Warga Korban Kebakaran Hutan dan Kabut Asap Gugat 3 Perusahaan Terafiliasi Sinar Mas

Kamis, 29 Agustus 2024 20:53 WIB

Petugas dari Manggala Agni Daops Banyuasin menarik selang air untuk memadamkan kebakaran lahan di Desa Muara dua, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Kamis, 21 September 2023. Berdasarkan data dari Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera sepanjang Januari hingga Agustus 2023 luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera Selatan mencapai 4.082,8 hektare yang terbagi menjadi 2,947,8 lahan mineral dan 1.135,0 lahan gambut. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Palembang - Sebanyak 12 orang yang menamakan diri Korban Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri Kota Palembang, Kamis 29 Agustus 2024. Gugatan ditujukan kepada tiga perusahaan yang terafiliasi dengan Sinar Mas, yaitu PT Bumi Mekar Hijau (BMH), PT Bumi Andalas Permai (BAP), dan PT Sebangun Bumi Andalas Wood Industries (SBA Wood Industries).

Ketiganya adalah perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) dan perusahaan industri kayu yang masuk dalam konsesi Kesatuan Hidrologis Gambut Sungai Sugihan-Sungai Lumpur, Ogan Komering Ilir (OKI). Adapun penggugat didampingi Inisiasi Sumatera Selatan Penggugat Asap (ISSPA) terdiri dari Greenpeace, Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), LBH, dan YLBHI.

Gugatan menggunakan konsep Strict Liability atau konsep hukum pertanggungjawaban mutlak di mana masyarakat penggugat terdiri dari petani, peternak, nelayan, dan warga biasa tersebut menuntut kerugian gara-gara dampak kabut asap yang terjadi setiap tahunnya.

Salah satu penggugat, Diana, petani karet, mengungkap seluas 1,5 hektare dari luas 6 hektare lahannya dilalap api yang menjalar dari rambatan kebakaran hutan di areal konsesi. Menurutnya, kejadian tersebut sudah dua kali terjadi, yaitu pada 2017 dan 2023 lalu.

"Kalau dihitung, dalam luasan 1,5 hektare itu ada 750 batang karet. Kalau misalkan mau dikonversikan, satu batang itu harganya Rp 100 ribu. Itu untuk harga batangnya saja ya, belum biaya perawatan dan lain-lain," kata Diana menuturkan.

Advertising
Advertising

Pasca-kebakaran, dia masih harus mengeluarkan uang lagi untuk menyewa penjaga kebun sebanyak tiga orang. "Untuk mengawasi. Kalau tidak, bisa-bisa terbakar lagi. Karena posisi kebun kita itu perbatasan," kata Diana.

Muhammad Awal Gunadi, peternak kerbau rawa asli Pampangan, OKI, juga mengalami dampak dari terjadinya kabut asap. Ia mengatakan, saat kabut asap terjadi, beberapa kerbaunya hampir mati akibat penyakit ngorok.

Selain penyakit, ia juga mengalami insiden pencurian. Sebab, kata Gun, sapaan akrabnya, tingkat kejahatan di desanya di Kecamatan Pampangan tinggi saat terjadi kabut asap. "Kalau ditaksir, mungkin sekitar Rp 80 juta kerugian saya," kata dia.

Belum lagi kata Gun, biaya perawatan seperti pemberian vitamin dan pakan, yang juga harus dikeluarkan ketika memelihara kerbau-kerbaunya. Artinya kata Gun, kerugian tidak cukup sampai di situ.

CATATAN:
Artikel ini telah diubah pada Kamis, 29 Agustus 2024, pukul 22.39 WIB, untuk mengoreksi anggota Inisiasi Sumatera Selatan Penggugat Asap (ISSPA) yang tertera dalam alinea 2. Terima kasih.

Pilihan Editor: Cerita Saksi Hidup Tsunami 13 Meter di Banyuwangi, Ada yang Panjat Pohon Sirsak

Berita terkait

Ekspor Pasir Laut Menuai Kritik Walhi dan Susi Pudjiastuti, Jokowi: Itu Sedimen, Meski Wujudnya Pasir

19 jam lalu

Ekspor Pasir Laut Menuai Kritik Walhi dan Susi Pudjiastuti, Jokowi: Itu Sedimen, Meski Wujudnya Pasir

Ekspor pasir laut kembali digolkan lewat peraturan Mendag. Berbagai pihak lakukan kritik terhadap kebijakan ini. Apa kata Walhi dan Jokowi?

Baca Selengkapnya

Jokowi Bantah Ekspor Pasir Laut, Sedimen Itu Berbeda hingga Kritik dari Aktivis Lingkungan

1 hari lalu

Jokowi Bantah Ekspor Pasir Laut, Sedimen Itu Berbeda hingga Kritik dari Aktivis Lingkungan

Jokowi membantah membuka ekspor pasir laut. Menurut dia, ekspor yang dibuka adalah sedimen laut

Baca Selengkapnya

Pemerintah Kembali Ekspor Pasir Laut, Jokowi: Sedimentasi Itu Beda, Meski Wujudnya Pasir

1 hari lalu

Pemerintah Kembali Ekspor Pasir Laut, Jokowi: Sedimentasi Itu Beda, Meski Wujudnya Pasir

Menurut Presiden Jokowi, pemerintah tidak mengekspor pasir laut, tetapi sedimentasi yang mengganggu alur jalannya kapal.

Baca Selengkapnya

Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut, Susi Pudjiastuti Menangis di X

2 hari lalu

Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut, Susi Pudjiastuti Menangis di X

Pemerintahan Jokowi membuka kembali ekspor pasir laut setelah 20 tahun ditutup. Mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti menangis di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Hotel Swissotel Nusantara Milik Konsorsium Pimpinan Aguan di IKN, Begini Proses Pembangunannya

3 hari lalu

Jokowi Resmikan Hotel Swissotel Nusantara Milik Konsorsium Pimpinan Aguan di IKN, Begini Proses Pembangunannya

Jokowi sempat ragu Hotel Swissotel Nusantara milik konsorsium pimpinan Aguan di IKN akan selesai September ini. Ini kilas balik pembangunan hotelnya.

Baca Selengkapnya

Karhutla Meluas 13 Ribu Hektare di Kalimantan Barat, Berisiko Memicu Kabut Asap

4 hari lalu

Karhutla Meluas 13 Ribu Hektare di Kalimantan Barat, Berisiko Memicu Kabut Asap

BPBD Kalimantan Barat mengungkapkan areal seluas lebih 13 ribu hektare terbakar pada periode Januari-Agustus 2024. Mitigasi karhutla perlu diperkuat.

Baca Selengkapnya

Ini Bahaya Ekspor Pasir Laut yang Kembali Dihidupkan di Era Jokowi

5 hari lalu

Ini Bahaya Ekspor Pasir Laut yang Kembali Dihidupkan di Era Jokowi

Walhi membeberkan sejumlah dampak negatif yang timbul dari ekspor pasir laut. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Greenpeace Soroti Aturan Baru KLHK soal Perlindungan Pejuang Lingkungan

7 hari lalu

Greenpeace Soroti Aturan Baru KLHK soal Perlindungan Pejuang Lingkungan

Greenpeace menilai peraturan ini belum menjangkau pembungkaman terhadap pejuang lingkungan hidup dengan cara kekerasan.

Baca Selengkapnya

Hujan Deras Bantu Padamkan Kebakaran Hutan Gunung Tangkuban Parahu

9 hari lalu

Hujan Deras Bantu Padamkan Kebakaran Hutan Gunung Tangkuban Parahu

Alat tak mampu jangkau kebakaran hutan di Gunung Tangkuban Parahu. Api padam oleh hujan. Jalur pendakian masih ditutup sementara.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Gunung Tangkuban Parahu, Api Bertahan Lebih dari 24 Jam

13 hari lalu

Kebakaran Hutan di Gunung Tangkuban Parahu, Api Bertahan Lebih dari 24 Jam

Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan sedang menangani kebakaran hutan di area Gunung Tangkuban Parahu.

Baca Selengkapnya