Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Kamis, 18 April 2024 17:35 WIB

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana

TEMPO.CO, Jakarta - Banjir bandang menyapu kawasan Dubai, Uni Emirat Arab, pada Selasa, 16 April 2024. Bencana ini dipicu oleh perubahan iklim yang membuat intensitas hujan di wilayah Dubai meningkat drastis dari biasanya.

Merujuk data Pusat Meteorologi Nasional UEA, hujan sepanjang hari di Dubai terpantau memiliki skala intensitas 254 milimeter dan menjadi rekor paling lebat sepanjang 75 tahun terakhir di UEA. Kondisi ini dinilai mengkhawatirkan karena Dubai termasuk wilayah gurun dan rekam jejak musim hujannya terpantau minim.

Ahli klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, mengatakan peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal. Skala 254 milimeter itu seharusnya kumpulan dari empat bulan musim hujan, bukan debit dalam sehari turun saja.

"Bisa kita bayangkan dalam sehari bisa mencapai ratusan milimeter, ini sangat ekstrem ya. Biasanya curah hujan per bulan di Dubai itu hanya 25 milimeter," kata Erma saat dihubungi Tempo, Kamis, 18 April 2024. Dia mengatakan peningkatan intensitas hujan saat banjir bandang di Dubai bisa mencapai 10 kali lipat atau bahkan lebih.

Dari foto dan video banjir bandang Dubai yang beredar, terpantau kendaraan dan bangunan terendam. Lahan yang dahulunya gurun pasir, kini tersapu dan diisi oleh genangan air. Kondisi ini, menurut Erma, adalah potret nyata dari perubahan iklim dan masalah cuaca serupa itu tidak bisa dinilai sebelah mata saja.

Advertising
Advertising

"Curah hujan dengan skala 100 hingga 200 milimeter dalam sehari untuk Dubai masuk kategori tidak normal. Kalau normalnya itu tidak lebih dari 10 milimeter dalam sehari, itu pun sudah masuk ekstrem untuk wilayah Dubai yang panas," ucap Erma.

Akibat kondisi ini pula, menurut Erma, dirinya bisa menarik kesimpulan bahwa banjir bandang di Dubai murni akibat perubahan iklim yang kini telah menyebar ke skala global. Dampaknya tidak lagi sekadar teori atau kajian saja, tapi sudah mengarah kepada bencana nyata yang bisa saja menyebabkan korban jiwa.

Erma turut merespons kurangnya antisipasi Dubai dalam menghadapi perubahan iklim. Menurut dia, Dubai terlalu terbuai dengan daerahnya yang sangat jarang turun hujan. Keadaan ini membuat Dubai tidak membangun irigasi hingga tata kota yang ramah bila intensitas hujan ekstrem datang ke wilayahnya.

Sementara dari kajian klimatologi, kata Erma, banjir bandang di Dubai disebabkan oleh badai vorteks yang semula berada di kawasan Oman. Badai ini bergerak menuju bagian barat Dubai dan membesar hingga ke perairan Teluk Persia. Saat berada di perairan ini, badai vorteks memasuki kawasan bertekanan rendah.

"Kawasan bertekanan rendah itu diakibatkan oleh suhu permukaan laut yang meningkat. Permukaan laut yang panas itu diakibatkan oleh pemanasan global, lalu ditransfer ke atmosfer," ucap Erma, sembari menambahkan energi yang sampai ke atmosfer itulah yang menyebabkan terjadinya hujan, bahkan mencapai skala ekstrem untuk Dubai.

Lebih lanjut Erma mengimbau kepada masyarakat bahwa dampak perubahan iklim yang memicu pemanasan global serta fenomena lainnya di dunia sangat besar dan berpotensi membahayakan. Pada kasus terbaru di Indonesia, Erma turut menyinggung contohnya pada kejadian banjir Demak beberapa waktu lalu.

"Saya kerap menyampaikan literasi klimatologi dan memberikan edukasi bahwa cuaca dan iklim tidak semudah dan sesederhana itu. Banyak kajian yang belum terungkap ke publik, khususnya di Indonesia. Untuk kasus Dubai, saya sangat yakin kalau ini dipicu perubahan iklim, maka kita harus waspada," ujar Erma.

Pilihan Editor: Sejarah Letusan Gunung Ruang, Pernah Catat Tsunami Setinggi 25 Meter

Berita terkait

Peneliti BRIN Temukan Cara Perpanjang Masa Simpan Produk Pertanian

41 menit lalu

Peneliti BRIN Temukan Cara Perpanjang Masa Simpan Produk Pertanian

Peneliti BRIN mengembangkan perpaduan ozon dan nanobubble untuk mengurangi potensi mikroba pada bahan olahan pertanian.

Baca Selengkapnya

Bencana Banjir Besar di Hulu Mahakam, Apakah Kawasan IKN Aman?

1 jam lalu

Bencana Banjir Besar di Hulu Mahakam, Apakah Kawasan IKN Aman?

Banjir tetap mungkin terjadi di IKN tapi ...

Baca Selengkapnya

Pegawai Aktif BRIN juga Diminta Kosongkan Rumah Dinas Puspiptek Serpong

4 jam lalu

Pegawai Aktif BRIN juga Diminta Kosongkan Rumah Dinas Puspiptek Serpong

BRIN meminta para pensiunan mengosongkan rumah dinas yang masih dihuni di Kompleks Puspiptek Serpong

Baca Selengkapnya

Jokowi Perintahkan Tambah Sabo Dam untuk Cegah Banjir Lahar di Sumbar

8 jam lalu

Jokowi Perintahkan Tambah Sabo Dam untuk Cegah Banjir Lahar di Sumbar

Presiden Jokowi memerintahkan Basuki Hadimuljono untuk menambah sabo dam dalam mencegah bencana galodo di wilayah Sumatera Barat.

Baca Selengkapnya

Jokowi Serahkan Santunan Warga Terdampak Banjir di Sumatera Barat

9 jam lalu

Jokowi Serahkan Santunan Warga Terdampak Banjir di Sumatera Barat

Jokowi meminta pemerintah daerah untuk menyiapkan lahan bagi warga yang perlu direlokasi, sebelum Kementerian Pekerjaan Umum mengirimkan logistik.

Baca Selengkapnya

Peneliti Mahakam Ungkap 3 Kontradiksi dalam Bencana Banjir Besar Mahulu

10 jam lalu

Peneliti Mahakam Ungkap 3 Kontradiksi dalam Bencana Banjir Besar Mahulu

Secara morfologi dan topografi, banjir besar di Mahakam Ulu tak mungkin terjadi untuk kondisi normal.

Baca Selengkapnya

Kisah Dokter Radiasi, Bertugas Sejak 1985 Kini Harus Hengkang dari Rumah Dinas BRIN

10 jam lalu

Kisah Dokter Radiasi, Bertugas Sejak 1985 Kini Harus Hengkang dari Rumah Dinas BRIN

Mendiami rumah dinas BRIN (dulu Batan) sejak 1985, Tri Mayhayati bersama pensiunan lainnya kini harus meninggalkan kediaman yang ditempati 38 tahun.

Baca Selengkapnya

FAO Dapat Penghargaan King Hassan II of Morocco Great World Water Prize

10 jam lalu

FAO Dapat Penghargaan King Hassan II of Morocco Great World Water Prize

FAO mendapat penghargaan King Hassan II of Morocco Great World Water Prize atas kontribusinya mempromosikan perlindungan dan pelestarian sumber air

Baca Selengkapnya

Jokowi Bertolak ke Sumatera Barat untuk Tinjau Lokasi Banjir Lahar Hujan

15 jam lalu

Jokowi Bertolak ke Sumatera Barat untuk Tinjau Lokasi Banjir Lahar Hujan

Jokowi akan langsung menuju salah satu lokasi terdampak bencana banjir bandang di Kabupaten Agam dengan berkendara mobil.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca Hari Ini untuk Jakarta dan Sekitarnya, Ada Hujan di Mana Saja?

16 jam lalu

Prediksi Cuaca Hari Ini untuk Jakarta dan Sekitarnya, Ada Hujan di Mana Saja?

Prediksi cuaca BMKG menyebutkan potensi hujan antara lain di Jakarta Selatan siang nanti, itu pun intensitas hujan ringan.

Baca Selengkapnya