Kampanye 7.500 Langkah, Dinas Kesehatan Jakarta: Kurangi Risiko Penyakit Kronis
Reporter
Irsyan Hasyim (Kontributor)
Editor
Yohanes Paskalis
Selasa, 25 Juni 2024 19:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, mengatakan kampanye 7.500 langkah berjalan kaki bagi aparatur sipil negara berkaitan dengan pola hidup yang sehat. Terlebih, jalan kaki sudah lama diakui sebagai salah satu aktivitas fisik yang paling mudah diakses, serta efektif untuk meningkatkan kesehatan.
"Didasarkan sebagai langkah awal memulai sebuah kampanye gaya hidup sehat menuju kota global," kata Ani kepada Tempo, Senin, 24 Juni 2024.
Menurut sebuah survei di Jepang, kata Ani, pekerja di Negeri Sakura bisa berjalan kaki hingga rata-rata 8.000 langkah per hari. Jumlah itu jauh di atas rata-rata langkah pekerja Indonesia yang dicatat oleh survei serupa di Universitas Stanford. Dalam survei kampus asal California tersebut, pekerja Indonesia hanya berjalan kaki sekitar 3.513 langkah per hari.
Praktik berjalan kaki sudah membudaya di Jepang. Sebagian besar masyarakat di sana menggunakan waktu istirahat untuk berjalan kaki di taman atau jalur lainnya.
Beberapa negara, seperti di Belanda, membangun infrastruktur yang ramah bagi pejalan kaki "Di Jakarta, akses pejalan kaki juga sudah diperhatikan untuk mendukung gerakan ini (7.500 langkah)," kata Ani. Beberapa pakar kesehatan, dia meneruskan, bahkan menyarankan jalan kaki 10 ribu langkah per hari. Namun, target ini tak bisa dipenuhi sebagian kalangan.
Mengurangi Risiko Penyakit Mematikan
Langkah harian dianggap berhubungan erat dengan faktor kesehatan. Menurut Ani, berjalan kaki sekitar 7.000-8.000 langkah setiap hari bisa menurunkan risiko penyakit jantung dan kematian di usia muda.
Merujuk penelitian oleh Tudor-Locke pada 2011, risiko penyakit kronis pada individu yang berhasil menerapkan 7.500 langkah per hari menurun lebih signifikan dibanding mereka yang kurang aktif berjalan. Pada 2024, Kementerian Kesehatan juga meluncurkan program virtual sport berbasis konsep jalan kaki 7.500 langkah.
Selain untuk mencegah penyakit kronis, berjalan kaki juga diyakini bisa menggenjot kualitas hidup secara keseluruhan. Program itu meningkatkan kebugaran fisik, kesejahteraan mental, dan keseimbangan emosional.
"Lebih dari sekadar upaya pencegahan penyakit. Ajakan jalan kaki merupakan komitmen terhadap peningkatan kesejahteraan komprehensif," tutur Ani.
Kampanye Jalan Kaki Relevan dengan Masalah Polusi?
Manajer Kampanye Polusi dan Perkotaan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Abdul Ghofar, mengatakan kampanye jalan kaki tidak akan efektif memangkas polusi udara di Jakarta. Ajakan berjalan 7.500 langkah per hari, terutama bagi aparatur sipil negara (ASN), diperkirakan hanya sebatas seremonial pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, persisnya pada 5 Juni 2024.
"Selama kurang lebih setahun terakhir, pemerintah Jakarta cukup banyak mengeluarkan program yang kurang efektif mengatasi polusi udara,” kata Ghofar kepada Tempo, pada 11 Juni 2024.
Menurut Ghofar, kampanye jalan kaki tak mengurangi persoalan polusi yang datang dari beberapa sektor, mulai dari transportasi, industri, pembangkit listrik, dan lainnya. Ajakan jalan kaki memang positif, namun harus dipraktikkan langsung oleh para pejabat pemerintah Jakarta. Perbaikan kualitas trotoar untuk pejalan kaki juga dinilai urgen.
"Kampanye ini akan terhenti dengan cepat jika tidak ada keteladanan dari pejabat pemerintah," tutur dia.
Pilihan Editor: Pelaku Ransomware LockBit 3.0 Enkripsi Data PDNS, Seberapa Bahaya Serangan Ini?