Dosen ITB Kembangkan Drone Logistik Medis, Mendarat Presisi Pakai Helipad QR Code

Sabtu, 31 Agustus 2024 12:43 WIB

Precision Medic Drone untuk mengangkut logistik medis seberat hingga 10 kilogram. (Dok.Instagram Kedaireka)

TEMPO.CO, Bandung - Tim peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan wahana terbang nirawak, Unmanned Aerial Vehicle atau UAV, alias drone sebagai alat transportasi barang. Fungsi dan misinya antara lain untuk menerbangkan logistik medis ke daerah terpencil dengan bobot maksimal hingga 10 kilogram.

Penelitian itu dikembangkan oleh dosen Teknik Fisika ITB Faqihza Mukhlish yang berkolaborasi dengan Robby Azhari di bidang Sistem Rekayasa Teknologi Pertahanan dan Antariksa. "Dengan mobilitas yang tinggi dan kemampuan untuk mendarat di helipad pribadi, drone medis dapat menjadi solusi yang efektif dalam situasi darurat," kata Faqihza lewat keterangan tertulis di laman ITB, Kamis 29 Agustus 2024.

Riset drone itu mendapat pendanaan dari program Kerja Sama Dunia Usaha dan Kreasi Reka atau Kedaireka dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Adapun latar belakang ide fungsi pesawat drone itu dari kasus bencana Gempa Cianjur pada 2022.

Diungkap Faqihza, saat itu kondisinya ada jalur transportasi darat yang terputus sehingga menghambat upaya bantuan logistik dan medis bagi warga. Menurutnya, inovasi ini berbeda dengan pesawat seperti helikopter pembawa logistik yang membutuhkan biaya tinggi. “Termasuk suara gemuruh di lokasi pendaratan,” ujar Faqihza menambahkan.

Sedangkan UAV yang dikembangkannya dan dinamakan Precision Medic Drone berukuran kecil, dirancang mampu untuk mendarat secara tepat atau presisi tanpa stasiun khusus berbekal helipad QR code. Drone itu, menurut Faqihza, mampu melaju dengan kecepatan 60 kilometer per jam dan dapat menjangkau daerah evakuasi dengan cepat dan efisien.

Advertising
Advertising

Sebelum disiapkan menjadi alat bantu logistik medis, drone itu yang awalnya dikembangkan dengan investasi awal hingga Rp 150 juta, telah digunakan dalam proyek reboisasi mangrove di pesisir Jawa Barat. Dia berperan mempercepat proses penanaman dengan bantuan pelontar benih. Kerja sama lainnya dengan Kementerian Pertahanan untuk pengiriman logistik militer.

Selanjutnya drone itu diharapkan bisa digunakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam misi kemanusiaan. Menurut Faqihza, penggunaan drone tidak selalu terkait dengan masalah konflik namun juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan harian.

Pilihan Editor: Taman Nasional Ujung Kulon Catat Kelahiran 3 Anak Badak Jawa

Berita terkait

Efek dan Kejadian Ledakan Ribuan Pager di Lebanon, Dosen ITB Sangsikan dari Baterai

1 jam lalu

Efek dan Kejadian Ledakan Ribuan Pager di Lebanon, Dosen ITB Sangsikan dari Baterai

Faktor baterai, gelombang mikro, dan transmisi sinyal pager dirasa tak mungkin sebabkan efek ledakan seperti yang terjadi di Lebanon.

Baca Selengkapnya

Kontes Robot Terbang Indonesia di Gunungkidul, Ini Tantangan yang Dihadapi Peserta

6 jam lalu

Kontes Robot Terbang Indonesia di Gunungkidul, Ini Tantangan yang Dihadapi Peserta

Tim dari UNS Surakarta, Politeknik Negeri Bali, ITS Surabaya, dan Universitas Hasyim Asy'ari Jombang juarai Kontes Robot Terbang Indonesia 2024.

Baca Selengkapnya

Drone dan Anjing Pelacak Polisi Pakai untuk Buru Pembunuh Gadis Penjual Gorengan di Padang

3 hari lalu

Drone dan Anjing Pelacak Polisi Pakai untuk Buru Pembunuh Gadis Penjual Gorengan di Padang

Polda Sumatera Barat masih mengejar pelaku pembunuhan Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan di Padang Pariaman

Baca Selengkapnya

Peneliti ITB Pakai Olahan Getah Pinus dan Sawit untuk Marka Jalan Tol, Begini Tampilannya

5 hari lalu

Peneliti ITB Pakai Olahan Getah Pinus dan Sawit untuk Marka Jalan Tol, Begini Tampilannya

ITB dan sejumlah entitas menjajal pemakaian bahan dari getah pinus gondorukem dan gliserol untuk marka garis jalan tol.

Baca Selengkapnya

Rusia Produksi Drone Kamikaze dengan Mesin Buatan Cina

5 hari lalu

Rusia Produksi Drone Kamikaze dengan Mesin Buatan Cina

Intelijen Eropa membocorkan Rusia sedang memproduksi drone Kamikaze yang menggunakan mesin dari CIna.

Baca Selengkapnya

Diskusi INDEF Soroti Subsidi Tiket KRL Berbasis NIK: Kelas Menengah Semakin Terpuruk, Bisa Turun Kelas

5 hari lalu

Diskusi INDEF Soroti Subsidi Tiket KRL Berbasis NIK: Kelas Menengah Semakin Terpuruk, Bisa Turun Kelas

Wacana Subsidi tiket KRL berbasis NIK mengemuka usai Menhub Budi Karya. Diskusi INDEF bahas dalam diskusi Kelas Menengah Turun Kelas.

Baca Selengkapnya

60 Negara Dukung Cetak Biru Kecerdasan Buatan dalam Militer

7 hari lalu

60 Negara Dukung Cetak Biru Kecerdasan Buatan dalam Militer

HRW mengkritik penggunaan Kecerdasan Buatan dalam serangan-serangan Israel ke Gaza.

Baca Selengkapnya

Moskow di Serang Drone-drone Ukraina, 50 Penerbangan Dialihkan

8 hari lalu

Moskow di Serang Drone-drone Ukraina, 50 Penerbangan Dialihkan

Ibu Kota Moskow diserang drone-drone Ukraina hingga menewaskan setidaknya satu orang. Puluhan penerbangan pun dialihkan.

Baca Selengkapnya

ITB Berlakukan Kurikulum Baru, Mahasiswa Merdeka Memilih Mata Kuliah

9 hari lalu

ITB Berlakukan Kurikulum Baru, Mahasiswa Merdeka Memilih Mata Kuliah

Mulai tahun ini, mahasiswa ITB dapat mengambil satuan pelajaran di luar dari bidang studi yang sedang ditempuh.

Baca Selengkapnya

Panitia Pemilihan Rektor UI Umumkan Tujuh Calon, Ada yang dari ITB

12 hari lalu

Panitia Pemilihan Rektor UI Umumkan Tujuh Calon, Ada yang dari ITB

Pansus pemilihan rektor UI mengumumkan tujuh calon yang lolos tahap penyaringan. Salah satu calonnya berasal dari ITB.

Baca Selengkapnya