Monster Penyapu Ranjau Taliban  

Reporter

Editor

Rabu, 17 Februari 2010 22:20 WIB

AP/David Guttenfelder
TEMPO Interaktif, Sistani - Deretan gigi logam runcing mirip garpu raksasa itu membuat Assault Breacher Vehicle (ABV), tank penyapu ranjau terbaru Korps Marinir Amerika Serikat, terlihat seperti monster. Tank tempur seberat 72 ton dan panjang 12 meter yang dilengkapi sebuah bajak dan 3.175 kilogram bahan peledak itu adalah senjata andalan untuk menghadapi ribuan ranjau darat dan bom atau bom rakitan yang tersebar di dataran gurun Afganistan.

Breacher atau Si Pendobrak sepintas tampak seperti tank pembawa kanon. Namun sesungguhnya monster logam ini hanya membawa sebuah bajak selebar 4,5 meter dengan sebuah papan ski yang menyapu tanah di depannya. Untuk melindungi para serdadu NATO di Afganistan, Breacher menggali sebuah jalan bebas ranjau dan bom yang ditanam Taliban di pinggiran jalan.

Jika ranjau terlampau banyak, Breacher dapat menembakkan roket berisi bahan peledak C-4 berkekuatan tinggi sejauh 100 meter guna meledakkan bom yang tersembunyi dalam tanah pada jarak yang aman sehingga serdadu dan kendaraan lain dapat lewat dengan aman. Ledakan yang dihasilkan lebih dari 770 kilogram Mine Clearing Line Charges itu menyemburkan api ke udara dan gelombang guncang yang merambat ke seluruh penjuru gurun.

Ledakan yang terjadi ketika C-4 memicu ranjau dan bom itu berlangsung pada saat Korps Marinir mulai memasuki Marjah, basis pertahanan Taliban di sebelah selatan Afganistan, pekan lalu. Pasukan gabungan NATO dan Afganistan menyerang daerah ini, Sabtu lalu. Para serdadu itu diperkirakan menghadapi ancaman ranjau dan bom ketika memasuki Marjah, 610 kilometer sebelah barat daya Kabul. "Ini mungkin ancaman bom rakitan dan ranjau darat terbesar yang pernah dihadapi pasukan NATO," kata Brigadir Jenderal Larry Nicholson, komandan marinir di selatan Afganistan.

Khusus untuk penyerangan ke Marjah, Korps Marinir menerjunkan sejumlah Breacher. Mereka berharap Sang Pendobrak akan melapangkan jalan bagi para sedadu untuk memasuki kota yang dipagari berlapis-lapis ladang ranjau itu. "Saya menganggapnya sebagai senjata penyelamat nyawa," kata Steven Sanchez, 38 tahun, komandan peleton dari Batalion 2 Marines Combat Engineers.

Tak mengherankan bila para marinir menjaga persilangan antara sebuah bulldozer dan tank Abrams bermesin turbin 1.500 tenaga kuda itu dengan ekstra hati-hati. Breacher hanya boleh keluar "kandang" didampingi sebuah kendaraan penarik tank untuk menyeretnya pulang jika kendaraan itu rusak.

Peleton Sanchez mengendarai Breacher dalam operasi tempur pertamanya, Desember tahun lalu, ketika marinir Amerika "menjinakkan" lembah Now Zad di Provinsi Helmand, yang dipenuhi ranjau. "Kami telah mengukir sejarah, dan Breacher menunjukkan kemampuannya," kata Sanchez.

"Saya senang melihat monster itu di pihak kami," kata Rahim Ullah, serdadu penembak mesin di unit Angkatan Darat Afganistan yang bertempur bahu-membahu bersama para marinir.

Debut Breacher di Afganistan terbukti sukses. Meski demikian, kendaraan penyapu ranjau yang dikembangkan oleh marinir Amerika sejak 1990-an dan menelan biaya US$ 3,5 juta per unit itu akan disempurnakan lagi. "Kendaraan itu telah melewati fase percobaan, tapi masih dalam fase pengerahan," kata Sanchez.

Dia menambahkan, seluruh pasukan marinir yang bertugas di peleton Breacher adalah para sukarelawan dan berupaya menyempurnakan senjata anyar itu. "Saya yakin Breacher bisa membuktikan keampuhannya di Marjah," ujar Sanchez.

Anggota peleton Sanchez lainnya juga mengakui Breacher telah membuktikan kemampuannya. Kopral Michael Turner, 21 tahun, dari Provo, Utah, komandan yang bertugas di salah satu Breacher, mengatakan kendaraan tersebut jauh lebih baik daripada perkiraannya selama pelatihan. "Dia sungguh mudah dioperasikan," kata Turner.

Breacher yang dioperasikannya mampu melaju 80 kilometer per jam (km/jam). Ketika menggali untuk mencari bom, Breacher masih mampu bergerak dengan kecepatan 8 hingga 13 km/jam, sesuai dengan kondisi medan. Gigi-gigi logamnya sanggup menggali tanah hingga sedalam 36 sentimeter. "Itu cukup dalam untuk melumpuhkan bom rakitan," kata Turner. Pasalnya, bom atau ranjau yang dikubur lebih dalam biasanya kurang sensitif, tak terpicu oleh kendaraan yang lewat di atasnya.

Sersan Jeremy Kinsey, 23 tahun, dari Sunny Side, Washington, pernah mengemudikan Breacher ketika kendaraan itu lewat dan memicu detonator bom rakitan aktif, Desember tahun lalu. Bom seberat 27 kilogram tersebut meledak ketika gigi bajak mengenainya. Ledakannya cukup kuat untuk merobek ban atau merontokkan poros kendaraan lapis baja biasa.

Breacher terus melaju, hampir tak terpengaruh oleh ledakan itu. "Kendaraan itu berguncang sedikit," Kinsey. "Saya tertawa dan terus maju."

l TJANDRA DEWI | AP

Berita terkait

Komisioner KPU Idham Holik Dilaporkan ke DKPP atas Dugaan Intimidasi Petugas KPU Daerah

21 Desember 2022

Komisioner KPU Idham Holik Dilaporkan ke DKPP atas Dugaan Intimidasi Petugas KPU Daerah

Selain Idham, Airlangga menyebut ada 9 komisioner KPU dari provinsi dan kabupaten/kota yang dilaporkan ke DKPP.

Baca Selengkapnya

Amien Rais Hampir Menangis Partai Ummat dapat Kesempatan Verifikasi Faktual Ulang

20 Desember 2022

Amien Rais Hampir Menangis Partai Ummat dapat Kesempatan Verifikasi Faktual Ulang

Amien Rais menduga ada yang menginginkan agar Partai Ummat itu menjadi satu-satunya partai yang gagal lolos menjadi peserta Pemilu 2024

Baca Selengkapnya

Partai Ummat Klaim dapat Kesempatan Verifikasi Faktual Ulang

20 Desember 2022

Partai Ummat Klaim dapat Kesempatan Verifikasi Faktual Ulang

Partai Ummat telah melakukan mediasi dengan Bawaslu RI setelah dinyatakan tidak lolos ke Pemilu 2024 oleh KPU RI

Baca Selengkapnya

Pidato di KPU, Gerindra Soroti Pihak yang Mempertanyakan Hasil Verifikasi KPU

14 Desember 2022

Pidato di KPU, Gerindra Soroti Pihak yang Mempertanyakan Hasil Verifikasi KPU

Dalam agenda penetapan nomor urut parpol peserta Pemilu 2024, Gerindra memilih untuk mempertahankan nomor lamanya, yakni 2.

Baca Selengkapnya

Anggap KPU Curang dan Tak Transparan, Kader Partai Prima Gelar Aksi Hari Ini

14 Desember 2022

Anggap KPU Curang dan Tak Transparan, Kader Partai Prima Gelar Aksi Hari Ini

Nuradim menilai KPU juga bertindak tidak adil dan transparan dalam tahapan penyelenggaraan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Komisi II Bakal Klarifikasi ke KPU Soal Dugaan Manipulasi Hasil Verifikasi Parpol

13 Desember 2022

Komisi II Bakal Klarifikasi ke KPU Soal Dugaan Manipulasi Hasil Verifikasi Parpol

Komisi II DPR akan bertanya ke KPU soal dugaan intervensi verifikasi faktual ke KPU daerah untuk loloskan partai politik.

Baca Selengkapnya

KPU RI Telusuri Dugaan Intimidasi dan Kecurangan Verifikasi Faktual Tiga Parpol

13 Desember 2022

KPU RI Telusuri Dugaan Intimidasi dan Kecurangan Verifikasi Faktual Tiga Parpol

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengatakan bakal menginvestigasi dugaan intimidasi saat proses verifikasi faktual tiga partai politik oleh KPU daerah.

Baca Selengkapnya

Sembilan Parpol Non Parlemen Lolos Verifikasi Faktual di Jakbar, Ada Gelora, Garuda dan PKN

13 Desember 2022

Sembilan Parpol Non Parlemen Lolos Verifikasi Faktual di Jakbar, Ada Gelora, Garuda dan PKN

Sembilan partai politik dinyatakan lolos verifikasi faktual oleh KPU Jakarta Barat. Ada Partai Gelora, Garuda dan PKN.

Baca Selengkapnya

Amien Rais Sebut Ada Gigantic Power Ingin Singkirkan Partai Ummat dari Pemilu 2024

13 Desember 2022

Amien Rais Sebut Ada Gigantic Power Ingin Singkirkan Partai Ummat dari Pemilu 2024

Amien Rais sebut mendapatkan info A1 bahwa KPU bakal meloloskan semua partai baru dan non-parlemen di Pemilu 2024, kecuali Partai Ummat.

Baca Selengkapnya

Jelang Penetapan Parpol Peserta Pemilu 2024, JPPR Sebut Masih Ada Parpol yang Mencatut NIK

12 Desember 2022

Jelang Penetapan Parpol Peserta Pemilu 2024, JPPR Sebut Masih Ada Parpol yang Mencatut NIK

Tahapan pendaftaran dan verifikasi partai politik calon peserta Pemilu 2024 berakhir besok. JPPR sebut masih ada permasalahan.

Baca Selengkapnya