Indonesia Dilaporkan Ekspor 1.400 Monyet Hasil Tangkapan Liar ke Amerika pada 2023

Senin, 11 Maret 2024 15:42 WIB

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya

TEMPO.CO, Jakarta - Action for Primates, sebuah proyek advokasi primata non-manusia yang berbasis di Inggris, menyerukan Amerika Serikat untuk berhenti mengimpor monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dari Indonesia.

Berdasarkan rilis yang disampaikan oleh Action for Primates terungkap bahwa 1.402 monyet ekor panjang yang ditangkap dari alam liar di Indonesia diimpor oleh industri penelitian dan pengujian AS selama tahun 2023. "Informasi tersebut terungkap menyusul permintaan Kebebasan Informasi yang diajukan kepada otoritas AS, yang mengungkapkan hal itu pada tahun 2023," tulis rilis Action for Primates yang dikutip Tempo, Senin, 11 Maret 2024.

Rincian data impor yang dilakukan Amerika Serikat, yakni 322 individu pada tanggal 17 Mei, 540 ekor pada tanggal 31 Mei dan 540 ekor pada tanggal 27 Desember. Semuanya ditangkap di alam liar. "Jumlah ini meningkat hampir 40 persen sejak tahun 2022, ketika AS mengimpor 870 ekor monyet ekor panjang hasil tangkapan liar dan 120 ekor kera ekor panjang hasil penangkaran," tulis rilis Action for Primates.

Pada tahun 2021, pemerintah Indonesia sempat mengizinkan penangkapan dan ekspor kera ekor panjang liar untuk dilanjutkan. Hal ini terjadi meskipun ada kekhawatiran global yang meluas mengenai tindakan tidak berperikemanusiaan dalam menjebak monyet liar dan meningkatnya kesadaran akan kerentanan status konservasi spesies ini.

Sejak dimulainya kembali penangkapan di alam liar, status konservasi kera ekor panjang ditingkatkan menjadi terancam punah dengan tren penurunan populasi berdasarkan daftar merah Spesies Terancam Punah dari International Union for the Conservation of Nature (IUCN)

Advertising
Advertising

Action for Primates sebelumnya telah merilis rekaman video mengerikan tentang penangkapan kera ekor panjang liar di Indonesia yang memberikan bukti kuat tentang kekejaman para penjebak serta penderitaan dan kesusahan yang dialami monyet-monyet tersebut.

Action for Primates menyebutkan hal ini mencakup metode penangkapan yang brutal, pemisahan paksa bayi yang sedang menyusui dari ibunya, serta pemukulan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang tidak diinginkan. Perlakuan tidak manusiawi tersebut jelas merupakan pelanggaran terhadap pedoman kesejahteraan hewan internasional.

Sarah Kite, salah satu pendiri Action for Primates, menyatakan Action for Primates mendesak pemerintah Indonesia untuk mengakhiri penangkapan, pembiakan dan ekspor monyet untuk industri penelitian dan pengujian, dan untuk memberikan perlindungan kepada populasi monyet ekor panjang asli.

"Kami juga menyerukan kepada pemerintah AS untuk menjauhkan diri dari kekejaman ekstrem ini dengan melarang semua impor monyet dari Indonesia," kata Sarah melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo, Senin, 11 Maret 2024.

Sarah mengatakan monyet ekor panjang adalah hewan asli Indonesia, yang merupakan bagian dari ekosistem, sehingga berkontribusi terhadap keanekaragaman hayati yang unik di negara ini. Namun spesies ini tidak dilindungi undang-undang Indonesia, sehingga penangkapan dan ekspor untuk industri penelitian dan pengujian global merupakan ancaman bagi populasinya. Selain itu, kata dia, perburuan dilakukan untuk konsumsi, hewan peliharaan untuk kegiatan pariwisata dan hiburan.

Jika merujuk pada Keputusan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Nomor: SK 1/KSDAE/KKHSG/KSA.2/1/2023 Tentang Kouta Pengambilan Tumbuhan Alam dan Penangkapan Satwa Liar Periode 2023 tidak tercantum kouta untuk ekspor monyet ekor panjang.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Ahli Ungkap Beberapa Pemicu Sakit Kepala Saat Suhu Panas

13 hari lalu

Ahli Ungkap Beberapa Pemicu Sakit Kepala Saat Suhu Panas

Ada perubahan lingkungan dan gaya hidup lain yang terjadi selama musim panas yang juga menyebabkan berbagai jenis sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Mirip Nama pada Manusia, Monyet Marmoset Punya Panggilan Berbeda untuk Setiap Anggota Keluarganya

13 hari lalu

Mirip Nama pada Manusia, Monyet Marmoset Punya Panggilan Berbeda untuk Setiap Anggota Keluarganya

Temuan itu menjadikan monyet marmoset primata non-manusia yang pertama diketahui memiliki panggilan unik kepada sesamanya.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Soekarno-Hatta dan BKSDA Gagalkan Penyelundupan Primata Langka Sumatera ke Dubai

14 hari lalu

Bea Cukai Soekarno-Hatta dan BKSDA Gagalkan Penyelundupan Primata Langka Sumatera ke Dubai

Bea Cukai Soekarno-Hatta , BKSDA Jakarta dan Balai Karantina menggagalkan upaya penyelundupan primata langka ke Dubai.

Baca Selengkapnya

7 Aktivitas yang Membuat Orang Bahagia

14 hari lalu

7 Aktivitas yang Membuat Orang Bahagia

Bahagia bisa hadir melalui aktivitas yang dilakukan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Penelitian BRIN Ungkap Potensi Logam Tanah Jarang di Kepulauan Bangka Belitung

21 hari lalu

Penelitian BRIN Ungkap Potensi Logam Tanah Jarang di Kepulauan Bangka Belitung

Logam tanah jarang merupakan kelompok 17 elemen yang sangat penting dalam teknologi modern.

Baca Selengkapnya

Studi: Penuaan Manusia Meningkat Drastis pada Usia 44 dan 60 Tahun

24 hari lalu

Studi: Penuaan Manusia Meningkat Drastis pada Usia 44 dan 60 Tahun

Studi penuaan ini berfokus pada pelacakan usia biologis, yang merujuk pada perubahan yang terjadi dalam tubuh sepanjang hidup.

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Kerja Sama Pengadaan Kendaraan Listrik

34 hari lalu

Australia dan Indonesia Kerja Sama Pengadaan Kendaraan Listrik

Pejabat dari Indonesia dan Australia menggelar rapat pertama di Canberra untuk membahas mekanisme kolaborasi Kendaraan Listrik

Baca Selengkapnya

Dosen UPNVJ Bantah Pemalsuan Informasi pada Jurnal, Hanya Maladministrasi

49 hari lalu

Dosen UPNVJ Bantah Pemalsuan Informasi pada Jurnal, Hanya Maladministrasi

Komisi Etik Penelitian UPNVJ memberikan sanksi pada salah satu jurnal Internasional. Enam staf pengajar termasuk rektor dinilai melanggar etik berat.

Baca Selengkapnya

Dapat Sanksi Etik, Dosen UPNVJ Beberkan Alasan Pemalsuan Informasi Jurnal

50 hari lalu

Dapat Sanksi Etik, Dosen UPNVJ Beberkan Alasan Pemalsuan Informasi Jurnal

Komisi Etik Penelitian UPNVJ memberikan sanksi ethical clearence pada enam staf pengajar, termasuk Rektor UPN VJ Anter Venus.

Baca Selengkapnya

Pakar Sarankan Pakai Baju Merah ke Bandara, Kenapa?

10 Juli 2024

Pakar Sarankan Pakai Baju Merah ke Bandara, Kenapa?

Staf maskapai penerbangan di bandara mungkin secara tidak sadar menganggap penumpang berbaju merah lebih penting atau berstatus lebih tinggi.

Baca Selengkapnya