Cokelat Hasil Penelitian BRIN Ini Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes

Kamis, 29 Februari 2024 12:56 WIB

Biji cokelat. REUTERS/Samsul Said

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ervika Rahayu Novita Herawati, meneliti dan mengembangkan tanaman kakao alias coklat (theobroma Cacao) yang aman bagi penderita diabetes.

‘’Mengkonsumsi cokelat juga dapat mengontrol gula darah dan melancarkan peredaran darah. Hal ini karena kandungan flavanol di dalam cokelat,’’ ucap Ervika melalui keterangan tertulis, Kamis, 29 Februari 2024.

Selain diminati karena rasanya, coklat juga bermanfaat untuk kesehatan. Ervika menyebut cokelat bisa mencegah penyakit jantung, kanker, dan menghambat penuaan dini. Kandungan senyawa flavonoid dalam cokelat memiliki aktivitas antioksidan.

Komoditas itu juga mengandung kalsium untuk penguatan tulang dan gigi, potassium untuk mengatur tekanan darah, serta magnesium untuk membantu penyerapan kalsium. Ada pula asam phenylethylamine yang dapat merangsang otak untuk mengeluarkan hormon endorfin dan serotonin. “Berfungsi sebagai penenang alami untuk relaksasi,’’ tuturnya.

Sejak 2014, Ervika dan Kelompok Riset Rekayasa Teknologi Protein Alternatif PRTPP berkolaborasi dengan Bank Indonesia Yogyakarta dan Dinas Pertanian Kabupaten Gunungkidul untuk meneliti tanaman cokelat. Kakao yang dipelajari berada di sekitar Gunung Api Purba sekitar Desa Nglanggeran, Kabupaten Gunungkidul. Sebelum disambangi tim BRIN, para petani cokelat di sana belum mengoptimalkan biji kakao untuk meningkatkan ekonomi.

Advertising
Advertising

Ervika menilai kualitas cokelat di Gunungkidul dapat bersaing dengan cokelat yang lain, asal pengolahannya benar. Pengolahan biji cokelat, menurut dia, tergolong kompleks dari hulu ke hilir.

Kandidat Doktor Fakultas Teknik Pertanian Universitas Gadjah Mada ini mengatakan proses pengolahan kakao sangat menentukan kualitas produk cokelat. “Sehingga pengolahan pascapanen harus dilakukan secara tepat.”

Ia mengatakan para petani hanya mengolah cokelat sampai pada produk biji kering dan langsung dijual ke pengepul. Belum semua petani menerapkan proses fermentasi dengan tepat. Padahal, tahap itu menentukan cita rasa yang berpengaruh pada kualitas produk akhir.

Meski alat pendukung dan pengetahuan petani lokal soal pengolahan biji cokelat masih terbatas, Ervika dan tim tetap memulai pendampingan berkonsep usaha kecil menengah (UKM) yang terbagi dalam tiga kluster. Ketiga kluster itu adalah pemetikan biji, pengolahan biji, serta versifikasi.

’Ketiganya harus saling terkait, Jika salah satu hasilnya kurang maksimal akan berpengaruh pada kualitas produknya,’’ ucapnya.

Kolaborasi BRIN dan petani cokelat Nglanggeran juga terkait pengembangan cokelat probiotik. Jenis cokelat yang digunakan untuk penelitian ini adalah dark cokelat. ‘’Dalam proses ini, ada penambahan bakteri asam laktat yang diformulasikan sedemikian rupa, serta menggunakan beberapa jenis gula yang aman untuk penderita diabetes,.”

Cokelat yang aman bagi penderita diabetes itu sudah melalui pengujian di lab, meliputi analisis fisik, analisis kimia, serta pengujian sensorik cita rasa. Uji sensorik dilakukan oleh beberapa panelis sebelum cokelat ini diproduksi lebih banyak.

Ada juga pengujian dengan hewan coba—sering diistilahkan sebagai in-vivo. Dari pengujian in-vivo yang memakai tikus, peneliti menemukan penurunan glukosa darah. Selanjutnya cokelat probiotik juga diuji ke manusia.

Dalam penelitian ini, tim BRIN juga melihat nilai indeks glikemik yaitu pola kenaikan glukosa darah responden ketika mengkonsumsi suatu makanan. Hasilnya, nilai indeks glikemik tercatat rendah pada cokelat probiotik. “Aman untuk dikonsumsi penderita diabetes,” kata Ervika.

Pilihan Editor: Sambut Final Fantasy VII: Rebirth, Apa Saja yang Perlu Kita Ketahui?

Berita terkait

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

5 jam lalu

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

6 jam lalu

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

Puncak aksi mahasiswa di Gejayan terjadi pada 8 Mei 1998 setelah salat Jumat. Moses Gatutkaca menjadi korban dengan luka parah. Siapa tanggung jawab?

Baca Selengkapnya

Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

7 jam lalu

Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

Tim peneliti di Telkom University mengembangkan sistem perangkat lunak dan alat pencatat meteran air bagi kalangan pelanggan perusahaan air minum.

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

23 jam lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

1 hari lalu

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

Pilkada 2024 akan dilaksanakan pada November 2024 di semua provinsi di seluruh Indonesia, kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

1 hari lalu

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

Selokan Van Der Wijck berperan penting menjamin irigasi di Sleman, Yigyakarta. Dibuat pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII berkuasa.

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

1 hari lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

1 hari lalu

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

2 hari lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

2 hari lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya