Dua Profesor Ekonomi dan Bisnis Universitas Prasetiya Mulya Dikukuhkan

Rabu, 6 Maret 2024 20:09 WIB

Universitas Prasetiya Mulya mengukuhkan dua orang profesor di bidang bisnis dan ekonomi pada Selasa, 5 Maret 2024, di Bumi Serpong Damai, Tangerang. Dok: Humas Universitas Prasetiya Mulya

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Prasetiya Mulya mengukuhkan dua orang profesor di bidang ekonomi dan bisnis. Sosok itu adalah Eliot Simangunsong dan Lukas Setia Atmaja. Pengukuhan berlangsung pada Selasa, 5 Maret 2024, di Bumi Serpong Damai, Tangerang.

Eliot Simangunsong, dalam orasi ilmiahnya menyampaikan soal Covid-19 mengubah lanskap rantai pasokan logistik. "Ada tiga periode penting yang mengubah industri rantai pasokan dan logistik, salah satunya adalah pandemi. Bisnis harus bisa beradaptasi dan menghadapi tantangannya," kata Eliot dari keterangan yang diterima Tempo.

Di hadapan mantan Menteri Perdagangan Maria Elka Pangestu dan pendiri lembaga kajian Central Strategic International Studies, Harry Tjan Silalahi, Eliot menyampaikan hasil penelitiannya ini. Menurut dia, konsep manajemen rantai pasokan, sangat penting di dunia bisnis untuk keberhasilan kinerja. Namun hal ini harus didukung pula oleh mitra, pemasok dan pelanggan.

Dalam orasi ilmiah ini pula, Eliot menjelaskan bahwa perusahaan harus mempertimbangkan biaya, manfaat serta risiko dari setiap strategi yang mereka pilih. Salah satu cara yang bisa dilakukan, kata Eliot, dengan pendekatan yang melibatkan integrasi aspek-aspek sosial dan lingkungan.

"Manajemen ketidakpastian sangat penting di era bisnis yang kompleks ini. Gangguan terhadap kinerja rantai pasokan harus benar-benar dipahami oleh pemangku kebijakan di suatu perusahaan," kata Eliot.

Advertising
Advertising

Sementara itu, Lukas Setia Atmaja juga menyampaikan orasi ilmiahnya dalam kata sambutan pengukuhan profesor itu. Ia membahas soal percepatan peningkatan literasi dan tata kelola pasar. Menurut Lukas, Indonesia diproyeksikan menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia pada 2024.

Kondisi ini, kata Lukas, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 sebagai negara maju yang memiliki kualitas unggul dan menguasai ilmu pengetahuan teknologi. "Salah satu indikator utama kesuksesan mencapai visi ini adalah sektor keuangan yang makin maju, dalam dan beragam," kata Lukas.

Lukas menyatakan, sudah menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, institusi pendidikan, institusi keuangan dan masyarakat, untuk melakukan edukasi keuangan secara sistematis dan masif. "Dengan meningkatnya literasi keuangan, minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal akan bertambah," ujar Lukas.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Daftar 7 Franchise dengan Modal Murah di Bawah Rp 10 Juta, Ada Es Teh Solo

56 menit lalu

Daftar 7 Franchise dengan Modal Murah di Bawah Rp 10 Juta, Ada Es Teh Solo

Bagi Anda yang ingin membuka bisnis dengan modal yang terbatas, sejumlah franchise murah di bawah Rp 10 juta berikut ini bisa jadi masuk pertimbangan.

Baca Selengkapnya

RUPS Tahunan Jasa Marga Sepakat Bagikan Dividen Rp 274,8 Miliar

5 jam lalu

RUPS Tahunan Jasa Marga Sepakat Bagikan Dividen Rp 274,8 Miliar

RUPS Tahunan Jasa Marga (Persero) Tbk. atau JSMR pada Rabu menyepakati pembagian dividen kepada para pemegang saham sebesar Rp 274,8 miliar.

Baca Selengkapnya

Kukuhkan 7 Profesor Bidang Ilmu-Ilmu Syariah, UIN Jakarta Jadi PTKIN dengan Guru Besar Terbanyak

5 jam lalu

Kukuhkan 7 Profesor Bidang Ilmu-Ilmu Syariah, UIN Jakarta Jadi PTKIN dengan Guru Besar Terbanyak

Guru besar yang baru dikukuhkan di UIN Jakarta diharapkan turut menjadi bagian penting pengembangan akademik kampus.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

1 hari lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

3 hari lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

3 hari lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

3 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

4 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya