Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

Selasa, 19 Maret 2024 04:19 WIB

Pekerja menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis 15 Februari 2024. Pembangunan PLTS tersebut untuk fase pertama sebesar 10 megawatt (MW) dari total kapasitas 50 MW yang akan menyuplai energi terbarukan untuk IKN dan akan beroperasi pada 29 Pebruari 2024. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan iklim dan pemanasan global diprediksi akan berdampak parah di Pulau Kalimantan. Hasil studi permodelan yang dilakukan Peneliti Klimatologi pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, menyimpulkan wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat berpotensi mengalami kekeringan ekstrem hingga 2033. Erma menilai hasil kajian ini perlu mendapatkan perhatian karena Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara juga berada wilayah tersebut.

"Karena IKN di Kalimantan Timur akan menjadi pusat pemerintahan, risiko mengeringnya suhu dan udara di sana sangat berpengaruh dan tentunya berbahaya," kata Erma kepada kepada Tempo, Jumat, 15 Maret 2024.

Sebelumnya, kajian Erma dipresentasikan dalam Seminar Nasional yang digelar di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat, pada 10 Maret lalu. Dalam paparan bertajuk "Early Detection and Prediction of Borneo Vertex and Air Pollution Over Kalimantan", Erma menunjukkan data tahunan temperatur global yang terus berada di atas variabilitas iklim alaminya sejak 1980.

Yang terbaru, data satelit dan reanalisis mencatat bahwa temperatur global pada September 2023 telah mencapai 1,76 derajat celcius—terhitung sejak pra-Revolusi Industri. Kenaikan suhu bumi setinggi ini terjadi lebih cepat satu dekade dibandingkan proyeksi awal semua permodelan Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim PBB (IPCC) yang memperkirakan kenaikan suhu bumi 1,5 derajat celcius pada Desember 2034.

Kondisi ini dinilai mengkhawatirkan. Pemanasan global dengan kenaikan temperatur 1,5 derajat celcius saja bisa menyebabkan sebanyak 14 persen populasi dunia terpapar suhu panas ekstrem setidaknya sekali dalam lima tahun. Permukaan air laut juga bakal terus naik. Pada akhirnya pemanasan global akan memicu hilangnya sejumlah spesies penting, menyusutnya lahan pertanian, serta menurunnya produktivitas kelautan dan perikanan .

Advertising
Advertising

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Erma Yulihastin saat ditemui seusai acara Media Lounge Discussion perihal cuaca ekstrem, Rabu 31 Januari 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi

Erma menjelaskan, perilaku manusia berperan besar terhadap meningkatnya ancaman krisis iklim ini. Kegiatan manusia yang melepaskan karbon dioksida (CO2) ke atmosfer membuat komposisi kimia di troposfer memanas. Bumi pun menjadi lebih panas sehingga memicu beragam bencana dan permasalahan iklim di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Khusus di Kalimantan, Erma mengatakan, studi menunjukkan bahwa suhu dan udara di sebagian wilayah pulau ini semakin kering pada periode 1991-2020, terutama di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Mengeringnya suhu dan udara diprediksi akan meluas hingga ke wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur pada 2021-2050.

Hal yang mengkhawatirkan, data curah hujan harian juga menunjukkan deret hari tanpa hujan di wilayah Pulau Kalimantan juga semakin panjang dan luas pada kurun waktu 1991-2020. Sebagian wilayah di Kalimantan Timur terdeteksi mengalami hari tanpa hujan terpanjang selama 20-60 hari. Indeks bencana kekeringan (Drought Hazard Index/DHI) di sebagian besar wilayah Kalimantan, termasuk Kalimantan Timur, juga berada di level moderat, tinggi, dan sangat tinggi.

Dari semua analisis data dan permodelan tersebut, dalam jangka panjang atau hingga 2050 mendatang, kekerinan ekstrem berpotensi terjadi di Kalimantan Timur. Kekeringan ekstrem juga berpotensi terjadi di wilayah ini dalam jangka pendek hingga 2033. "Ini yang harus dipikirkan dan dipertimbangkan, dalam konteks perubahan iklim di Kalimantan Timur cenderung mengalami kekeringan untuk segi udara dan suhunya," kata Erma. "Risiko kehilangan pasokan air di kawasan itu sangat berpotensi terjadi."

Erma merekomendasikan dibuatnya kebijakan membatasi pembukaan lahan pertanian atau perkebunan secara luas, membatasi alih fungsi lahan kehutanan menjadi area peruntukan lain, serta membatasi perizinan operasional pertambangan batu bara yang dapat memicu peningkatan titik panas atau hotspot. "Untuk menjaga agar laju emisi gas karbon dioksida di atmosfer dapat dikendalikan," tulis Erma dalam dokumen paparannya.

Berita terkait

Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

4 jam lalu

Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

Deklarasi Ganjar menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo bisa jadi merupakan penegasan arah politik PDIP.

Baca Selengkapnya

Para Ilmuwan Gambarkan Situasi Dunia Bila Suhu Global Menembus Batas 1,5 Derajat Celcius

4 jam lalu

Para Ilmuwan Gambarkan Situasi Dunia Bila Suhu Global Menembus Batas 1,5 Derajat Celcius

Survei besutan The Guardian menggambarkan pandangan para ahli mengenai situasi distopia akibat efek pemanasan global. Bencana iklim mendekat.

Baca Selengkapnya

Cukup Bawa Koper, Seperti Apa Hunian untuk ASN di Ibu Kota Nusantara?

6 jam lalu

Cukup Bawa Koper, Seperti Apa Hunian untuk ASN di Ibu Kota Nusantara?

Hunian ASN di Ibu Kota Nusantara (IKN) dilengkapi dengan berbagai macam perabotan dan menggunakan sistem smart home.

Baca Selengkapnya

36 Rumah Dinas Menteri di IKN: Material Lokal, Pakai Sistem Smart Home

10 jam lalu

36 Rumah Dinas Menteri di IKN: Material Lokal, Pakai Sistem Smart Home

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut pembangunan 36 Rumah Tapak Jabatan Menteri (RTJM) di Ibu Kota Nusantara atau IKN sudah mencapai 87 persen

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ombudsman Buka Suara Kasus Penipuan Deposito BTN

11 jam lalu

Terkini: Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ombudsman Buka Suara Kasus Penipuan Deposito BTN

Staf Khusus Menteri Keuangan mengatakan Jokowi sudah memerintahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berkomunikasi dengan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

13 jam lalu

Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

Tim peneliti di Telkom University mengembangkan sistem perangkat lunak dan alat pencatat meteran air bagi kalangan pelanggan perusahaan air minum.

Baca Selengkapnya

Lapangan Upacara 17 Agustus di IKN Rumputnya Berstandar FIFA

13 jam lalu

Lapangan Upacara 17 Agustus di IKN Rumputnya Berstandar FIFA

Selain menargetkan upacara HUT Kemerdekaan di IKN, Jokowi berencana mulai berkantor di ibu kota baru mulai Juli mandating

Baca Selengkapnya

Bertemu Pemerintah Belanda, AMAN Kaltim Minta Pastikan Komitmen Lindungi Masyarakat Adat sebelum Investasi di IKN

15 jam lalu

Bertemu Pemerintah Belanda, AMAN Kaltim Minta Pastikan Komitmen Lindungi Masyarakat Adat sebelum Investasi di IKN

AMAN Kaltim meminta pemerintah Belanda memastikan komitmen pemerintah Indonesia melindungi masyarakat adat sebelum berinvestasi di proyek IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

OIKN Sebut Akan Sosialisasi Ulang ke Warga Sepaku Sekaligus Pengecekan Sertifikat tanah

15 jam lalu

OIKN Sebut Akan Sosialisasi Ulang ke Warga Sepaku Sekaligus Pengecekan Sertifikat tanah

OIKN akan melakukan sosialisasi ulang kepada masyarakat Sepaku sekaligus mengecek sertifikat tanah.

Baca Selengkapnya

Pemerintah akan Tenderkan Operator Jalan Tol IKN

19 jam lalu

Pemerintah akan Tenderkan Operator Jalan Tol IKN

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pengelola operator Jalan Tol IKN akan ditentukan melalui tender.

Baca Selengkapnya