TEMPO.CO, Jakarta - Produk susu ikan selama ini dikembangkan dengan teknologi hidrolisat protein yang bisa mengolah ikan menjadi bubuk. Pendiri gerakan Berikan Protein, Yogie Ary, mengatakan inovasi buatan anak bangsa itu bisa mengolah kandungan asam amino menjadi produk yang mudah dicerna oleh tubuh.
"Proses yang harusnya di dalam tubuh kita keluarkan di mesin. Akhirnya energi yang digunakan tubuh buat pecah enzim bisa dipakai tenaga lain,” kata Yogie di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Selasa, 17 September 2024.
Berikan Protein merupakan inisiatif PT Berikan Teknologi Indonesia untuk mengedukasi masyarakat ihwal solusi masalah gizi dan inovasi hasil perikanan. Diluncurkan pada April 2021, Berikan Protein aktif mempromosikan gaya hidup sehat dan langkah pengentasan gizi buruk dari hulu ke hilir.
Produk susu ikan yang menjadi terobosan grup Berikan ini belakangan ramai dibincangkan karena berpotensi masuk dalam menu makan bergizi gratis (MBG), program unggulan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Minuman protein ini adalah turunan hidrolisat protein ikan (HPI) yang diolah dan disajikan menyerupai susu. Sebutan susu ikan juga dibuat agar minuman itu mudah dikenal publik.
Menurut Yogie, produsen susu ikan memecah protein yang awalnya panjang menjadi protein pendek agar mudah diserap tubuh. Dalam pengolahan, Yogie menyebut perusahaan memakai jenis ikan bernilai ekonominya rendah, seperti ikan selar dan ikan peperek atau pony fish.
Bahan baku ini banyak diambil dari nelayan lokal maupun koperasi nelayan. Sebanyak 70 persen ikan tangkapan nelayan lokal saat ini merupakan jenis ikan dengan nilai ekonomi rendah. Ikan kualitas buruk yang “tidak sengaja ditangkap”, kata Yogie, sering dibuang kembali ke laut saat panen raya.
“Nah, ini soal bagaimana kita bisa memanfaatkan potensi yang melimpah,” tutur dia.
Selain menjadi bubuk susu, bahan baku ikan bisa juga disulap menjadi minyak dan pupuk tulang ikan. Artinya, olahan teknologi HPI bisa disalurkan ke industri farmasi, makanan dan minuman, bahkan untuk pakan ternak.
"Sampahnya tulang ikan yang secara produk bisa dimanfaatkan juga dengan teknologi,” kata Yogie. “Jadi tidak ada ampas atau sampah sama sekali.”
Susu ikan sudah dikenalkan, bahkan dijual sejak 2023. Pabrik PT Berikan Teknologi Indonesia sendiri tersebar di Bandung, Indramayu, dan Bantar Gebang.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Budi Sulistyo, mengatakan para peneliti sudah menemukan manfaat hidrolisat protein ikan (HPI) sejak 2017. Riset mengenai susu ikan difinalkan pada 2021, hingga akhirnya masuk ke pasar dua tahun setelahnya.
"Ini salah satu upaya kita melalui berbagai macam cara, berbagai macam metode, hingga hilirisasi, untuk meningkatkan asupan protein masyarakat," katanya dalam agenda yang sama di gedung KKP.
Pilihan Editor: Kamala Harris Dituduh Manfaatkan Wearable Audio Earrings dalam Debat Lawan Trump, Benarkah?