Kualitas Udara Jakarta Masuk Urutan 10 Terburuk di Dunia pada Awal Libur Panjang Nyepi

Reporter

Antara

Senin, 11 Maret 2024 18:16 WIB

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra

TEMPO.CO, Jakarta - Kualitas udara di Jakarta pada libur panjang akhir pekan kemarin tidak menyehatkan kelompok sensitif. Kondisi itu membuat Jakarta masuk dalam urutan sepuluh besar kota dengan kualitas udara terburuk di dunia versi IQAir, situs pemantau kualitas udara.

Berdasarkan data IQAir pada Ahad pagi pukul 06.30 WIB, 10 Maret 2024, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di urutan ke-10 dengan angka 155.Dikutip dari Antara, angka itu tergolong dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM (particulate meter) 2,5 dan nilai konsentrasi 62,8 mikrogram per meter kubik.

Dengan nilai tersebut, kualitas udara Jakarta dianggap dapat merugikan manusia maupun kelompok hewan yang sensitif. Kerusakannya pun bisa meluas ke tumbuhan. Dua kota di India, yaitu Kolkata dan Delhi, masuk dalam urutan tiga teratas daftar kota dengan kualitas udara terburuk.

Bila mendapat kategori baik, tingkat kualitas udara memiliki rentang PM2,5 sebesar 0-50. Situs IQAir pada Senin pukul 18.00 WIB, 11 Maret 2024, menunjukkan kualitas udara Jakarta membaik dengan AQI 50.

Pada kategori sedang, rentang PM2,5 berkisar 51-100, artinya kualitas udara tidak berefek pada manusia dan hewan, namun mempengaruhi tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika.

Advertising
Advertising

Pada kategori sangat tidak sehat, rentang PM2,5 mencapai 200-299 dan paparannya dapat mempengaruhi sejumlah segmen populasi. Kategori yang berbahaya adalah rentang PM 300-500 atau yang bisa merugikan kesehatan untuk semua populasi.

Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, sempat menjanjikan pemerintah tetap menggencarkan pemasangan generator bertekanan tinggi untuk menyemprotkan butiran air atau water mist generator ke udara, sekalipun saat musim hujan.

"Tidak ada perubahan penanganan polusi. Tahun depan kan masih ada berulang musim panas," kata Heru di Balai Kota DKI, Jakarta, pada November 2023.

Pemasangan water mist generator menjadi salah satu upaya Pemerintah DKI Jakarta untuk menekan polusi udara. Menurut Heru, seharusnya pemasangan alat itu terus ditambah sebagai persiapan menghadapi musim kemarau di masa mendatang.

Pilihan Editor: Mengenal Autopilot yang Selamatkan Penumpang Batik Air Ketika Pilot dan Kopilot Tertidur

Berita terkait

Jakarta Diperkirakan Cerah Berawan Rabu Pagi hingga Sore, kecuali Jakarta Selatan dan Timur

1 hari lalu

Jakarta Diperkirakan Cerah Berawan Rabu Pagi hingga Sore, kecuali Jakarta Selatan dan Timur

Cuaca diperkirakan masih cerah berawan pada siang hari, kecuali Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Kembali Aktif Ngonten di Akun YouTube Pribadinya, Apa Saja yang Dibicarakan Ahok?

2 hari lalu

Kembali Aktif Ngonten di Akun YouTube Pribadinya, Apa Saja yang Dibicarakan Ahok?

Ahok kembali aktif di akun YouTube pribadinya dengan membuat konten yang membahas permasalah di Jakarta hingga sosok pemimpin yang ideal.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Jakarta Diprakirakan Berawan, Hujan Ringan Malam Hari

2 hari lalu

Mayoritas Jakarta Diprakirakan Berawan, Hujan Ringan Malam Hari

Seluruh wilayah DKI Jakarta diprakirakan cerah berawan pada pagi harinya dan sebagian besar berawan pada siang hari.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

4 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

5 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

6 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

7 hari lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

7 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

7 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

8 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya