PLTS Disebut Lebih Demokratis Dibanding PLTN, IESR: Lokasi untuk Pembangkit Nuklir Terbatas

Selasa, 27 Agustus 2024 14:11 WIB

Pekerja melakukan perawatan panel surya di gedung Plaza Mandiri, Jakarta,, Jumat 9 Agustus 2024. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan realisasi investasi di sektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) sepanjang semester I 2024 telah mencapai US$565 juta atau setara 45,86% dari target. Sejumlah jenis EBT seperti energi surya, panas bumi, air, hingga bioenergi termasuk biogas dan biomassa menjadi penopang raihan investasi selama semester pertama tahun ini. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) lebih demokratis dibanding pembangkit bertenaga nuklir yang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Indonesia. Artinya, pemanfaatan energi surya lebih merata dan bisa dipakai oleh seluruh kalangan masyarakat.

Koordinator Riset Kelompok Data dan Pemodelan di IESR, Pintoko Aji, PLTS bisa dipasang di segala tempat yang terpapar sinar matahari. Atap hunian di kota besar dan wilayah terpencil sudah memanfaatkan PLTS Atap. Keuntungan ini berbeda dengan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

"Kalau PLTN sifatnya centralized alias berpusat pada lokasi-lokasi tertentu. Lalu kebutuhan untuk kawasan terpencil memakai apa?" ujarnya saat dihubungi Tempo pada Selasa, 20 Agustus 2024.

Menurut Aji, PLTS juga cocok untuk bentang demografis Indonesia yang memiliki banyak pulau yang terpisah. Dengan panel solar, masyarakat bisa lebih mudah mendapatkan akses listrik karena hanya perlu memasang alat di bagian atap rumah. Namun, ketika sumber energi terbarukan ini belum dikelola dalam jumlah besar, pemerintah malah mewacanakan PLTN.

“Ketika beralih ke nuklir, tentu capaian pemaksimalan terhadap PLTS bisa saja berkurang,” tutur Aji.

Advertising
Advertising

Dia menyarankan program ketahanan energi di masa depan lebih menyasar ke kawasan-kawasan yang minim mendapatkan fasilitas listrik. “Seharusnya pembangkit itu bersifat decentralized supaya bisa disebar ke pulau-pulau, mulai dari kapasitas yang kecil hingga besar.”

Wacana pengembangan PLTN bergulir sejak September 2020, berawal dari Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) diusulkan oleh Komisi Energi DPR. Rancangan aturan itu belum juga disahkan hingga tahun ini.

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Agus Puji Prasetyono, menjamin pengembangan PLTN tidak akan menghentikan proses PLTS dan proyek energi terbarukan lainnya di Indonesia. Proyek PLTN sendiri diklaim akan menjawab masalah kebutuhan listrik yang pada 2040 yang diasumsikan mencapai 1.600 Terawatt jam (TWh).

"Kalau hanya dimaksimalkan energi terbarukan, penghitungan kami energi yang terkumpul itu sedikit, hanya 1.360 TWh. Itulah alasannya kenapa PLTN harus bisa masuk di Indonesia,” kata Agus kepada Tempo.

Merujuk draf Rencana Umum Kelistrikan Nasional (RUKN) 2023-2060, operasi komersial PLTN perdana akan dimulai pada 2032. Agus menyebut pengembangan PLTN berbarengan dengan pemanfaatan seluruh pembangkit energi terbarukan yang sudah beroperasi lebih dulu. “Misalnya angin, air, panas bumi, dan surya," ucap dia.

Pilihan Editor: Menko PMK Usulkan Relokasi Korban Banjir Ternate Pulau yang Tinggal di Area Rawan Bencana

Berita terkait

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

23 jam lalu

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

Petinggi BUMN Rusia, Rosatom, menyatakan siap menawarkan PLTN berkapasitas besar dan kecil kepada Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kepedulian Pj. Gubernur Heru dan Upaya Pemprov Masifkan Energi Bersih

4 hari lalu

Kepedulian Pj. Gubernur Heru dan Upaya Pemprov Masifkan Energi Bersih

Pj. Gubernur Heru Budi mendorong energi bersih di Jakarta melalui PLTS, transportasi publik listrik, dan sinergi multi-pihak guna mencapai target emisi nol karbon pada 2060.

Baca Selengkapnya

Banggakan PLTS Terapung di Waduk Cirata, Terbesar di Asia Tenggara, Jokowi: Terbesar Ketiga di Dunia

12 hari lalu

Banggakan PLTS Terapung di Waduk Cirata, Terbesar di Asia Tenggara, Jokowi: Terbesar Ketiga di Dunia

Presiden Jokowi mengklaim Indonesia telah berhasil mengembangkan potensi energi hijau dengan membangun PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Soal Pembangunan PLTN, Greenpeace Ingatkan Risiko, Kesiapan SDM dan Teknologinya

26 hari lalu

Soal Pembangunan PLTN, Greenpeace Ingatkan Risiko, Kesiapan SDM dan Teknologinya

Greenpeace mengingatkan pemerintah soal risiko yang bisa timbul, kesiapan sumber daya manusia dan teknologinya dalam pembangunan PLTN.

Baca Selengkapnya

Negara Saling Adu Proyek Panel Surya, Ada Sun Cable di Australia dan PLTS Cirata di Indonesia

27 hari lalu

Negara Saling Adu Proyek Panel Surya, Ada Sun Cable di Australia dan PLTS Cirata di Indonesia

Sejumlah negara aktif mengembangkan pembangkit berbasis energi terbarukan, termasuk PLTS. Indonesia punya PLTS terapung berkapasitas 192 MWp.

Baca Selengkapnya

PT Bukit Asam Resmikan PLTS Irigasi di Tanjung Agung

29 hari lalu

PT Bukit Asam Resmikan PLTS Irigasi di Tanjung Agung

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk irigasi lahan pertanian di Desa Tanjung Agung, Muara Enim, Sumatera Selatan menjadi kado Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia untuk para petani.

Baca Selengkapnya

Bahlil Jadi Menteri ESDM, IESR Ingatkan Soal Transisi Energi dan Pensiun Dini PLTU

29 hari lalu

Bahlil Jadi Menteri ESDM, IESR Ingatkan Soal Transisi Energi dan Pensiun Dini PLTU

Bahlil dilantik Presiden Joko Widodo menggantikan Arifin Tasrif, Senin, 19 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

PIS Bantu Warga Dusun Compang Manfaatkan Sistem Irigasi Bertenaga Surya

32 hari lalu

PIS Bantu Warga Dusun Compang Manfaatkan Sistem Irigasi Bertenaga Surya

Pemanfaatan pompa air bertenaga surya untuk demplot pertanian dapat meningkatkan produksi sayur mayur

Baca Selengkapnya

Relaksasi TKDN PLTS Diharapkan Mampu Tarik Minat Investor di Industri Energi Surya

35 hari lalu

Relaksasi TKDN PLTS Diharapkan Mampu Tarik Minat Investor di Industri Energi Surya

Permintaan energi surya dalam negeri cukup rendah sehingga menghambat investor untuk membangun pabrik atau industri modul surya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN: Uranium Sebesar Telur Ayam Bisa Penuhi Listrik Manusia Seumur Hidup

49 hari lalu

Peneliti BRIN: Uranium Sebesar Telur Ayam Bisa Penuhi Listrik Manusia Seumur Hidup

Dibandingkan dengan batu bara sebanyak tumpukan 21 gajah untuk kebutuhan yang sama, peneliti BRIN tegaskan nuklir lebih ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya