Pendukung Privasi Mengecam Perubahan Facebook

Reporter

Editor

Jumat, 11 Desember 2009 19:56 WIB

TEMPO Interaktif, San Francisco - Pendukung privasi mengecam perubahan kontrol privasi Facebook Kamis lalu. Mereka mengatakan perubahan itu menutupi sebuah langkah untuk membuat member mengekspos lebih banyak informasi secara online.

"Perubahan privasi baru-baru ini tidaklah begitu baik bagi privasi," kata Nicole Ozer, direktur kelompok hak asasi American Civil Liberties Union (ACLU).

"Memang baik bahwa 350 juta orang diminta memikirkan tentang privasi, namun jika apa yang dikatakan Facebook benar tentang memberi member kontrol lebih besar atas informasi mereka, mereka harus melakukan lebih banyak."

Organisasi hak asasi Electronic Frontier Foundation (EFF) menyebut aspek -aspek perubahan privasi Facebook "buruk".

Jaringan sosial online terkemuka itu membalas, dengan mengatakan kritik-kritik itu salah dan waktu akan membuktikan bahwa Facebook melakukan satu langkah besar ke depan.

Kontoversi itu muncul sehari setelah Facebook meminta pengguna untuk memperbaiki setting mereka dengan alat baru yang memungkinkan mereka menentukan siapa yang menerima konten yang diunggah ke situs web.

Sementara perbaikan privasi Facebook memiliki maksud yang baik, ada tekanan untuk membuat anggota komunitas online mengekspos informasi, menurut EFF.

"Perubahan baru Facebook nyatanya dimaksukan untuk membuat orang lebih membuka data Facebook mereka ke publik," ujar pengacara EFF Kevin Bankston dalam sebuah blog.

"Alat transisi privasi Facebook nyatanya didesain untuk menekan pengguna membagi lebih banyak informasi Facebook mereka ke setiap orang, sebuah perkembangan yang mengkhawatirkan yang akan menyebabkan perubahan besar dalam tingkat privasi untuk sebagian besar pengguna Facebook, baik dengan sengaja atau ketidaktelitian."

Sebelum perubahan itu, pengguna Facebook dapat merahasiakan segalanya kecuali nama dan jaringannya.

Sementara kategori public yang baru di Facebook meliputi nama, gambar profil, kota, halaman tempatnya bergabung sebagai fan, daftar teman dan gender.

"Ada lebih banyak informasi yang pengguna tidak mampu merahasiakannya," kata Ozer.

Perangkat itu membuat lebih banyak informasi pribadi ke publik dan tidak memungkinkan pengaturan lebih ketat seperti sebelumnya, menurut ACLU.

"Jika pengguna tidak berhati-hati, alat itu akan membawa merek menjadi kurang privasi," kata Ozer.

Menurut pengelola Facebook, nama, gambar profil, dan kota tempat tinggal adalah hak publik, sehingga setiap orang dapat menemukan teman, kolega, dan kenalan yang mereka ingin berkoneksi dalam komunitas online.

Pengguna tidak diwajibkan memberi foto profil atau menjelaskan secara spesifik kota tempat tinggalnya.

"Ini bukan perubahan besar seperti itu," kata direktur komunikasi global Facebook Barry Schnitt. "Sebagian besar pengguna telah membuat informasi ini tersedia untuk setiap orang."

Lebih dari 20 juta anggota Facebook menggunakan alat privasi baru Rabu malam dan lebih dari setengah memilih setting mereka dibandingkan menggunakan rekomendasi otomatis, kata Schnitt.

"Data ini menunjukkan bahwa pendukung privasi salah dan bahwa para pengguna itu lebih cerdas dalam masalah privasi dibandingkan yang dipikirkan para pendukung privasi itu," ujarnya.

YAHOONEWS | AFP | EZ

Berita terkait

Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis

22 Februari 2021

Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis

Di 2021, Lintasarta tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk berbagai sektor industri.

Baca Selengkapnya

Sempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini

11 Juni 2018

Sempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini

Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menargetkan pemulihan situsnya yang sempat diretas rampung pada hari ini.

Baca Selengkapnya

Kominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018

31 Mei 2018

Kominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018

Kominfo berupaya meminimalkan aksi teror dengan memblokir konten radikalisme.

Baca Selengkapnya

Pangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan

24 Januari 2018

Pangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan

Situs perbandingan harga Priceprice.com diluncurkan di Indonesia. Priceprice.com untuk memudahkan pengguna membandingkan harga barang.

Baca Selengkapnya

Situs Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia

27 September 2017

Situs Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia

Pihak berwenang Belgia akan mengambil sikap tegas terhadap peredaran situs yang diduga menawarkan pelacuran terselubung.

Baca Selengkapnya

Google Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web

27 Agustus 2017

Google Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web

Google menguji opsi baru yang memungkinkan pengguna membisukan situs web secara permanen di dalam browser Chrome.

Baca Selengkapnya

Ingin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...

10 Agustus 2017

Ingin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...

Salah satu cara yang dipilih generasi Millennial untuk mengekspresikan diri adalah mengunggah materi ke YouTube, tapi kenapa tak semua sukses?

Baca Selengkapnya

Bagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?

10 Agustus 2017

Bagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?

Bill Burr, pernah merilis sebuah buku (pedoman) di tahun 2003 lalu berisi kata sandi yang tidak dapat diretas, masih manjurkah?

Baca Selengkapnya

Google, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality

12 Juli 2017

Google, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality

Perusahaan-perusahaan, seperti Google, Facebook, Spotify, Jumat lalu mengumumkan akan berpartisipasi dalam aksi 12 Juli untuk mendukung net neutrality

Baca Selengkapnya

Ingin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini

7 Juli 2017

Ingin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini

Vlogging menjadi fenomena tersendiri saat ini. Banyak netizen, dari yang belum tekrenal sampai yang kondang macam Kaesang, meramaikan dunia vlog.

Baca Selengkapnya