Tahukah TOA Bukan Nama Benda, Lantas dari Mana Asal Sebutan untuk Pengeras Suara Ini?

Selasa, 12 Maret 2024 18:25 WIB

Ilustrasi toa masjid. Twitter

TEMPO.CO, Jakarta - Aturan penggunaan pengeras suara alias toa masjid dan musala kembali menjadi perhatian hari-hari ini. Menteri Agama atau Menag Yaqut Cholil Qoumas mengimbau agar pelaksanaan Salat Tarawih, ceramah, dan tadarus Al-Qur’an di masjid dan musala selama Ramadan 1444 Hijriah menggunakan pengeras suara dalam.

Imbauan itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Menag Nomor 1 Tahun 2024 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi. Aturan tersebut berdasar pada SE Menag Nomor 5 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala.

Membahas soal pengeras suara, banyak kalangan yang menyebutnya dengan nama Toa. Sama seperti kasus pasta gigi yang mana masyarakat menyebutnya Odol, lalu air mineral disebut Aqua, detergen disebut Rinso, hingga pompa air disebut Sanyo, Toa sebenarnya juga adalah nama merek dagang dan asma perusahaan asal Jepang, TOA Corporation.

Perusahaan ini boleh dibilang sebagai pemasok pertama pengeras suara berbentuk corong ke Indonesia, yakni pada akhir 1960-an. Pemasoknya adalah PT Galva milik Uripto Widjaja, pengusaha keturunan Tionghoa asal Bangka. Seiring berjalannya waktu, merek Toa kemudian digunakan sebagai nama untuk menyebut alat pengeras suara di Indonesia.

Profil Perusahaan TOA Corporation

Advertising
Advertising

TOA Corporation didirikan pada 1 September 1934 oleh Tsunetaro Nakatani dengan nama Toa Electric Manufacturing Company. Perusahaan produsen perangkat teknologi komunikasi ini berkantor pusat di Minatojima-Nakamachi, Chuo-ku, Kobe, Jepang. Namanya menjadi TOA Corporation sejak 20 April 1949 setelah bangkit dari kehancuran akibat Perang Dunia Kedua.

Ya, perusahaan TOA merupakan bisnis lintas sejarah yang turut mengalami masa di mana Jepang luluh lantak akibat bombardir Amerika Serikat dan Sekutu. Setelah hancur akibat perang pada 1945, pabrik TOA sempat dipindahkan ke Tokushima. Perusahaan ini kembali ke Kobe pada 1947 dengan menempati Rumah Sakit Kobe sebelum kemudian ganti nama pada 1949 tersebut.

Siapa menyana, perusahaan yang kini menjadi trademark speaker corong paling terkenal ini dulunya mencoba bangkit dengan bermodalkan 500 ribu yen dan 12 pekerja. Untungnya inovasi membawa berkah. Pada 1954, TOA memproduksi megafon listrik pertama di dunia. Perangkat mereka andil di 31 lokasi dalam perhelatan Olimpiade Musim Panas 1964 di Jepang.

Pada 1970-an, TOA Corporation melebarkan sayapnya ke mancanegara seperti Jerman, Amerika Serikat, Inggris, Afrika Selatan, Taiwan, Kanada, dan Indonesia. Masa-masa berikutnya, perusahaan terus berinovasi dengan memproduksi amplifier nirkabel, mikrofon, pengeras suara, sistem CCTV, sistem karaoke, dan sistem telekonferensi. Perusahaan ini lalu mendapat sertifikat ISO pada 1992.

Di Indonesia, TOA Corporation memiliki pabrik dengan nama PT TOA Galva yang dulunya merupakan PT Galva milik Uripto Widjaja tersebut. Asimilasi itu bermula pada 1960-an, di mana Galva tertarik menjadi agen distribusi produk TOA Corporation. Setelah itu, pada 1975, Galva akhirnya membangun pabrik sendiri di Cimanggis, Depok dengan sokongan dari pihak TOA.

HENDRIK KHOIRUL MUHID | INTAN SETIAWANTY

Pilihan Editor: Pengeras Suara Masjid dan Musala Jadi Perhatian Menag Yaqut Cholil Qoumas Beberapa Tahun Terakhir

Berita terkait

Rumah Kosong di Jepang Cetak Rekor Baru, Tembus 9 Juta Unit

1 jam lalu

Rumah Kosong di Jepang Cetak Rekor Baru, Tembus 9 Juta Unit

Jepang mencatat rekor baru rumah kosong sebanyak 9 juta unit. Angka kelahiran yang rendah menjadi pemicu banyaknya rumah kosong.

Baca Selengkapnya

USAID dan Kementerian Agama Bikin Acara Global Santri Fest

3 jam lalu

USAID dan Kementerian Agama Bikin Acara Global Santri Fest

USAID bekerja sama dengan Kementerian Agama RI mengadakan yang ditujukan memberikan informasi praktis bagi para santri soal beasiswa di Amerika Serika

Baca Selengkapnya

Tak Urus Sertifikasi Halal Sampai Oktober Mendatang, Pelaku Usaha Bisa Dapat Larangan Izin Edar

17 jam lalu

Tak Urus Sertifikasi Halal Sampai Oktober Mendatang, Pelaku Usaha Bisa Dapat Larangan Izin Edar

Kementerian Agama tengah menggodok pemberian sanksi untuk pelaku usaha yang belum melakukan sertifikasi halal. LPPOM MUI gencar fasilitas sertifikasi

Baca Selengkapnya

Menag Yaqut Ingatkan Jemaah Haji Antisipasi Cuaca Panas di Arab Saudi: Bisa Capai 50 Derajat

1 hari lalu

Menag Yaqut Ingatkan Jemaah Haji Antisipasi Cuaca Panas di Arab Saudi: Bisa Capai 50 Derajat

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mengimbau jemaah haji menjaga kesehatan untuk mengantisipasi cuaca panas di Arab Saudi.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Rp4,7 Miliar untuk Bantu Dukung Rehabilitasi dan Reintegrasi Sosial Narapidana Teroris di Nusakambangan

1 hari lalu

Jepang Kucurkan Rp4,7 Miliar untuk Bantu Dukung Rehabilitasi dan Reintegrasi Sosial Narapidana Teroris di Nusakambangan

Jepang berharap bisa memperkuat dukungan rehabilitasi yang tepat bagi para narapidana terorisme di Lapas Nusakambangan.

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

1 hari lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

3 hari lalu

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

3 hari lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

4 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya