Riset Sebut Asteroid Bisa jadi Makanan Astronot dalam Misi Luar Angkasa, Begini Pengolahannya

Jumat, 18 Oktober 2024 20:29 WIB

Ilustrasi asteroid. youtube.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah peneliti dari Western University's Institute for Earth and Space Exploration menemukan peluang untuk mengolah asteroid menjadi makan para astronot. Dalam sebuah riset yang terbit pada 3 Oktober 2024 melalui International Journal of Astrobiology, pengolahan batu angkasa itu dianggap bisa mengatasi masalah stok makanan dalam misi penjelajahan antar bintang.

Melansir ulasan Live Science pada Kamis, 17 Oktober 2024, riset ini menyinggung masalah kru International Space Station (ISS) yang hidupnya bergantung pada pasokan makanan dari Bumi. Ketergantungan ini masih dibebani rumitnya logistik serta ongkos yang mahal.

“Kita harus mengurangi ketergantungan pada pasokan ulang dari Bumi," ujar Eric Pilles, pemimpin grup peneliti dalam studi tersebut.

Para ilmuwan mencetuskan cara untuk mencari bahan baku makanan yang mudah didapat dari stasiun luar angkasa tersebut. Setelah meneliti mikroba dan senyawa organik yang terkandung pada asteroid, muncul teori untuk menghasilkan biomassa yang dapat dimakan.

Asteroid harus diolah dengan metode pirolisis, yaitu pengolahan dengan panas tinggi untuk memecah senyawa organik asteroid di lingkungan tanpa oksigen. Proses itu menghasilkan hidrokarbon yang bisa disalurkan kepada mikroba. Produk akhirnya adalah biomassa yang mengandung nutrisi bagi manusia.

Advertising
Advertising

Seluruh teori ini hanya cocok untuk asteroid kondrit karbon. Batu angkasa ini mengandung unsur karbon, biasanya berupa senyawa organik seperti asam amino. Kondrit karbon mengandung 10,5 persen air dan materi organik dalam porsi besar.

Sebelum menjajal pirolisis pada sampel asteroid, para peneliti memperkirakan jumlah batu yang dibutuhkan dan potensi makanan yang bisa dihasilkan. Hasilnya, asteroid seperti Bennu—nama salah satu asteroid jenis kondrit korbon—bisa menghasilkan 50 hingga 6.550 ton biomassa yang bisa dimakan. Kalorinya cukup untuk menopang kehidupan astronot selama 600 hingga 17.000 tahun.

Bila berhasil diterapkan, temuan soal metode konsumsi asteorid ini bisa merevolusi perjalanan luar angkasa. Pasalnya, para astronot bisa mencari makanan di tengah perjalanan, alih-alih memboyong persediaan dalam jumlah besar dari Bumi. Namun, penelitian soal pengolahan asteroid ini masih harus dikembangkan, terutama soal kelayakan dan rasa makanan yang dihasilkan nantinya.

"Penggunaan karbon pada asteroid untuk menyediakan sumber makanan bagi manusia yang menjelajahi tata surya tampak menjanjikan, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan,” begitu bunyi kesimpulan studi tersebut.

Pilihan Editor: Studi Pantau Gambut Soal Food Estate Kalimantan: Sebagian jadi Semak Belukar, Bahkan Kebun Sawit

Berita terkait

Begini Cara Nasa Lacak Asteroid Seukuran Bus yang Dekati Bumi

10 hari lalu

Begini Cara Nasa Lacak Asteroid Seukuran Bus yang Dekati Bumi

Asteroid 2024 TW2 sempat mendekati bumi dengan kecepatan lebh dari 60 ribu km/jam. Namun ukuran dan lintasannya dinyatakan tak berbahaya.

Baca Selengkapnya

Cina Perkenalkan Pakaian Antariksa untuk Misi Bulan Sebelum 2030

16 hari lalu

Cina Perkenalkan Pakaian Antariksa untuk Misi Bulan Sebelum 2030

Cina bukan satu-satunya negara yang memperbarui pakaian antariksa astronot mereka.

Baca Selengkapnya

Fenomena Astronomi Saat Ini: Komet yang Cerlang Cemerlang dan Bulan Ada Dua sampai November

19 hari lalu

Fenomena Astronomi Saat Ini: Komet yang Cerlang Cemerlang dan Bulan Ada Dua sampai November

Penampakan komet akan hilang dan muncul lagi April mendatang. Asteroid mini baru saja menjadi bulan kedua untuk Bumi.

Baca Selengkapnya

Asteroid 2024 PT5 Diidentifikasi Akan Mengorbit Bersama Bumi dalam Dua Bulan

21 hari lalu

Asteroid 2024 PT5 Diidentifikasi Akan Mengorbit Bersama Bumi dalam Dua Bulan

Kalangan astronom tengah mengamati asteroid 2024 PT5 berukuran 11 meter yang akan terkena tarikan gravitasi bumi.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Fenomena Bulan Mini yang Akan Temani Bumi 2 Bulan ke Depan

23 hari lalu

Penjelasan Fenomena Bulan Mini yang Akan Temani Bumi 2 Bulan ke Depan

Para astronom sedang bersiap arahkan pengamatan ke fenomena yang disebut sebagian kalangan sebagai bulan kembar.

Baca Selengkapnya

Astronot NASA yang 'Terdampar' di Stasiun Antariksa: Kecewa? Sama Sekali Tidak!

33 hari lalu

Astronot NASA yang 'Terdampar' di Stasiun Antariksa: Kecewa? Sama Sekali Tidak!

Astronot NASA, Sunita Williams dan Butch Wilmore, mengaku tak kecewa terhadap Boeing yang membuat mereka kini 'terdampar' di ISS.

Baca Selengkapnya

Astronot Swasta di Misi Polaris Dawn Sukses Spacewalk, Sejarah Baru dalam Penerbangan Antariksa

35 hari lalu

Astronot Swasta di Misi Polaris Dawn Sukses Spacewalk, Sejarah Baru dalam Penerbangan Antariksa

Misi Polaris Dawn SpaceX membuat rentetan catatan sejarah baru dalam dunia penerbangan antariksa.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta dari Bola Api Asteroid yang Melesat di Langit Filipina

35 hari lalu

Fakta-fakta dari Bola Api Asteroid yang Melesat di Langit Filipina

Jaringan teleskop survei di Bumi kini sudah cukup baik untuk melihat kedatangan obyek semungil asteroid ini dan memberikan peringatan dini.

Baca Selengkapnya

Blue Origin Antar Mahasiswi Ini Jadi Perempuan Termuda yang Lewati Garis Karman

45 hari lalu

Blue Origin Antar Mahasiswi Ini Jadi Perempuan Termuda yang Lewati Garis Karman

Blue Origin mencatatkan rekor baru dari penerbangan wisata luar angkasa terbarunya.

Baca Selengkapnya

Dua Astronot NASA Terjebak di Luar Angkasa, Baru Dipulangkan ke Bumi Tahun Depan

53 hari lalu

Dua Astronot NASA Terjebak di Luar Angkasa, Baru Dipulangkan ke Bumi Tahun Depan

Dua astronot NASA terjebak di luar angkasa. Misi semula hanya 8 hari berubah menjadi 8 bulan karena pesawat pengangkut rusak.

Baca Selengkapnya