Pembangunan Laboratorium Bawah Tanah Terdalam

Reporter

Editor

Kamis, 25 Juni 2009 21:40 WIB


TEMPO Interaktif, Sioux Falls -
-Jauh di bawah Black Hills di South Dakota, pekerja bangunan tengah membangun laboratorium sains bawah tanah terdalam di dunia. Laboratorium yang berada sekitar 1.500 meter di bawah permukaan tanah, atau setara dengan enam kali lipat tinggi gedung Empire State itu adalah tempat yang paling cocok bagi para ilmuwan untuk meneliti partikel misterius yang dikenal sebagai materi gelap.
Peletakan batu pertama laboratorium dilakukan Senin lalu, dan dihadiri oleh ilmuwan, politisi dan pejabat pemerintah. Laboratorium itu akan berdiri di bekas tambang emas yang pernah menjadi lokasi riset fisika yang meraih Hadiah Nobel.
Tempat itu dianggap amat ideal bagi eksperimen karena lokasinya yang terlindung dari sinar kosmis yang dapat mengganggu upaya pembuktian keberadaan materi gelap, suatu partikel yang dianggap membentuk seperempat dari massa alam semesta.
Rencananya, bagian terdalam laboratorium itu akan mencapai 2.440 meter di bawah permukaan. Sejumlah eksperimen geologi dan hidrologi awal telah dilakukan pada kedalaman 1500 meter. Para ilmuwan berharap dapat membangun dua laboratorium yang jauh lebih dalam, namun konstruksinya masih menunggu kucuran dana dari kongres Amerika.
"Fakta bahwa kami akan berada di dalam Gua Davis membuat kami kegirangan," kata Tom Shutt dari Case Western Reserve University di Cleveland. Gua yang menjadi bagian dari bekas tambang tua itu memang amat istimewa karena menjadi tempat fisikawan peraih Hadiah Nobel, Ray Davis Jr., mendemonstrasikan keberadaan partikel solar neutrinos pada 1960-an. Berkat temuan itu, Davis dan rekannya, John Bahcall, mermperoleh Hadiah Nobel bidang Fisika 2002.
Tambang emas Homestake itu telah ditutup pada 2001, setelah beroperasi selama 125 tahun. Pompa yang menjaga tambang tetap kering telah dimatikan sejak beberapa tahun lalu sehingga para pekerja harus mengeringkan tambang tua itu sebelum menyiapkannya sebagai tempat riset baru.
Sebelum laboratorium itu didirikan, para pekerja harus menstabilkan terowongan dan memasang infrastruktur baru. Laboratorium yang berada di kedalaman 1.500 meter pun belum terlihat seperti laboratorium yang sebenarnya. Lapisan film jingga masih menutupi dinding, lantai dan langit-langit serta puing yang ditinggalkan oleh para penambang.
Para ilmuwan berharap pembangunan dua laboratorium terdalam dapat dimulai pada 2012 dan bisa dioperasikan pada 2016. Proyek itu diperkirakan akan menelan biaya US$550 juta.
TJANDRA | AP

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya