Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

WMO Cemaskan Sebagian Bumi yang Banjir Bandang, Sebagian Lain Kekeringan

image-gnews
Rumah apung di dekat gundukan pasir yang terdampar akibat kekeringan di Sungai Solimoes, salah satu anak sungai terbesar Sungai Amazon, Brasil 30 September 2024. Kekeringan terjadi paling parah dan meluas dialami Brasil sejak terakhir terjadi tahun 1950.  REUTERS/Bruno Kelly
Rumah apung di dekat gundukan pasir yang terdampar akibat kekeringan di Sungai Solimoes, salah satu anak sungai terbesar Sungai Amazon, Brasil 30 September 2024. Kekeringan terjadi paling parah dan meluas dialami Brasil sejak terakhir terjadi tahun 1950. REUTERS/Bruno Kelly
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB baru-baru ini memperingatkan bahwa stabilitas siklus air Bumi terancam akibat perubahan iklim. Aliran sungai telah menurun drastis hingga mencapai rekor kekeringan dalam 30 tahun terakhir pada 2023. 

Pada saat yang sama, gletser mencatat kehilangan terburuk dalam setengah abad, mengakibatkan hilangnya sebagian besar es di kutub-kutub Bumi. Dan, sementara satu ujung spektrum mengalami kekeringan ekstrem, ujung lainnya mengalami kelebihan air yang signifikan, dengan banjir yang melanda berbagai negara.

Presiden Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), Celeste Saulo, menyampaikan keprihatinannya tentang tanda-tanda peringatan dini perubahan iklim yang disebutnya nyata itu. "Kepanikan yang semakin meningkat ini menekankan bagaimana kehidupan manusia, ekosistem, dan ekonomi berada dalam posisi genting di ambang bencana yang disebabkan oleh iklim," kata Saulo dikutip dari Earth.com, Rabu 16 Oktober 2024.

Kondisi Bumi yang panas akibat atmosfer yang menghangat dengan cepat, menurut dia, membuat siklus air di Bumi tidak menentu dan sulit diprediksi. Dengan tahun 2023 lalu menyandang predikat sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah pencatatan suhu udara, Saulo menyebutkan, banyak wilayah di dunia mengalami kekeringan yang berkepanjangan.

Pada saat yang sama, wilayah lain di dunia juga mengalami banjir bandang yang parah. Peristiwa cuaca ini sebagian disebabkan oleh fenomena La Nina dan El Nino tetapi, menurut Saulo, perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia memperburuknya.

“Kondisi yang lebih hangat menahan lebih banyak uap air, yang menyebabkan hujan lebat. Sedangkan penguapan dan pengeringan tanah yang lebih cepat memperburuk kondisi kekeringan,” kata Saulo.

Keseimbangan yang ironis antara kelimpahan dan kekurangan air itu, kata Saulo, telah menjerumuskan banyak negara ke dalam krisis air yang semakin parah. Pada 2023, Afrika menanggung beban bencana ini, dengan jumlah korban manusia yang sangat besar.

Di antaranya adalah Libya di mana banjir besar karena hujan ekstrem pada September 2023 menyebabkan runtuhnya dua bendungan secara mengerikan, mengakibatkan hilangnya lebih dari 11.000 jiwa dan mengganggu 22 persen populasi negara tersebut. Di sisi lain, lebih dari separuh daerah tangkapan air sungai di dunia menjadi lebih kering daripada biasanya selama tiga tahun terakhir.

Catatan PBB menunjukkan bahwa sekitar 3,6 miliar orang tidak memiliki akses terhadap air bersih setidaknya selama satu bulan setiap tahun. Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 5 miliar pada 2050.

Gletser juga disebutnya bakal menanggung akibat. Gletser mencair dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya sepanjang September 2022 hingga Agustus 2023 lalu. Total, sebanyak 600 miliar ton air hilang dalam 50 tahun.

Jalan ke Luar dari Krisis Air

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Presiden WMO memperingatkan bahwa kerugian ini mengancam keamanan air jangka panjang bagi banyak komunitas di seluruh dunia. Dengan semua ini, Saulo mendesak tindakan tegas untuk mengatasi krisis yang mengancam.

Menurut dia,  kesenjangan antara wilayah yang kaya air dan yang miskin air semakin melebar akibat perubahan iklim, sehingga diperlukan solusi inovatif untuk menjembatani kesenjangan kritis ini. Kemajuan teknologi seperti desalinasi dan pemanenan air hujan, kata dia, menawarkan cara yang menjanjikan untuk mendistribusikan kembali air secara efektif.

Desalinasi, meskipun membutuhkan banyak energi, berpotensi mengubah air laut menjadi air minum, memberikan bantuan untuk daerah kering. Sistem pemanenan air hujan yang disesuaikan dengan iklim setempat dapat mengurangi dampak kelangkaan curah hujan dengan menyimpan kelebihan air selama musim hujan.

"Selain itu, kerja sama internasional sangatlah penting, dengan negara-negara perlu berbagi sumber daya dan pengetahuan untuk beradaptasi dengan tantangan kelangkaan air secara holistik," ucapnya.

Intinya, menurut dia, mengatasi kesenjangan dalam aksesibilitas air memerlukan upaya global terpadu yang menekankan praktik berkelanjutan dan distribusi yang adil. Menurut dia, tindakan cepat diperlukan para pemimpin global menghadapi tekanan untuk mengubah retorika mereka tentang krisis air menjadi strategi yang dapat ditindaklanjuti.

Ia menyebutkan tindakan utama meliputi investasi dalam ketahanan iklim, mengintegrasikan pengetahuan tradisional dengan ilmu pengetahuan modern, dan memprioritaskan pendidikan untuk mempromosikan konservasi air. "Tindakan cepat sangat penting untuk mengurangi krisis kelangkaan air yang akan datang dan mengamankan masa depan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang."

Stefan Uhlenbrook, Direktur Departemen Hidrologi, Air, dan Kriosfer WMO, menekankan urgensi investasi dalam infrastruktur untuk menghemat air dan melindungi masyarakat dari bencana terkait air. Perubahan khususnya dibutuhkan di bidang pertanian, yang menghabiskan 70 persen konsumsi air tawar dunia.

"Saat dunia mulai menuju masa depan di mana siklus air normal mungkin hanya tinggal kenangan, tantangan stabilisasi iklim tampak menakutkan," kata dia sambil menambahkan, "Meskipun kita mungkin tidak dapat memutar balik waktu, kita tentu dapat berusaha untuk memahami, beradaptasi, dan memerangi perubahan ini untuk memberi lebih banyak waktu bagi generasi mendatang."

 Pilihan Editor: Apple Diam-diam Luncurkan iPad Mini Baru dengan Chip A17 Pro

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Banjir Parah di Batam Hari Ini, Warga: Kota Elite, Drainase Sulit

1 hari lalu

Tangkapan layar - banjir di Kecamatan Bengkong, Kota Batam, Senin 14 Oktober 2024. ANTARA/Jessica
Banjir Parah di Batam Hari Ini, Warga: Kota Elite, Drainase Sulit

Hujan lebat yang terjadi pada hari ini, Senin 14 Oktober 2024, menyebabkan banjir di berbagai daerah di Kota Batam.


Curah Hujan Tinggi, Ratusan Rumah di Tiga Kecamatan di Mentawai Terendam Banjir

2 hari lalu

Kondisi Desa Sigapokna dan Malancan, Pulau Siberut, Kabupaten Mentawai saat dilanda banjir sejak Sabtu 12 Oktober 2024. Dokumentasi : Masyarakat Mentawai.
Curah Hujan Tinggi, Ratusan Rumah di Tiga Kecamatan di Mentawai Terendam Banjir

Sejumlah desa di tiga kecamatan di Kabupaten Mentawai terendam banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi sejak Sabtu.


BMKG Catat 4 Daerah di NTB Hadapi Kekeringan Level Awas, Ada Risiko Karhutla

4 hari lalu

Foto udara kawasan persawahan yang mengering di Lombok Timur, NTB, Rabu, 12 Juni 2024. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)
BMKG Catat 4 Daerah di NTB Hadapi Kekeringan Level Awas, Ada Risiko Karhutla

Beberapa daerah di NTB sedang menghadapi risiko kekeringan ekstrem akibat musim kemarau 2024.


BNPB: Banjir di Halmahera Utara, 748 Kepala Keluarga Terdampak

9 hari lalu

Ilustrasi banjir. ANTARA/Iggoy el Fitra
BNPB: Banjir di Halmahera Utara, 748 Kepala Keluarga Terdampak

BNPB menyebutkan, hujan intensitas tinggi dengan durasi lama membuat Sungai Wailamo meluap dan menyebabkan banjir di Halmahera Utara.


Lima Desa Terendam Banjir di Halmahera Utara, 748 Kepala Keluarga Terdampak

10 hari lalu

Ilustrasi banjir. TEMPO/Ifa Nahdi
Lima Desa Terendam Banjir di Halmahera Utara, 748 Kepala Keluarga Terdampak

Banjir melanda lima desa yang berada di dalam wilayah administratif Kecamatan Kao Barat.


Badai Helene, Ribuan Warga di North Carolina Belum Dapat Akses ke Air Bersih dan Listrik

12 hari lalu

Relawan dengan Project C.A.R.E., sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Alabama menyajikan makanan kepada arga setempat pasca Badai Tropis Helene menerjang kawasan Madison, Florida, Amerika Serikat, 27 September 2024. REUTERS/Octavio Jones
Badai Helene, Ribuan Warga di North Carolina Belum Dapat Akses ke Air Bersih dan Listrik

Badai Helene adalah badai kuat hingga mendorong terjadinya banjir bandang, meremukkan pipa-pipa, merusak sistem perairan


Jokowi Resmikan Bendungan Temef di NTT: Kunci Kemakmuran Itu Air

14 hari lalu

Foto udara penampakan bendungan Temef di Kabupaten TTS. ANTARA/Ho-Waskita Karya
Jokowi Resmikan Bendungan Temef di NTT: Kunci Kemakmuran Itu Air

Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Temef yang merupakan bendungan terbesar di NTT. Ia mengatakan air sangat vital bagi masyarakat NTT.


Jumlah Korban Banjir Capai 218 Jiwa dan Penundaan Bantuan Picu Kemarahan Publik Nepal

14 hari lalu

Warga menyelamatkan barang-barangnya di sepanjang jalan saat air banjir surut setelah hujan lebat di Kathmandu, Nepal, 29 September 2024. REUTERS/Navesh Chitrakar
Jumlah Korban Banjir Capai 218 Jiwa dan Penundaan Bantuan Picu Kemarahan Publik Nepal

Korban selamat dari banjir monsun yang melanda Nepal mengkritik pemerintah karena upaya bantuan yang tidak memadai


Kementerian PUPR Targetkan Tanggul di Wilayah Pesisir Jakarta Rampung Tahun Depan

15 hari lalu

Tanggul pantai di kawasan Muara Baru, Jakarta, Rabu, 22 Mei 2024. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan langkah-langkah untuk mengatasi penurunan permukaan tanah (land subsidence) di Pantai Utara Jakarta melalui pembangunan tanggul pengaman pantai DKI Jakarta Tahap II sebagai bagian dari program Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). TEMPO/Tony Hartawan
Kementerian PUPR Targetkan Tanggul di Wilayah Pesisir Jakarta Rampung Tahun Depan

Dari 13 sungai yang ada, pengerjaan program tanggul pantai ini dibagi menjadi tanggung jawab DKI Jakarta dan Kementerian PUPR.


Banjir dan Tanah Longsor di Nepal, Sekolah Diliburkan 3 Hari

16 hari lalu

Warga menyelamatkan barang-barangnya di sepanjang jalan saat air banjir surut setelah hujan lebat di Kathmandu, Nepal, 29 September 2024. REUTERS/Navesh Chitrakar
Banjir dan Tanah Longsor di Nepal, Sekolah Diliburkan 3 Hari

Tanah longsor dan banjir bandang di Nepal dipicu hujan lebat selama dua hari berturut-turut