Transaksi Buy Now Pay Later Diperkirakan Terus Meningkat, Didorong Pertumbuhan E-Commerce

Minggu, 1 September 2024 02:08 WIB

Ilustrasi skema buy now pay later dalam transaksi e-commerce. Dok/Avow

TEMPO.CO, Jakarta - Layanan "buy now pay later" (BNPL) diperkirakan terus bertumbuh seiring melonjaknya transaksi e-commerce. Hingga awal 2024, pasar BNPL global ditaksir telah mencapai US$ 30 miliar, atau senilai Rp 465 triliun. Nilainya diperkirakan akan menggelembung hampir empat kali lipat, yakni mencapai US$ 115 miliar, pada 2032.

Proyeksi tingkat pertumbuhan pasar BNPL di Indonesia diperkirakan lebih tinggi lagi. Hingga awal 2024, nilai BNPL di Indonesia ditaksir sebesar US$ 362 juta, atau senilai Rp 5,6 triliun. Namun pada 2032, angkanya diperkirakan bakal menggelembung lebih 10 kali lipat, mencapai US$ 4 miliar.

Direktur Pengembangan Bisnis Avow untuk Asia Tenggara, Julie Huang, mengatakan ruang pertumbuhan BNPL di Indonesia amat besar. Pertama, layanan e-commerce di Indonesia meningkat pesat, namun baru 9 persen di antara pengguna layanan tersebut yang memanfaatkan skema transaksi pay later.

Dalam 12 bulan terakhir, kata Julie, jutaan orang Indonesia mengadopsi skema BNPL. "Sebagian didorong oleh meningkatnya inflasi dan sebagian besar oleh fakta bahwa hampir setengah dari populasi orang dewasa tidak memiliki rekening bank," kata Julie dalam siaran pers yang dikutip Tempo pada Ahad, 1 September 2024.

Dalam catatan Avow, perusahaan pemasaran aplikasi teknologi berbasis di Jerman, sejumlah aplikasi pembayaran telah meramaikan pasar BNPL global, seperti PayPal, Affirm, Klarna, dan Afterpay. Di Indonesia, pasar yang sama didominasi beberapa pemain, seperti Akulaku, Kredivo, Indodana, dan Atome.

Advertising
Advertising

Pasar BNPL diperkirakan tidak hanya bertumbuh, tapi juga berkembang pesat di masa mendatang, terutama karena demografi konsumen milenial dan Gen Z yang diperkirakan cenderung membutuhkan opsi pembayaran yang lebih fleksibel. Oleh karena itu, menurut Julie, persaingan di antara penyedia layanan BNPL pun juga akan semakin ketat. "Diferensiasi melalui peluang iklan dan kemitraan baru menjadi sangat penting," kata Julie.

Julie menilai pemasaran melalui perangkat seluler pabrikan alias original equipment manufacturer (OEM) bisa menjadi solusi untuk menawarkan layanan BNPL. Penyedia layanan BNPL dapat bermitra secara strategis dengan OEM untuk menarik basis pengguna lebih luas. "Kekuatan iklan OEM seluler adalah memungkinkan perusahaan menjangkau pengguna secara langsung di perangkat mereka, meningkatkan visibilitas, dan keterlibatan," kata Julie.

Berita terkait

Live Streaming Kian Digemari, Shopee: Pembeli Berevolusi, dari Offline ke Online, dan Sekarang..

22 jam lalu

Live Streaming Kian Digemari, Shopee: Pembeli Berevolusi, dari Offline ke Online, dan Sekarang..

Senior Director of Marketing Growth Shopee Indonesia, Monica Vionna menyatakan pembeli saat ini menggemari cara belanja lewat live streaming.

Baca Selengkapnya

Ternyata Mudah Cara Menghapus Tag Kontak di GetContact

1 hari lalu

Ternyata Mudah Cara Menghapus Tag Kontak di GetContact

Untuk menghapus tag kontak di GetContact, berikut langkah-langkah yang bisa Anda ikuti.

Baca Selengkapnya

Teten Pastikan Aplikasi Temu asal Cina Belum Daftar Izin: Baru Urus HAKI

8 hari lalu

Teten Pastikan Aplikasi Temu asal Cina Belum Daftar Izin: Baru Urus HAKI

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki angkat bicara soal status aplikasi e-commerce asal Cina, Temu.

Baca Selengkapnya

Mengenal Game Brawl Stars, yang Berkolaborasi dengan SpongeBob dan John Cena

9 hari lalu

Mengenal Game Brawl Stars, yang Berkolaborasi dengan SpongeBob dan John Cena

Kolaborasi game Brawl Stars dirancang untuk memperingati ulang tahun ke-25 SpongeBob SquarePants

Baca Selengkapnya

Profil Pinduoduo, Perusahaan Cina yang Disebut Bisa Mengancam Produk UMKM Indonesia

12 hari lalu

Profil Pinduoduo, Perusahaan Cina yang Disebut Bisa Mengancam Produk UMKM Indonesia

Pinduoduo Inc. adalah perusahaan e-commerce asal Cina disebut bisa mengancam UMKM Indonesia

Baca Selengkapnya

Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Penjual Mulai 16 September 2024

15 hari lalu

Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Penjual Mulai 16 September 2024

Tokopedia menaikkan biaya layanan penjual mulai 16 September 2024. Kebijakan ini berlaku untuk penjual kategori apa saja?

Baca Selengkapnya

Jejak Persaingan Shopee dengan Tokopedia, Siapa Penguasa Pasar E-Commerce RI Saat Ini?

19 hari lalu

Jejak Persaingan Shopee dengan Tokopedia, Siapa Penguasa Pasar E-Commerce RI Saat Ini?

Nama Shopee tengah jadi sorotan publik. Bagaimana kinerja bisnis di e-commerce RI dan bagaimana persaingan Shopee dengan Tokopedia saat ini?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Dari Jokowi Bilang Benci E-commerce Asing hingga Dugaan Kaesang Difasilitasi Bos Shopee

22 hari lalu

Terpopuler: Dari Jokowi Bilang Benci E-commerce Asing hingga Dugaan Kaesang Difasilitasi Bos Shopee

Presiden Jokowi dulu sempat menyatakan tidak suka dengan e-commerce asing. Namun kini anaknya, Kaesang diduga mendapat fasilitas dari bos Shopee.

Baca Selengkapnya

Dulu Jokowi Kritik E-commerce Asing, Kini Kaesang Diduga Dapat Fasilitas Jet Pribadi Bos Shopee

22 hari lalu

Dulu Jokowi Kritik E-commerce Asing, Kini Kaesang Diduga Dapat Fasilitas Jet Pribadi Bos Shopee

Presiden Jokowi dulu kritik e-commerce asing. Kini Kaesang diduga mendapat fasilitas jet pribadi dari bos Shopee. Ada apa?

Baca Selengkapnya

Pemerintah Khawatirkan Masifnya Produk Impor di E-commerce

42 hari lalu

Pemerintah Khawatirkan Masifnya Produk Impor di E-commerce

Kemenkop UKM menganggap adanya gejala deindustrialisasi dengan masifnya produk impor melalui pasar online, serta mengalahkan UMKM.

Baca Selengkapnya