Konspirasi Penembakan Donald Trump Berseliweran di X, Sikap Elon Musk Berseberangan

Senin, 15 Juli 2024 15:20 WIB

Kandidat presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump dikawal agen Secret Service setelah tertembak saat kampanye di Butler Farm Show di Butler, Pennsylvania, AS, 13 Juli 2024. Pemuda berusia 20 tahun bernama Thomas Matthew Crooks melepaskan tembakan jarak jauh yang menyerempet telinga Trump. REUTERS/Brendan McDermid

TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa penembakan Donald Trump menjadi viral di banyak media sosial, mulai dari X (yang sebelumnya bernama Twitter), Instagram, Facebook hingga YouTube. Namun, dari pantauan Tempo terlihat media sosial X lebih banyak memberikan ruang kepada sesama pengguna untuk berdiskusi ketimbang yang lain.

Trump ditembak saat kampanye di kawasan Butler, Pennsylvania, Sabtu, 13 Juli 2024 waktu setempat. Video menunjukkan darah berceceran di pipi kanan dan telinga Trump. Sedangkan tersangka penembakan tewas, begitu pula seorang penonton, dan seorang lainnya dalam kondisi kritis, kata seorang reporter Washington Post di media sosial.

Video dan foto-foto Trump terluka mulai ramai di media sosial setelah aksi penembakan terjadi. Beragam komentar dari pelbagai akun pribadi terverifikasi, organisasi dan media massa memberikan ihwal kejadian ini. Dikutip dari The Verge, media sosial X berperan besar sebagai penyumbang misinformasi ketimbang kompetitornya seperti Facebook dan Instagram.

"Teori konspirasi tentang penembakan Donald Trump mulai muncul di X tak lama setelah berita itu tersiar," kata laporan The Verge, dikutip Senin, 15 Juli 2024. Laporan ini juga menyebut, "Platform-platform besar lainnya tampaknya menghindari promosi misinformasi."

Pandangan ini didukung dengan metode pengelolaan konten di empat media sosial tersebut. Misalnya di YouTube, platform ini lebih selektif dalam menyajikan konten yang relevan, serta menampilkan kreator terverifikasi untuk berada di urutan teratas dari rekomendasi penelusuran. Metode ini membuat konten-konten berisi konspirasi atau yang dianggap faktanya belum lengkap tidak akan banyak dijangkau oleh pengguna.

Advertising
Advertising

Ada pula Facebook yang selalu memperhatikan tingkat akurasi dari setiap konten unggahan pengguna ihwal isu terbaru. Facebook disebut pernah menghapus topik yang sedang tren pada 2018, akibat misinformasi dan konspirasi yang dimuat di konten itu. Penelusuran Tempo dengan mengetik keyword penembakan Donald Trump di platform ini, terlihat kalau rekomendasi teratas hanya diisi oleh media massa yang kredibel dan sudah terverifikasi.

Editor Eksekutif The Verge, Jacob Kastrenakes, menyebut tindakan YouTube dan Facebook dalam menyeleksi konten yang ditayangkan terkait isu teranyar dianggap sebagai proses menghindari misinformasi. Sedangkan di media sosial X konten yang paling tren akan lebih banyak diisi oleh topik-topik bernuansa konspirasi dan dibagikan oleh sembarang pengguna.

Fakta lainnya terkait media sosial X dalam mengelola arus informasi di platformnya, dengan memberikan semua ruang kepada pengguna terverifikasi maupun yang tidak. "Anda akan menemukan banyak postingan singkat dari pengguna X yang mengatakan bahwa penembakan tersebut tampak palsu atau hanya sandiwara."

The Verge menyebut pihaknya sudah meminta komentar kepada X terkait fenomena misinformasi dan konspirasi penembakan Trump yang beredar di platform tersebut. Namun analis teknologi global ini hanya menerima balasan otomatis tertulis, "Sekarang sibuk, silakan periksa lagi nanti."

Kendati demikian, Elon Musk selaku pemilik X saat ini tidak menaruh pandangan yang berbeda akan penembakan Trump ini. Dia mengunggah cuitan berisikan harapan supaya kondisi mantan Presiden Amerika Serikat itu cepat pulih pasca insiden ini. Dia juga secara terang-terangan mendukung sikap politik Trump.

Melihat perbedaan pandangan Elon Musk yang mengakui kalau Trump benar-benar ditembak, dan konspirasi yang muncul di media sosial X, tentu dua pandangan ini sesuatu hal yang berbeda.

Padahal Elon Musk pemilik media sosial tersebut, dia bisa saja menghilangkan semua konten misinformasi dan memblokirnya. Namun Elon Musk tidak melakukan itu, sebab dia terus mempromosikan kalau media sosial X termasuk ruang kebebasan untuk berbicara dan tidak ada batasannya.

"Elon Musk dengan gigih mendukung kebebasan berbicara di platform media sosialnya yang dapat mencakup misinformasi. Musk mengambil pandangan yang semakin konservatif dalam beberapa tahun terakhir," kata Jacob Kastrenakes.

Pilihan Editor: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter di Selat Sunda dan Samudra Hindia

Berita terkait

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

16 jam lalu

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

Donald Trump mengutarakan keinginan bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi pada pekan depan disela kunjungan kerja Modi ke Amerika

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spesifikasi Rudal Palestina 2 hingga Pengakuan Anak Penembak Donald Trump

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Spesifikasi Rudal Palestina 2 hingga Pengakuan Anak Penembak Donald Trump

Top 3 dunia adalah spesifikasi rudal milik Houthi yang berhasil serang Israel, ucapan selamat dari Yahya Sinwar hingga pengakuan anak penembak Trump.

Baca Selengkapnya

Elon Musk Hapus Postingan tentang Kamala Harris dan Biden

1 hari lalu

Elon Musk Hapus Postingan tentang Kamala Harris dan Biden

Gedung Putih mengutuk postingan Elon Musk di X sebagai hal yang 'tidak bertanggung jawab'.

Baca Selengkapnya

Kamala Harris Dituduh Manfaatkan Wearable Audio Earrings dalam Debat Lawan Trump, Benarkah?

1 hari lalu

Kamala Harris Dituduh Manfaatkan Wearable Audio Earrings dalam Debat Lawan Trump, Benarkah?

Anting-anting yang dikenakan Kamala Harris viral di media sosial pasca-debatnya melawan Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Setelah 4 Tahun Kesepakatan Abraham, Bagaimana Hubungan Israel dan Negara-negara Arab?

1 hari lalu

Setelah 4 Tahun Kesepakatan Abraham, Bagaimana Hubungan Israel dan Negara-negara Arab?

Setelah penandatanganan Kesepakatan Abraham pada 2020, secara keseluruhan ada lima negara Arab yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Percobaan Pembunuhan Donald Trump, Tersangka Telah Menunggu Selama 12 Jam

1 hari lalu

Percobaan Pembunuhan Donald Trump, Tersangka Telah Menunggu Selama 12 Jam

Percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump kembali terjadi. Pelaku mengaku kecewa terhadap Trump.

Baca Selengkapnya

Anak Pelaku Penembak Donald Trump Akui Ayahnya Pernah ke Ukraina

2 hari lalu

Anak Pelaku Penembak Donald Trump Akui Ayahnya Pernah ke Ukraina

Oran Routh, anak pelaku penembakan terhadap mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mengatakan bahwa ayahnya telah bepergian ke Ukraina

Baca Selengkapnya

Elon Musk Tuding Tokoh Partai Demokrat Dorong Percobaan Pembunuhan Donald Trump

2 hari lalu

Elon Musk Tuding Tokoh Partai Demokrat Dorong Percobaan Pembunuhan Donald Trump

Elon Musk, menuding sejumlah tokoh penting Partai Demokrat secara aktif mendorong percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Profil Pelaku Percobaan Pembunuhan terhadap Donald Trump

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Profil Pelaku Percobaan Pembunuhan terhadap Donald Trump

Berita Top 3 Dunia pada Senin 16 September 2024 diawali oleh profil Ryan Wesley Routh, tersangka percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump

Baca Selengkapnya

Di Tengah Perang Gaza, Israel Rayakan 4 Tahun Normalisasi Hubungan dengan 4 Negara Arab

2 hari lalu

Di Tengah Perang Gaza, Israel Rayakan 4 Tahun Normalisasi Hubungan dengan 4 Negara Arab

Israel merayakan empat tahun normalisasi hubungan dengan empat negara Arab di tengah Perang Gaza yang telah menelan korban lebih dari 41.000 jiwa.

Baca Selengkapnya