Tampil Beda Biar Selamat

Reporter

Editor

Kamis, 13 Agustus 2009 18:11 WIB



TEMPO Interaktif, Jakarta - Dalam kerajaan binatang, segala sesuatu sebenarnya tak sesederhana yang terlihat. Individu dari spesies yang sama bisa terlihat amat berbeda satu sama lain, atau istilah biologinya polimorfisme.
Terkadang jumlah bentuk tubuh yang berbeda (exuberant polymorphisms) dalam sebuah populasi binatang dapat mencapai dua kali lipat. Para ilmuwan di University of York, Inggris, telah mengembangkan sebuah model komputer yang dapat membantu menjelaskan bagaimana tingkat variasi ini bertambah banyak dan terus berkembang.
Salah satu contoh exuberant polymorphism adalah laba-laba jenis Hawaiian happy-face, yang diteliti oleh Geoff Oxford dan timnya di jurusan biology universitas tersebut. Variasinya amat beragam, mulai dari bentuk laba-laba biasa berwarna kuning polos sampai tipe langka yang memiliki bercak merah, hitam atau putih, yang seluruhnya diwariskan kepada keturunannya. "Itu selalu menjadi misteri besar, mengapa setiap populasi laba-laba ini di seluruh kepulauan Hawaii memiliki variasi yang begitu tinggi," kata Oxford. "Inilah yang menjadi titik awal pemodelan yang kami lakukan."
Sebelum Oxford dan timnya melakukan pemodelan, para ilmuwan beranggapan bahwa polimorfisme terkait dengan upaya menghindari binatang pemangsa dengan cara meniru karakteristik binatang lain. Proses ini melibatkan perkembangan mental binatang predator yang mencari citra binatang paling umum mangsa mereka, sehingga mereka akan mengabaikan mangsa yang penampilannya jauh berbeda.
Meski terhindar dari serangan predator, binatang yang memiliki penampilan berbeda dari binatang lain harus menanggung konsekuensi yang lumayan berat karena tak bisa memiliki posisi terhormat di kelompoknya. Polimorfisme merupakan hasil seleksi evolusioner pada binatang mangsa agar terlihat berbeda dari bentuk binatang mangsa yang umum.
Meski demikian, para ilmuwan York menemukan bahwa seleksi apostatik itu tak bisa menjelaskan besarnya perbedaan antarindividu yang terlibat dalam exuberant polymorphism pada sejumlah spesies. Hal ini hanya bisa dijelaskan oleh kewaspadaan terhadap sumber makanan. Sikap waspada itu ditunjukkan oleh binatang pemangsa dengan berhati-hati sebelum memangsa makanan yang baru.
Berdasarkan riset terbaru ini, Oxford dan timnya menunjukkan bahwa tingkat sederhana kewaspadaan terhadap sumber pangan saja bisa menyebabkan terpeliharanya keragaman bentuk binatang mangsa dalam satu spesies. "Individu binatang mangsa mutan yang terlihat berbeda dari teman-temannya mempunyai keuntungan dalam bertahan hidup karena dia tidak akrab di mata predatornya," kata Daniel Franks, pakar dari York Centre for Complex Systems Analysis. "Beberapa spesies binatang mangsa mengembangkan polimorfisme untuk mengecoh predator dengan menyuguhi beragam jenis makanan yang tampak baru."
TJANDRA | SCIENCEDAILY | YORK

Berita terkait

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

13 hari lalu

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.

Baca Selengkapnya

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

13 hari lalu

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.

Baca Selengkapnya

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

17 hari lalu

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

Program studi Biologi UGM raih peringkat 1 di Indonesia Versu QR WUR by Subject 2024. Berikut profil prodi ini.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

20 Februari 2024

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

Polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga. Simak hasil studi tim peneliti di Amerika Serikat ini.

Baca Selengkapnya

Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

11 September 2023

Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

Katak langka ini berwarna oranye kecokelatan. Tubuhnya dipenuhi bintik putih seperti mutiara dan berkilau saat disorot cahaya senter.

Baca Selengkapnya

Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

23 Mei 2023

Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

Laporan-laporan tentang pertemuan dengan orca yang agresif di lepas pantai Iberian mulai muncul pada Mei 2020, dan belakangan menjadi lebih sering.

Baca Selengkapnya

Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

16 Desember 2022

Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

Ini adalah bukti resmi pertama organ genital ular betina.

Baca Selengkapnya

Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

21 September 2022

Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

Ig Nobel diberikan kepada penelitian-penelitian yang dianggap paling aneh, konyol dan unik yang membuat 'tertawa namun kemudian berpikir'.

Baca Selengkapnya

Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

23 Juli 2022

Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

Jefferson peraih medali perunggu di olimpiade Biologi internasional di Armenia sudah merantau sejak SD. Memiliki segudang prestasi.

Baca Selengkapnya

3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

16 Juni 2022

3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

Di urutan ke-2 dan ke-3 ada Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia sebagai kampus terbaik di bidang Biologi. Kampus mana yang pertama?

Baca Selengkapnya