Pemanasan Global Tetap Sahih

Reporter

Editor

Kamis, 7 Januari 2010 17:58 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Meski pagi-pagi saat ini di Beijing terukur paling dingin sepanjang hampir 40 tahun terakhir dan curahan hujan saljunya paling banyak sejak 1951; di Inggris juga periode cekaman gelombang massa udara dingin paling panjang sejak 1981 bukan berarti pemanasan global tidak terbukti. Para ahli menyatakan, musim dingin ekstrem kali ini hanya riak kecil dalam tren pemanasan jangka panjang.

“Ini adalah bagian dari variabilitas alam,” kata Gerald Meehl, peneliti senior di National Center for Atmospheric Research di Boulder, Colorado, Amerika Serikat. Dengan pemanasan global, Meehl mengatakan, “Kita masih mungkin memiliki suhu dingin. Frekuensinya saja yang akan bekurang.”

Deke Arndt dari National Climatic Data Center di Asheville, North Carolina, menekankan fakta bahwa 2009 termasuk dalam kelompok 10 tahun terpanas sejak 1880. Gejala cuaca yang ekstrem seperti gelombang panas, badai, banjir, dan kekeringan justru memastikan kalau iklim memang berubah.

Khusus cekaman ekstrem musim dingin yang sedang terjadi, Arndt menunjuk telah jebolnya massa udara dari Kutub Utara yang kemudian 'membanjiri' udara kota-kota besar di belahan bumi utara. Kondisi ini mirip yang memicu banjir besar di Jakarta pada awal 2007 dan 2008 lalu. Saat itu massa udara dingin dari Siberia bablas sebagai sebuah cold surge ke selatan hingga ke atas Pulau Jawa.

Di atmosfer, di atas sana, sungai besar berisi massa udara mengalir dari barat ke timur, mengelilingi Bumi, diantara Kutub Utara dan Tropik. Aliran itu berperan seperti pagar yang menjaga massa udara dingin Kutub Utara tetap berada di wilayahnya.

Yang terjadi belakangan adalah pagar itu sudah bengkak-bengkok ke utara dan selatan, mirip pola aliran sungai yang mengular jika dilihat dari pesawat terbang. Jika kebetulan berada di wilayah dimana pagar itu bengkok ke utara, cuaca disana lebih hangat daripada biasanya karena yang jebol adalah massa udara dari selatan (tropik). Musim dingin yang lebih hangat daripada biasanya itu dilaporkan terjadi di Washington dan Alaska.

“Pola zigzag (massa udara pembatas kutub utara dan tropis) itu memang terjadi alami dari waktu ke waktu, tapi tidak tahu kenapa kali ini pola itu sangat kuat,” ujar Michelle L'Heureux, meteorolog di Pusat Ramalan Iklim, Badan Kelautan dan Atmosferik Amerika Serikat.
(WURAGIL/AP)

Berita terkait

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

29 Mei 2023

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

Banyak faktor yang membuat fenomena kekeringan terjadi. Seperti badai El Nino 2015 di Indonesia dan masih banyak lagi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

14 September 2022

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

Mahasiswa UGM menggagas inovasi pemanfaatan aspal sebagai kolektor panas Asphalt Thermal Collector untuk mengurangi peningkatan suhu.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

3 Juni 2022

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

Anies Baswedan mengatakan balapan Formula E merupakan jawaban Jakarta untuk menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global.

Baca Selengkapnya

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

24 September 2021

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

Pradikta Wicaksono mengungkapkan kejengkelannya ketika penampilannya yang disebut dekil, kurus, dan gondrong ini dikaitkan dengan tuntutan menikah.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

31 Agustus 2021

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

Setiap generasi memiliki ciri spesifiknya, apa perbedaan Generasi Z dan pendahulkunya, Generasi Milenial?

Baca Selengkapnya

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

31 Agustus 2021

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

Istilah Generasi Z berseliweran di media sosial. Apa sebenarnya yang dimaksud Gen Z ini dan bagaimana ciri-cirinya?

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

20 April 2021

Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

Ekonom senior Faisal Basri ikut mendorong perbankan untuk tidak lagi membiayai proyek-proyek batu bara.

Baca Selengkapnya

BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

6 April 2021

BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

BMKG mengatakan dampak siklon ke-10 ini yang paling kuat dibandingkan siklon-siklon sebelumnya, Masuk ke daratan dan menyebabkan banjir bandang.

Baca Selengkapnya

Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

18 Januari 2021

Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

Mensos Risma menyebut peristiwa erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur kemungkinan sebagai dampak dari pemanasan global atau global warming.

Baca Selengkapnya

Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

15 Oktober 2019

Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

Pariwisata menyumbang pembuangan karbon dalam Global warming. Itulah yenga mendorong pebisnis tur Rick Steves menyumbang US$ 1 juta.

Baca Selengkapnya