca Selengkapnya

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

6 hari lalu

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

Keamanan bandara menggunakan Advanced Imaging Technology (AIT) untuk mendeteksi kejanggalan pada penumpang itu sebelum naik pesawat.

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

6 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

6 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

7 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

7 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

7 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

8 hari lalu

Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

Setidaknya ada 612 hewan endemik asal Indonesia dari berbagai jenis, seperti mamalia, burung, reptil, hingga amfibi. Berikut lima di antaranya.

Baca Selengkapnya

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

13 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

16 hari lalu

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.

Baca Selengkapnya