Ultrasonic Bisa Sulap Minyak Goreng Bekas Jadi Biodiesel

Reporter

Editor

Rabu, 2 Desember 2009 14:52 WIB

www.sxc.hu
TEMPO Interaktif, Jakarta - Ultrasonic biodiesel, begitu Agung Sri Hendarsa memperkenalkan jenis energi alternatif yang ditekuninya selama dua tahun terakhir. Diawali dengan riset dan bertanya-tanya, dilanjutkan dengan eksperimen dengan skala batch, sebuah proposal komplet pemanfaatan minyak kelapa sawit kualitas rendah atau minyak goreng bekas untuk pembuatan biodiesel dengan teknologi itu, lengkap dengan aspek komersialisasinya, sudah disusun dan siap pakai oleh investor.

"Hasilnya sangat visible dan berguna untuk para pemain baru yang selama ini masih tarik-ulur untuk terjun di bisnis biodiesel," ujarnya ketika ditemui di kantornya di Jakarta Selatan, Senin lalu.

Sejak memutuskan mendirikan perusahaan sendiri, PT Aozora Perkasa Agung, yang menawarkan solusi rekayasa proses produksi minyak dan gas, pada Juni lalu, Agung memang belum berhasil mengail investor. Tapi setidaknya nama dan proposalnya itu sudah bergaung dari Festival Pemuda Berprestasi 2009.

Pada babak final festival yang digelar di kantor Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga tepat sepekan lalu itu, nama Agung diumumkan di antara 10 besar yang berhak atas hadiah uang Rp 15 juta. Ia juga berada di antara para finalis yang didorong oleh dewan juri yang dipimpin Warsito, Ketua Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia, untuk segera mematenkan karyanya.

Agung adalah satu wiraswastawan yang lolos di antara 20 finalis pemuda berprestasi tahun ini. Usianya, yang baru menginjak 32 tahun pada awal November lalu, memang memenuhi kriteria festival, yang menetapkan syarat pemuda dalam rentang usia 16-35 tahun. Pada festival itu ia kebanyakan bersaing dengan para mahasiswa, juga pelajar.

Ketika ditemui Senin lalu, Agung mengungkapkan bahwa tujuan sesungguhnya ia ikut festival pemuda berprestasi mulai menuai hasil. Sepucuk undangan telah diterimanya untuk ikut mengisi tempat di forum yang digelar Ikatan Ahli Perminyakan Indonesia hari ini dan besok di kampus Institut Teknologi Bandung. "Saya mendapat tempat di sini," katanya menunjuk satu tempat dalam denah pameran yang mengiringi acara forum.

Sejak menempuh studi di Nagoya University, Jepang, demi gelar master di bidang teknik kimia, putra asli Temanggung ini memang sudah berfokus pada segala rupa energi alternatif, termasuk biodiesel. Ia bahkan sempat menelurkan satu paten di negeri itu--atas nama berdua dengan profesornya.

Sama dengan yang dikerjakannya saat ini, paten juga berupa proposal komplet yang sudah tergolong rekayasa industri. Bedanya, proposalnya kini tentang biodiesel ultrasonik, tapi pada 2000-2002, yang dikerjakan Agung adalah tentang teknologi gasifikasi sampah organik perkotaan. "Yang banyak di Jepang itu sampah, tidak ada minyak atau batu bara, jadi kita ikut riset yang ada di sana," dia menjelaskan.

Ultrasonic biodiesel atau teknologi suara berfrekuensi ultra sebagai reaktor pemroses biodiesel sendiri bukanlah hal baru--meski di negeri sendiri masih banyak di tataran riset. Orisinalitas pada karya yang diajukan Agung dalam Festival Pemuda Berprestasi 2009 adalah ia merangkai jadi satu teknik yang menggantikan peran konvensional reaktor alir tangki berpengaduk itu dengan efisiensi bagian lain dalam proses produksi biodiesel.

Efisiensi biasanya ditawarkan per bagian. "Yang saya lakukan adalah perbaikan secara keseluruhan, mulai dari preparasi, reaksi inti, dan reaksi pemurnian," katanya.

Bahan baku minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang digunakan pun bisa yang berkualitas jelek dengan kandungan lemak asam bebas (FFA) yang mencapai 20 persen atau lebih. CPO seperti itu tidak dihargai oleh industri besar pengekspor biodiesel semacam Wilmar dan Musimas. "CPO seperti itu biasanya dihasilkan di pabrik sawit kecil atau perkebunan sawit rakyat dan habis dibakar saja," kata Agung.

Dalam proposal yang ditawarkannya, Agung juga merancang satu industri biodiesel yang mampu berproduksi sampai 30 juta liter per tahun--sebuah skala produksi terkecil di industri yang tergolong besar. Di situ ia mencantumkan hasil hitungannya bahwa dengan teknologi ultrasonik, total pengeluaran sebesar Rp 19 miliar akan kembali dalam 21 bulan.

Bagaimana kalau memakai jelantah, apakah tidak menguntungkan? "Tentu menguntungkan untuk skala industri rumahan. Tapi, masalahnya, apakah pasokan minyak goreng bekas itu bakal terjamin?" katanya balik bertanya. "Saya membuatkan hitung-hitungan ini sekalian untuk industri besar. Tidak tanggung-tanggung."

WURAGIL

Berita terkait

Kapal Ikan Asal Juwana Ditangkap di Laut Arafura Karena Transhipment Ilegal dan Selundupkan Solar

14 hari lalu

Kapal Ikan Asal Juwana Ditangkap di Laut Arafura Karena Transhipment Ilegal dan Selundupkan Solar

Kapal pengangkut ikan asal Indonesia ditangkap kerena melakukan alih muatan (transhipment) dengan dua Kapal Ikan Asing (KIA) di Laut Arafura, Maluku.

Baca Selengkapnya

Pemerintah akan Batasi Pembelian BBM Jenis Pertalite dalam Waktu Dekat, Apa Alasannya?

42 hari lalu

Pemerintah akan Batasi Pembelian BBM Jenis Pertalite dalam Waktu Dekat, Apa Alasannya?

Setelah BBM jenis premium ditarik dari peredaran, maka Pertalite menjadi pilihan masyarakat. Namun, kini pemerintah akan batasi pada 2024.

Baca Selengkapnya

Istri Polisi Dilaporkan Kasus Penipuan Investasi Bisnis BBM Solar, Kerugian Para Korban Capai Rp 35 Miliar

43 hari lalu

Istri Polisi Dilaporkan Kasus Penipuan Investasi Bisnis BBM Solar, Kerugian Para Korban Capai Rp 35 Miliar

Polda Kalsel telah menaikkan penanganan kasus penipuan investasi BBM solar ini ke tahap penydikan. Namun belum ada penetapan tersangka.

Baca Selengkapnya

Terkini: Profil BBN Airlines Indonesia, Insiden Pilot Tertidur selain Batik Air

49 hari lalu

Terkini: Profil BBN Airlines Indonesia, Insiden Pilot Tertidur selain Batik Air

Berita terkini: Profil maskapai baru BBN Airlines Indonesia, insiden pilot tertidur di pesawat selain Batik Air.

Baca Selengkapnya

Penjualan Pertalite dan Solar Dibatasi, Berapa Anggaran dan Kuotanya Tahun Ini?

49 hari lalu

Penjualan Pertalite dan Solar Dibatasi, Berapa Anggaran dan Kuotanya Tahun Ini?

Konsumsi Pertalite tahun lalu di bawah kuota, dan tahun ini jatah BBM bersubsidi ini turun jadi 31, juta kiloliter. Kuota solar naik jadi 19 juta KL.

Baca Selengkapnya

Siap-siap, Pembelian Pertalite segera Dibatasi Tahun Ini

49 hari lalu

Siap-siap, Pembelian Pertalite segera Dibatasi Tahun Ini

Pemerintah telah menyiapkan aturan pembatasan pembelian BBM subsidi, termasuk pertalite dan solar, yang akan berlaku tahun ini.

Baca Selengkapnya

Mengintip Harga BBM di Negara Tetangga, Tidak Menjual Lagi Bensin Sekelas Pertalite

50 hari lalu

Mengintip Harga BBM di Negara Tetangga, Tidak Menjual Lagi Bensin Sekelas Pertalite

Menteri Energi Arifin Tasrif menyatakan pembatasan akan berlaku bagi pembelian BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar.

Baca Selengkapnya

Pembelian Pertalite Akan Dibatasi, YLKI: Daya Beli Konsumen Terpukul

50 hari lalu

Pembelian Pertalite Akan Dibatasi, YLKI: Daya Beli Konsumen Terpukul

Pengurus Harian YLKI Agus Suyatno menilai kebijakan pembatasan pembelian BBM subsidi seperti Pertalite ini akan memukul daya beli konsumen.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Insiden Pilot Batik Air yang Tertidur Rugikan Konsumen, Pembelian Pertalite dan Solar Bakal Dibatasi

50 hari lalu

Terpopuler: Insiden Pilot Batik Air yang Tertidur Rugikan Konsumen, Pembelian Pertalite dan Solar Bakal Dibatasi

Insiden pilot dan kopilot Batik Air ID-6723 yang tertidur saat penerbangan rute Kendari-Jakarta pada 25 Januari 2024 lalu merugikan konsumen.

Baca Selengkapnya

Pertamina Patra Niaga Siap untuk Pembatasan Pembelian Pertalite, Tunggu Revisi Perpres 191 Rampung

51 hari lalu

Pertamina Patra Niaga Siap untuk Pembatasan Pembelian Pertalite, Tunggu Revisi Perpres 191 Rampung

Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan revisi Perpres 191 masih dalam proses finalisasi oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya