Begini Cara Peneliti BRIN Manfaatkan Data Omiks Mikroba, Bisa Bantu Sektor Kesehatan Hingga Pertanian

Kamis, 29 Agustus 2024 07:45 WIB

Ilustrasi resistensi antimikroba. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Pusat Riset Rekayasa Genetika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Joko Pebrianto Trinugroho, mengatakan microbial omics atau omiks pada mikroba bisa dipelajari untuk berbagai tujuan. Sejauh ini, masih banyak mikroba yang belum dipelajari secara komprehensif, baik soal fungsi, struktur, serta manfaatnya. Salah satu aspek yang bisa dikulik dari mikroba adalah patogenitasnya.

“Misalnya pada masa pandemi Covid-19, kita dapat membedakan berbagai varian (virus) dan dampak yang dapat dilihat dari mutasi pada genomnya,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis, 29 Agustus 2024.

Hasil kajian soal patogenitas mikroba itu nantinya bisa diolah lagi dengan proteomika. “Kita dapat mengakses soal proses patogenesisnya dan juga memperkirakan obat atau senyawa apa yang dapat digunakan untuk menghalaunya,” kata Joko

Omiks merupakan ilmu tentang sejumlah besar data yang berisi struktur dan fungsi sistem biologis, baik pada bakteri, tumbuhan, maupun organisme lainnya. Ilmu tersebut masih memiliki turunan, mulai dari genomics, metagenomics, transcriptomics, metatranscriptomics, proteomics, metaproteomics, dan metabolomics.

Di antara ilmu turunan tersebut, genomics atau studi terkait gen dan genom termasuk yang sedang populer. Studi populer lainnya adalah epigenomics cistromics yang terkait dengan DNA methylation, histone modifications, chromatin accessibility, transcription factor binding, serta 3D genome.

Advertising
Advertising

Kajian transcriptomics terkait dengan mRNAs, splicing, non-coding RNAs, serta RNA modifications. Proteomics menyangkut phosphoproteome, ubiquitylome, glycoproteome, serta additional modifications. Sedangkan metabolomics terkait dengan lipids, sugars, nucleotides, serta amino acids."

Secara umum, kata Joko, omiks dapat diaplikasikan ke empat bidang, mulai kesehatan, bioteknologi, pertanian, hingga ekologi. “Di bidang medis, omiks dipakai untuk menemukan biomarker dan obat,” tuturnya.

Untuk bidang bioteknologi, omiks membantu penemuan antibiotik baru, produksi bioenergi, biofuel, dan biokatalis baru. Omiks, kata Joko, juga dipakai untuk mengukur ketahanan tanaman terhadap serangan hama di bidang pertanian. "Sedangkan dalam bidang ekologi dan lingkungan, contohnya adalah metode remediasi yang tepat terhadap sebuah lingkungan.”

Pilihan Editor: Kualitas Udara Jakarta Masih Tidak Sehat Menurut IQAir, Tingkat Polusinya Meningkat

Berita terkait

BRIN Kembangkan Varietas Cabai Tahan Kekeringan untuk Ketahanan Pangan dan Hadapi Iklim Ekstrem

1 jam lalu

BRIN Kembangkan Varietas Cabai Tahan Kekeringan untuk Ketahanan Pangan dan Hadapi Iklim Ekstrem

Data BMKG Oktober 2023 menunjukkan banyak daerah di Indonesia rawan kekeringan yang berdampak pada usaha tani cabai.

Baca Selengkapnya

Dewan Adat Minta BRIN Tidak Pindahkan Benda Arkeologi Papua dan Mahasiswa UI Juara Kompetisi Video di Top 3 Tekno

9 jam lalu

Dewan Adat Minta BRIN Tidak Pindahkan Benda Arkeologi Papua dan Mahasiswa UI Juara Kompetisi Video di Top 3 Tekno

Topik tentang Dewan Adat minta BRIN tidak memindahkan benda arkeologi Papua ke Cibinong Science Center menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

Dewan Adat Minta BRIN Tak Pindahkan Benda Arkeologi Papua ke Cibinong Science Center

23 jam lalu

Dewan Adat Minta BRIN Tak Pindahkan Benda Arkeologi Papua ke Cibinong Science Center

Dewan Adat Papua minta BRIN tidak pindahkan benda arkeologi Papua ke Gedung Koleksi Hayati di Cibinong Science Center, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Dipakai untuk Pengamatan Astronomi

1 hari lalu

Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Dipakai untuk Pengamatan Astronomi

Sejauh ini belum ada temuan atau bukti dari artefak astronomi di Gunung Padang.

Baca Selengkapnya

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

1 hari lalu

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

Megawati mengatakan Indonesia butuh bantuan dalam proses ilmu dasar bidang nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi dari Rusia.

Baca Selengkapnya

Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

2 hari lalu

Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

Peristiwa Supermoon diwarnai potensi banjir rob di pesisir Indonesia. Sementara di luar negeri, Supermoon akan dibayangi gerhana bulan parsial.

Baca Selengkapnya

Peneliti Minta Pemasangan Chattra Candi Borobudur Dibatalkan, Ini Alasannya

3 hari lalu

Peneliti Minta Pemasangan Chattra Candi Borobudur Dibatalkan, Ini Alasannya

Kementerian Agama menunda pemasangan chattra di stupa induk Candi Borobudur, yang semula dijadwalkan untuk diresmikan pada 18 September 2024

Baca Selengkapnya

BRIN Gagas Kandang Limbah Ternak untuk Pangkas Pencemaran di Sungai Citarum

5 hari lalu

BRIN Gagas Kandang Limbah Ternak untuk Pangkas Pencemaran di Sungai Citarum

BRIN kenalkan teknologi kandang khusus untuk mengatasi pencemaran limbah ternak di DAS Citarum.

Baca Selengkapnya

Hujan di Jabodetabek Kamis Sore sampai Jumat Dinihari, Ini Sebaran dan Penyebabnya

5 hari lalu

Hujan di Jabodetabek Kamis Sore sampai Jumat Dinihari, Ini Sebaran dan Penyebabnya

Hingga mendekati subuh nanti diperkirakan potensi hujan tersebut masih mugkin bertahan dan bahkan meluas.

Baca Selengkapnya

BRIN: Potensi Kerugian Akibat Kebocoran Sampah Plastik ke Laut Hingga Rp 225 Triliun Per Tahun

6 hari lalu

BRIN: Potensi Kerugian Akibat Kebocoran Sampah Plastik ke Laut Hingga Rp 225 Triliun Per Tahun

Rata-rata sekitar 484 ribu ton per tahun sampah plastik bocor ke laut dunia dari kegiatan masyarakat.

Baca Selengkapnya