TEMPO Interaktif, Jakarta - Air kerap disebut sebagai kunci kehidupan. Molekul kecil dengan kelengkapan luar biasa, seperti kemampuannya menahan panas dan menguap. Prilaku yang tak umum bagi benda cair, yang biasanya hilang ketika digunakan. Keunikan air ini memicu sejumlah ilmuwan membuat temuan baru mengenai mengakali interaksi molekul air dengan cairan lain. Pendekatan ini diharapkan bisa menjadi solusi persoalan besar dunia, dari pertanian sampai kanker.
Penelitian yang dipimpinan Pradeep Kumar, dari Pusat Penelitian Fisika dan Biologi Rockefeller University mencari tahu interaksi antara molekul air mempengaruhi sejumlah benda dalam suatu sistem. Penelitian ini juga mencari tahun bagaimana air bisa dimanipulasi untuk fasilitas atau substansi pencegah masalah reforma agraria, dan sebagai alat kemoterapi. Kumar dan timnya pertama kali melacak molekul tunggal air pada kondisi beku, dengan berbagai keganjilan yang meningkat.
"Ketika anda meletakkan air dalam mesin pendingin, air tersebut tak langsung beku," kata Kumar. "Ini memerlukan waktu. Jika kamu mempunyai air dalam keadaan normal, perlu suhi 230 Kelvin dan masih memerlukan waktu untuk menjadikan bentuk berubah, termasuk ketika dipanaskan."
Tim Kumar kemudian melakukan pendekatan teori dan komputasi untuk mesimulasi aktivitas molekul air dan prilakunya saat berinteraksi dengan lingkungannya. Pada kondisi cair, setiap moleku air beriteraksi dengan empat lingkungan terdekat membentuk tetrahedron. Tetrahedron merupakan bentuk tak sempurna dan pada kondisi mereka berubah sesuai perubahan suhu dan tekanan, yang mengubah molekul tunggal air saling bergabung.
Kumar menemukan kondisi fluktuasi tetrahedral berkontribusi penuh pada satu dari bentuk berharga dari air, ini akan mempengaruhi hantara panas atau dingin dan mengatur suhu sistem biologi. Kemampuan air pada kondisi tetrahedral juga memberi gambara pada para peneliti seberapa besar bagian molekul air yang berubah.
"Apa yang telah kami lakukan penting dalam menemukan structural entropi dari setiap sistem molekul kita," kata Kumar. "Dan sejak molekul air bergerak konstan dalam ruang dan waktu, ini memberi anda cara belajar pergerakan dari pertemuan entropi dengan tetrahedralitas lokal – sesuatu yang tak pernah dilakukan sebelumnya."
Mengerti bagaimana sistem pergerakan molekul tunggal air dalam membentuk struktur tetrahedral dan bagaimana perubahan kondisi fisik akibat suhu dan tekanan mempengaruhi proses. Ini mungkan akan membantu ilmuwan mengerti membentuk substansi pengganti seperti obat-obatan dalam kemoterapi melalui air, sementara lainnya tidak.
SCIENCEDAILY | PURW
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya