Gunung Padang dan Klaim Piramida Tertua yang Lampaui Giza di Mesir

Reporter

Andika Dwi

Sabtu, 23 Maret 2024 04:00 WIB

Tim peneliti kembali melakukan penelitian dengan sistem georadar di Situs Gunung Padang Cianjur, Jawa Barat, Selasa (17/7) dan Rabu (18/7). TEMPO/Deden Abdul Aziz

TEMPO.CO, Jakarta - Situs Gunung Padang adalah situs prasejarah peninggalan zaman Megalitikum. Situs yang dilaporkan pertama kali oleh Nicolaas Johannes Krom dalam tulisannya yang bertajuk Rapporten Oudheidkundige Dienst (Buletin Dinas Kepurbakalaan) pada 1914 itu bukanlah gunung aktif, tetapi lebih tepat disebut sebagai sebuah bukit.

Situs Gunung Padang tercatat sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara. Berada di ketinggian sekitar 885 meter di atas permukaan laut (mdpl), situs itu memiliki kompleks utama dengan luas sekitar 900 meter persegi dan luas total areal sekitar 3 hektare. Lantas, benarkah Situs Gunung Padang adalah piramida tertua di dunia yang diketahui saat ini?

Pakar paleotsunami dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Danny Hilman Natawidjaja, dan timnya menuliskan artikel ilmiah berjudul Geo-archaeological Prospecting of Gunung Padang Buried Prehistoric Pyramid in West Java, Indonesia. Laporan ilmiah itu diajukan ke Jurnal Archaeological Prospection pada Desember 2022. Naskah kemudian mengalami direvisi pada Juli 2023, dan diterima pada September, sebelum terbit pada Oktober 2023.

Laporan berjumlah 25 halaman tersebut menyatakan bahwa Situs Gunung Padang merupakan sebuah piramida buatan manusia berusia sekitar 20 ribu tahun. Peneliti menyebut situs yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, itu sebagai piramida yang tertua di dunia, jauh lebih tua dibandingkan Piramida Giza di Mesir yang diperkirakan berusia 4.000 tahun.

Namun, setelah dipublikasikan, kritik datang dari ahli arkeologi, geofisika, dan teknik penanggalan radiokarbon. Mereka mempertanyakan cara Danny cs menarik kesimpulannya, berdasarkan bukti-bukti yang ada atau yang didapat, seperti yang ditampilkan dalam isi laporannya.

Advertising
Advertising

Kemudian, penerbit sekaligus pemilik basis data Wiley Online Library, John Wiley & Sons Ltd melakukan investigasi. Di akhir investigasinya, penerbit, bersama Eileen Ernenwein dan Gregory Tsokas, Co-Editors-in-Chief di jurnal itu sepakat menyebut laporan Danny dkk mengandung kekeliruan besar (major error). Kesalahan itu diakui tak teridentifikasi saat dikaji oleh ilmuwan lain yang tak terlibat penelitian (peer review).

Adapun kesalahan yang dimaksud adalah teknik penanggalan karbon yang dipakai pada sampel tanah yang dianggap tim investigasi tidak terkait dengan artefak atau fitur apa pun yang bisa secara meyakinkan menginterpretasikan sebagai antropogenik atau buatan manusia.

Oleh karena itu, jurnal online Archaeological Prospect di Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah itu atas kesepakatan antara penerbit dan pemimpin redaksi di jurnal itu pada Senin, 18 Maret 2024. “Karenanya, interpretasi bahwa situs ini merupakan sebuah piramida purba yang dibangun 9.000 tahun lalu atau lebih tidaklah benar, dan artikel harus dicabut,” bunyi hasil investigasi tersebut.

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa

Selain itu, hasil investigasi tersebut juga melampirkan tanggapan Danny cs yang tak setuju atas pencabutan jurnal itu. Adapun anggota tim peneliti Situs Gunung Padang meliputi Danny Hilman Natawidjaja, Andang Bachtiar, Bagus Endar B. Nurhandoko, Ali Akbar, Pon Purajatnika, Mudrik R. Daryono, Dadan D. Wardhana, Andri S. Subandriyo, Andi Krisyunianto, Tagyuddin, Budianto Ontowiryo, dan Yusuf Maulana.

Apa Kata Tim Peneliti Situs Gunung Padang?

Dalam pernyataannya kepada TEMPO, Danny Hilman Natawidjaja menilai penarikan kembali makalah mereka oleh penerbit sebagai tindakan yang salah. “Karena tidak berdasarkan alasan major error yang jelas,” ujarnya.

Tim, kata Danny, juga menilai pihak penerbit tidak menghargai diskusi ilmiah. Seharusnya, menurut tim, ketika ada sekelompok orang menganggap penelitian mereka tidak benar, seharusnya publikasi tidak perlu ditarik. Pihak yang menolak bisa membuat artikel atau ulasan.

“Intinya kalau dalam dunia ilmu pengetahuan ya diskusi ilmiah perlu diteruskan," ujar profesor riset di BRIN ini sambil menambahkan, "Ini kan riset kami seperti dikubur, dipetieskan.”

Kekecewaan senada disampaikan anggota tim peneliti dari Universitas Indonesia (UI), Ali Akbar. Dalam tim, Ali Akbar memimpin kelompok peneliti arkeologi. Dia menerangkan, keraguan atas kesimpulan yang diambil tim peneliti situs Gunung Padang berasal dari hasil pengeboran di lapisan kedalaman yang ketiga, hingga 15 meter, atau yang terdalam dilakukan dalam penelitian itu.

Dari lapisan tersebut, tim mendapat petunjuk usia situs Gunung Padang sekitar 10 ribu tahun atau lebih tua lagi. Penanggalan itulah yang menyimpulkannya piramida tertua di dunia.

Ada dua hal sumber kekecewaan Ali Akbar. Yang pertama, vonis retraction atau pencabutan publikasi artikel telah memberangus begitu saja hasil penelitian atas dua lapisan di atasnya yang menurut sang arkeolog tak mengundang keraguan.

Yang kedua, vonis major error diberikan penerbit dan pimpinan redaksi jurnal tanpa riset pembanding dari lokasi, di kedalaman yang sama. "Seharusnya ada penelitian serupa lalu bilang, 'Oh Anda salah', baru saya (menaruh) respek," katanya.

MELYNDA DWI PUSPITA

Pilihan Editor: Microsoft Luncurkan 2 Laptop Perdana Bertenaga AI, Harganya?

Berita terkait

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

2 hari lalu

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

3 hari lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

5 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

5 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

5 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

7 hari lalu

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Pemerintah Indonesia terbuka terhadap pemanfaatan transaksi imbal dagang business-to-business (b-to-b).

Baca Selengkapnya

Berkukuh Serang Rafah, Dua Menteri Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

10 hari lalu

Berkukuh Serang Rafah, Dua Menteri Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Dua menteri Israel secara terbuka menentang kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan berkukuh akan menyrang Rafah

Baca Selengkapnya

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

10 hari lalu

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

Gedung Putih mengatakan Biden menegaskan kembali "posisinya yang jelas" ketika Israel berencana menyerang Kota Rafah, wilayah paling selatan di Gaza

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

12 hari lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

14 hari lalu

Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

Peneliti sesar gempa aktif di IKN berharap bisa kembali dan lakukan riset lanjutan. Data BMKG juga sebut potensi yang berbeda.

Baca Selengkapnya