Dokter Jelaskan Fase Kritis Demam Berdarah yang Bisa Mematikan

Selasa, 26 Maret 2024 06:49 WIB

Suasana di salah satu ruangan bangsal anak khusus pasien terserang demam berdarah dengue (DBD) di RSUD TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu, 11 Maret 2020. Hingga Rabu siang, jumlah kasus DBD di NTT sudah mencapai 3.109 kasus dengan jumlah korban yang meninggal mencapai 37 orang yang tersebar di 22 kabupaten dan kota se-NTT. ANTARA/Kornelis Kaha

TEMPO.CO, Jakarta - Risiko kematian pasien demam berdarah dengue atau DBD terkait dengan fase kritis. Menurut dokter Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung Anggraini Alam, fase kritis terjadi ketika demam tinggi pasien DBD menurun.

“Masyarakat berpikir sudah sembuh padahal pada dengue dari fase demam ke turun demam di sanalah fase kritis di mana sering sering terjadi komplikasi pendarahan, shock, dan lain sebagainya sampai menimbulkan kematian,” ujar dia, Senin 25 Maret 2024.

Menurutnya, penyakit DBD yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypti mempunyai tiga fase pada pasien, dimulai dari demam yang mendadak tinggi pada kurun dua sampai tujuh hari. Demam tinggi itu bisa juga disertai sakit kepala, sakit pada bagian belakang telinga, nyeri sendi, otot, tenggorokan, juga ditandai oleh kemunculan ruam merah di wajah.

Tanda bahaya yang membuat pasien harus segera dilarikan ke rumah sakit adalah ketika mulai ada pendarahan dengan bentuk sederhana, seperti mimisan yang keluar dari hidung. Pasien juga mengalami mual, muntah-muntah, terdiam, gelisah, atau sampai kejang-kejang.

Pada rata-rata kasus pasien DBD, demam tinggi itu mulai turun pada hari keempat atau kelima. Pasien yang bisa melewati masa kritis itu selanjutnya akan menjalani pemulihan. “Ketidaktahuan masyarakat saat masuk fase kritis yang sering membawa kematian di rumah sakit,” kata Anggraini.

Advertising
Advertising

Saat fase kritis ketika demam tinggi menurun, pada pasien anak, misalnya, kondisinya tidak ceria namun lebih banyak diam. Kemudian tidak keluar kencing selama lebih dari lima jam, menolak makan dan minum, dan napasnya lebih cepat. “Maka segera bawa ke rumah sakit, bukan dibawa ke dokter atau klinik, tapi puskesmas yang punya tempat perawatan bisa karena pasien harus diberikan cairan infus,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, kasus DBD di Jawa Barat mengalami lonjakan. Per 8 Maret 2024 misalnya telah mencapai 7.654 kasus. Daerah dengan kasus tertinggi adalah Kota Bogor sebanyak 800 kasus, kemudian Kabupaten Bandung Barat juga sama 800 kasus, dan Kabupaten Subang 700 kasus. “Jumlah angka kematian sebanyak 71 orang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jabar Vini Adiani Dewi lewat laman pemerintah provinsi Jawa Barat, Sabtu 9 Maret 2024.

Banyaknya kasus DBD yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypti itu, menurut Vini, akibat perubahan cuaca. Perkembangbiakan nyamuk juga didukung oleh faktor lingkungan yang kurang baik. Jalan utama yang harus dilakukan untuk pencegahan adalah dengan membuat lingkungan lebih bersih dan rapi, selain penanganan yang lainnya.

Pilihan Editor: Dalam WhatsApp Versi Beta, Ada Fitur Edit Gambar dan Stiker yang Dibantu AI

Berita terkait

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

18 jam lalu

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

Beredar video mengenai lonjakan kasus Demam Berdarah di Bekasi yang terdampar di ruang IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi

Baca Selengkapnya

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

2 hari lalu

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

Mencegah lebih baik daripada mengobati, begitu juga dengan DBD. Berikut penjelasan Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

4 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

4 hari lalu

Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

Ada berbagai cerita di tengah pelaksanaan UTBK SNBT di UNJ, diantaranya ada peserta yang sakit DBD.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

5 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

8 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

9 hari lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

9 hari lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

9 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya