Hasil Studi Ini Sebut Daging Ular Piton Paling Lestari Dibandingkan Ternak Lain

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 19 Maret 2024 03:30 WIB

Pekerja di peternakan Ular piton yang membudidayakan ular untuk diambil dagingnya di Asia Tenggara. Newscientist/Dan Natusch

TEMPO.CO, Jakarta - Daging apa yang paling lestari? Menurut sebuah studi peternakan di Thailand dan Vietnam yang membudidayakan ular untuk diambil dagingnya, jawabannya mungkin piton atau sanca.

Soal efisiensi mengubah makanan menjadi daging, kata pakar ekologi, biologi evolusioner, dan manajemen satwa liar dari perusahaan konsultan EPIC Biodiversity, Daniel Natusch, bangsa ular adalah yang tertinggi. "Tak ada spesies satwa lainnya yang pernah dipelajari hingga kini yang memiliki tingkat produksi yang sama dengan piton."

Ular telah lama diternakkan dalam skala kecil untuk mendapatkan produk spesialis, seperti bisa. Baru belakangan mereka mulai dimanfaatkan pula untuk dagingnya.

Natusch dkk mengukur pertumbuhan dari hampir 5000 piton jenis Malayopython reticulatus (sanca kembang) dan Python bivittatus (sanca Burma) selama setahun. Pengukuran termasuk terhadap apa yang dimakan ular-ular itu, plus berat karkas yang minus kulit, organ dalam, kepala, dan ekor (dressed carcass).

Angkanya lalu dibandingkan dengan data eksisting satwa lain. Hasilnya, menurut studi yang hasil-hasilnya telah dipublikasi dalam jurnal Nature 14 Maret lalu itu, berat kering makanan ular piton 1,2 kali dari dressed carcass-nya. Bandingkan dengan 1,5 kali untuk salmon; 2,1 untuk jangkrik: 2,8 untuk unggas, 6 untuk babi, dan 10 untuk sapi.

Advertising
Advertising

Berat kering protein dalam pakan ular 2,4 kali protein yang terkandung dalam karkas-nya. Bandingkan dengan 3 untuk salmmon, 10 untuk jangkrik, 21 untuk unggas, 38 untuk babi, dan 83 untuk sapi.

Meski begitu, Kajsa Resare Sahlin dari Stockholm Resilience Centre, Stockholm University, Swedia, berpendapat bahwa mengkalkulasi berapa banyak makanan diubah menjadi daging harus hati-hati. Menurut mahasiswa program doktoral ini, penting untuk ikut memperhitungkan jenis protein apa yang disantap satwa-satwa itu dan dari mana sumbernya.

Menurut Resare Shalin, satu hal kunci yang hilang dari studi perbandingan Natusch dkk adalah fakta bahwa sebagai hewan karnivora, bangsa ular memakan hewan pemakan tumbuhan, yang mana hewan peternakan lain memiliki makanan kebanyakan dari tanaman. Jika total berat tanaman yang dibutuhkan per kilogram karkas saling diperbandingakn, kata Resare, ular mungkin tidak terlihat se-efisien yang dikira.

Ditanyakan itu, Natusch mengatakan apa yang membuat daging ular lestari bukan efisiensi konversi makanan jadi daging. Tapi, fakta kalau ular memakan daging limbah, seperti tikus hama dan bayi babi yang lahir mati. Mereka diolah menjadi sosis yang diberikan kepada ular.

"Hewan ternak yang diberikan protein tumbuhan yang bersumber dari sebuah kebun monokultur di mana sebuah habitat alami pernah ada di sana...jauh lebih tidak lestari daripada menangkapi hama tikus atau menggunakan protein terbuang untuk memberi makan piton," tutur Natusch.

Untuk alasan itu, Natusch yakin daging ular lebih lestari daripada banyak makanan berbasis tumbuhan. "Untuk para vegan, menurut pengalaman saya, akan ada lebih banyak satwa menderita akibat menumbangkan atau membuat tanaman rebah ke tanah setiap tahunnya daripada yang mati dimakan ular piton."

Jika ular-ular diberi makan limbah yang tak digunakan lagi untuk tujuan lain, Resare Sahlin mengatakan, ini akan menjadi sebuah penggunaan sumber daya yang efisien. Tapi tikus liar merujuk ke sejumlah spesies.

"Jika ini adalah tikus, maka dalam jangka pendek ini bisa menguntungan untuk menggunakan mereka, tapi jika seluruh industri menggunakannya sebagai sebuah sumber pakan, ini akan menciptakan disinsentif untuk upaya mengendalikan 'problem tikus'.

"Dan implikasi untuk komunitas lokal bisa luas," kata dia.

NEWSCIENTIST, NATURE

Pilihan Editor: Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza, Sebut Jika Perang Berakhir Besok Sekalipun Dampaknya Akan Diderita Satu Dekade ke Depan

Berita terkait

Kucing Oren Ini jadi Selebritas di Bandara Suvarnabhumi Thailand, Punya Fan Page Sendiri

1 hari lalu

Kucing Oren Ini jadi Selebritas di Bandara Suvarnabhumi Thailand, Punya Fan Page Sendiri

Kucing oren bernama Nurang itu sering ditemukan wara-wiri di Bandara Suvarnabhumi Thailand. Dia jadi populer sejak videonya viral di media sosial.

Baca Selengkapnya

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

2 hari lalu

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

Cuc Phuong di Veitnam merupakan taman nasional tertua dan terbesar di Vietnam, banyak hal yang ditawarkan kepada wisatawan.

Baca Selengkapnya

Bandara Suvarnabhumi Thailand Targetkan Masuk Peringkat Teratas Dunia pada 2025

2 hari lalu

Bandara Suvarnabhumi Thailand Targetkan Masuk Peringkat Teratas Dunia pada 2025

Setahun ini, pengembangan Bandara Suvarnabhumi fokus peningkatan layanan penumpang dan mengurangi waktu tunggu di pos imigrasi dan pemeriksaan bagasi.

Baca Selengkapnya

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

3 hari lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

4 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

Kapal asing Vietnam ditangkap di Laut Natuna. Mengeruk ikan-ikan kecil untuk produksi saus kecap ikan.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

4 hari lalu

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

Dua Kapal Ikan Asing berbendera Vietnam sempat hendak kabur sehingga petugas harus mengeluarkan tembakan peringatan.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

5 hari lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

6 hari lalu

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

Keamanan bandara menggunakan Advanced Imaging Technology (AIT) untuk mendeteksi kejanggalan pada penumpang itu sebelum naik pesawat.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

6 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya