Luhut Mau Stop Operasi PLTU Suralaya Demi Jakarta Dinilai Solusi Palsu

Jumat, 16 Agustus 2024 14:39 WIB

Foto udara pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 dan 10 di kawasan Suralaya, Cilegon, Banten, Rabu, 31 Juli 2024. Progres pembangunan konstruksi Ultra Super Critical atau PLTU Jawa 9 dan 10 tersebut telah mencapai lebih dari 80 persen dan ditargetkan rampung pada tahun 2025. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan yang ingin mengkaji kemungkinan untuk menutup Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU Suralaya diragukan keseriusannya jika beralasan demi kualitas udara Jakarta. Kebijakan menutup PLTU batu bara itu juga dipandang sebagai anomali antara lain karena akan segera dioperasikannya pembangkit 9 dan 10 dengan total kapasitas 2 GigaWatt di Suralaya secara komersial.

"Jadi nggak serta merta polusi udara Jakarta akan membaik juga kalau ada pembangkit yang disuntik mati," kata Juru kampanye Trend Asia, Novita Indri, kepada Tempo, Jumat 16 Agustus 2024.

Menurut Novita, anomali lain dari isi pernyataan Luhut adalah mengurangi polusi udara Jakarta dengan mendorong Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Menurutnya, seluruh rantai pasokan kendaraan listrik di Indonesia saat ini masih melepaskan karbon. "Hanya memindahkan masalah polusi udara dari Jakarta ke daerah lain," kata Novita.

Manajer Program Bioenergi Trend Asia, Amalya Oktaviani, bahkan menyebut Luhut menerbitkan harapan akan solusi palsu dalam mengurangi polusi udara di Jakarta. Dia menerangkan, dari 8 unit pembangkit di PLTU Suralaya yang beroperasi saat ini, terdapat 6 unit yang ditetapkan sebagai PLTU co-firing--yang memperpanjang usia pakai PLTU. Mereka menjadi bagian dari 107 unit PLTU co-firing di seluruh Indonesia.

"Kalau menggunakan wood pellet, dibutuhkan setidaknya 2,7 juta ton, yang kalau semuanya dibakar di 6 unit PLTU maka berpotensi menghasilkan hingga 4,89 juta ton emisi karbon," kata Amalya menambahkan.

Advertising
Advertising

Jadi, mengurangi polusi udara dan dampak emisi karbon, menurut Amalya, seharusnya tidak hanya menutup PLTU Suralaya. Pemerintah, kata dia, mestinya menimbang kembali kebijakan soal PLTU-PLTU yang masuk program co-firing.

"Masih ada PLTU tua berumur lebih dari 30 tahun seperti PLTU Ombilin dan Paiton yang beroperasi. Dan potensi emisi karbon dari program co-firing yang akan merusak kualitas udara, seperti yang dikatakan Luhut, justru akan lebih parah," ucapnya.

Sebelumnya, Luhut menyampaikan akan segera dilakukannya kajian untuk kemungkinan penutupan operasi PLLTU Suralaya. Alasannya, untuk menekan polusi udara Jakarta. "Itu kami (akan) rapatin nanti yang (PLTU) Suralaya itu. Kan sudah banyak polusinya. Dan sudah (beroperasi) 40 tahun," ujar Luhut ditemui seusai menghadiri Supply Chain & National Kapasitas Summit 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Rabu 14 Agustus 2024.

PLTU Suralaya sendiri adalah kumpulan delapan pembangkit dengan total kapasitas terpasang 3.440 MW, terbesar di antara belasan yang ada di sekitaran Jakarta. Nyatanya, meski banyak diprotes karena menimbulkan polusi udara, pemerintah malah menambah dua pembangkit lagi dengan kapasitas 2 x 1.000 megaWatt pada Januari 2020. Dua pembangkit terbaru ini akan beroperasi pada tahun ini.

Pilihan Editor: Prediksi Cuaca Jabodetabek, BMKG Sebut Ada Kabut di Depok dan Suhu 35 Derajat di Kota Tangerang

Berita terkait

Luhut Sebut Prabowo Terharu saat Ikut Sidang Kabinet Terakhir Jokowi

5 hari lalu

Luhut Sebut Prabowo Terharu saat Ikut Sidang Kabinet Terakhir Jokowi

Luhut mengungkap bahwa Presiden terpilih Prabowo Subianto sempat menyampaikan paparan dalam Sidang Kabinet terakhir pemerintahan Jokowi

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Pimpin Sidang Kabinet Terakhir di IKN Hari Ini

6 hari lalu

Presiden Jokowi Pimpin Sidang Kabinet Terakhir di IKN Hari Ini

Presiden Jokowi masih berkantor di IKN. Ia akan memimpin sidang paripurna kabinetnya yang terakhir hari ini.

Baca Selengkapnya

Tragedi Rempang Setahun Lalu: Upaya Pengosongan Pulau Rempang Demi PSN Rempang Eco City, Milik Siapa?

9 hari lalu

Tragedi Rempang Setahun Lalu: Upaya Pengosongan Pulau Rempang Demi PSN Rempang Eco City, Milik Siapa?

Setahun lalu atau tepatnya pada 7 September 2023, terjadi bentrokan antara aparat dengan warga Pulau Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri).

Baca Selengkapnya

Bos AirAsia Soroti Mahalnya Harga Tiket Pesawat di Indonesia, Sampaikan Sejumlah Usulan ke Luhut

12 hari lalu

Bos AirAsia Soroti Mahalnya Harga Tiket Pesawat di Indonesia, Sampaikan Sejumlah Usulan ke Luhut

CEO Capital A Berhad, induk perusahaan maskapai penerbangan AirAsia, Tony Fernandes menyoroti mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia.

Baca Selengkapnya

PLN Indonesia Power Tingkatkan Penggunaan Teknologi Co-Firing di Jeranjang Lombok

12 hari lalu

PLN Indonesia Power Tingkatkan Penggunaan Teknologi Co-Firing di Jeranjang Lombok

PLN menerapkan teknologi co-firing biomassa di PLTU Jeranjang mulai dilakukan uji bakar pada 2019 dengan metode RDF refuse derived fuel

Baca Selengkapnya

Soal Transisi Energi dan Dekarbonisasi, Luhut Sebut Harus Adil dengan Ekonomi dan Berjalan Beriringan

13 hari lalu

Soal Transisi Energi dan Dekarbonisasi, Luhut Sebut Harus Adil dengan Ekonomi dan Berjalan Beriringan

TEMPO, Jakarta- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan tekankan transisi energi harus adil dengan ekonomi dan berjalan beriringan dengan dekarbonisasi.

Baca Selengkapnya

Banggakan PLTS Terapung di Waduk Cirata, Terbesar di Asia Tenggara, Jokowi: Terbesar Ketiga di Dunia

13 hari lalu

Banggakan PLTS Terapung di Waduk Cirata, Terbesar di Asia Tenggara, Jokowi: Terbesar Ketiga di Dunia

Presiden Jokowi mengklaim Indonesia telah berhasil mengembangkan potensi energi hijau dengan membangun PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Datang Melayat, Luhut Kenang Faisal Basri Beri Masukan Berharga soal Desain PPKM hingga Kritik Hilirisasi Nikel

13 hari lalu

Datang Melayat, Luhut Kenang Faisal Basri Beri Masukan Berharga soal Desain PPKM hingga Kritik Hilirisasi Nikel

Menteri Luhut Pandjaitan mengaku berduka atas wafatnya ekonom Faisal Basri pada hari ini. Apa saja kritik Faisal yang diingat Luhut?

Baca Selengkapnya

Luhut Cium Tangan Paus Fransiskus saat Beri Bibit Mangrove di Gereja Katedral

14 hari lalu

Luhut Cium Tangan Paus Fransiskus saat Beri Bibit Mangrove di Gereja Katedral

Bibit mangrove yang ditanam dan disiram oleh Paus Fransiskus akan dibawa ke upacara pembukaan Indonesia International Sustainability Forum 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Harga dan Cara Beli Prangko Paus Fransiskus, Azan Magrib di TV Diganti jadi Running Text saat Misa Akbar

14 hari lalu

Terkini: Harga dan Cara Beli Prangko Paus Fransiskus, Azan Magrib di TV Diganti jadi Running Text saat Misa Akbar

Berita terkini bisnis pada Rabu siang, 4 September 2024 dimulai dari harga dan cara membeli prangko edisi khusus kunjungan Paus Fransiskus.

Baca Selengkapnya