Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

Selasa, 20 Februari 2024 14:00 WIB

Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Bangsa serangga mungkin kini harus berjuang lebih keras untuk menemukan bunga. Penyebabnya, dugaan polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga.

"Dalam beberapa tahun ini, ada perhatian yang semakin besar terhadap 'polusi sensorik'," kata Jeff Riffell, profesor di Departemen Biologi, University of Washington, Seattle, Amerika Serikat

Kata Jeff, polusi itu, yang datang dari aktivitas manusia, "Dapat mengubah perilaku kehidupan liar dengan cara mengubah atau mengintroduksi stimulan baru."

Polusi bising, misalnya, telah ditunjukkan mempengaruhi kicauan burung dan mungkin berhubungan dengan semakin seringnya kejadian paus terdampar. Polusi cahaya, sementara itu, bisa mengacaukan sejumlah hewan migrasi, termasuk burung-burung dan penyu.

Tapi masih sedikit yang diketahui tentang bagaimana aktivitaas manusia telah berdampak kepada indera penciuman hewan-hewan. Ini yang melatari Riffell dan timnya meneliti apa saja efek polutan antropogenik pada hewan penyerbuk.

Advertising
Advertising

Mereka fokus kepada molekul radikal ozon dan nitrat, polutan-polutan yang tercipta dari interaksi antara emisi kendaraan bermotor dengan gas-gas di atmosfer. Keduanya juga dikenal bereaksi dengan senyawa-senyawa yang dilepaskan bunga, sehingga mengubah baunya.

Jeff dan timnya mengumpulkan senyawa-senyawa yang dilepaskan pale evening-primrose (Oenothera pallida), jenis bunga gurun yang ditemukan di Amerika Utara. Kedua polutan dibuktikan oleh tim mampu memecah senyawa aroma bunga primrose itu, dengan radikal nitrat melakukannya lebih parah.

Untuk mempelajari apakah perubahan ini mengubah perilaku hewan penyerbuk utama, para peneliti lalu bereksperimen dengan spesies ngengat elang, termasuk white-lined sphinx (Hyles lineata). Dipaparkan kepada jenis serangga itu bunga-bunga pale evening primrose yang melepaskan aroma alami dan yang telah dimanipulasi untuk melepaskan aroma yang sudah terdegradasi.

Hasilnya, bunga-bunga yang merilis aroma yang sudah tidak asli itu didapati dikunjungi 70 persen lebih sedikit. "Frekuensi kunjungan yang anjlok ini dapat mempengaruhi kesehatan bangsa ngengat elang," kata Rifell seperti yang juga dipaparkan dalam laporan penelitian yang terbit di Jurnal Science, 8 Februari 2024.

Dampaknya juga bisa menyasar ekosistem yang lebih luas. Para peneliti mengkalkulasi bahwa penurunan frekuensi kedatangan ngengat elang berkorelasi dengan pengurangan hingga sebesar 28 persen pada jumlah buah yang dihasilkan tanaman atau pohonnya.

Juga, menurut model yang dikembangkan tim peneliti itu, jarak ngengat elang bisa mengendus bunga-bunga telah surut dari sekitar dua kilometer era revolusi industri menjadi hanya beberapa ratus meter saja saat ini.

"Ini menambahkan alasan bahwa kita harus beralih ke sumber-sumber energi yang tidak melibatkan pembakaran," kata anggota tim peneliti, Joel Thornton, juga dari University of Washington.

Kimiawan yang juga profesor di Departemen Ilmu Atmosfer itu menambahkan, “Jika kita dapat mengurangi emisi nitrogen oksida, ini akan menjadi kemenangan untuk kaualitas udara dan juga pertanian dan ekosistem."


NEWSCIENTIST, SCIENCE

Pilihan Editor: Segini Perkiraan Biaya di Binus School, Sekolah Anak Artis Vincent Rompies yang Diduga Melakukan Bullying

Berita terkait

Makanan Bergizi yang Tak Menggugah Selera Padahal Luar Biasa buat Tubuh

4 hari lalu

Makanan Bergizi yang Tak Menggugah Selera Padahal Luar Biasa buat Tubuh

Makanan yang bisa bikin Anda bergidik seperti serangga justru diklaim sehat dan bergizi tinggi. Berikut makanan bergizi yang disarankan ahli diet.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

4 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

5 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

6 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

7 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

7 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

8 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

9 hari lalu

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

Berbagai serangga yang memberikan manfaat bagi manusia berupa produk yang bernilai komersial.

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

12 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

17 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya