PLTN Bukan Bom Atom  

Reporter

Editor

Kamis, 22 April 2010 18:09 WIB

Menristek RI, Suharna Surapranata pada acara dialog tentang nuklir di Yogyakarta, Kamis (22/4). Dialog yang membahas tentang nuklir tersebut diikuti menristek 13 negara. ANTARA/Regina Safri/ed/nz/10.

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Hingga saat ini pemerintah Indonesia belum memutuskan kapan mulai membangun Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Meski begitu, Dewan Energi Nasional tengah menggodog materi yang bisa jadi rujukan bagi pemerintah jika suatu saat nanti memutuskan untuk membangun PLTN.

“Kita sudah punya pengalaman menangani reaktor lebih dari 40 tahun. Kita sangat siap,” kata Menristek Suharna Surapranata, usai membuka Nuclear Safety Strategy Dialogue di Yogyakarta, Kamis (22/4/2010).

Berdasarkan UU No 37 tahun 2005, pemanfaatan nuklir sebagai energi listrik di Indonesia akan terjadi antara tahun 2015 hingga 2050. Pada saatnya nanti, kata Menristek, sekitar 17 persen kebutuhan energi listrik di Indonesia akan ditopang dari PLTN. “Jadi kebijakan Ristek dalam hal PLTN adalah melakukan persiapan untuk pembangunan PLTN,” ujarnya.

Indonesia sebenarnya sudah sangat siap memanfaatkan nuklir sebagai pasokan energi listrik dengan membangun PLTN. “Cuma kapan kita akan memulainya, tinggal masalah kebijakan saja,"ujarnya. "Jika sudah diputuskan (oleh pemerintah), kita siap.”

Penolakan masyarakat terhadap rencana pembangunan PLTN di Muria (Jateng) dan di Madura menurutnya biasa terjadi. Namun bila Indonesia menginginkan pembangunan ekonomi yang lebih maju, pembangunan PLTN harus dipertimbangkan karena menghasilkan energi yang murah dan aman. “Yang penting kita bisa memberi pemahaman," ujarnya. "Kalau kita menolak, namun tahu-tahu negara tetangga kita membuat (PLTN), apa permasalahan di sana nggak nyampe ke kita juga? Di negera-negara besar dan maju, tidak akan lepas dari PLTN.”

Secara teknis Kementrian Riset dan Teknologi bersama Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) siap membuat konstruksi PLTN. “Perlu sosialisasi kepada masyarakat, biar masyarakat paham bahwa PLTN itu jangan dibayangkan seperti bom atom," kata Suharna.

Selain di pegunungan Muria, Jawa Tengah dan Madura, penelitian tapak PLTN juga telah dilakukan di Banten dan Bangka Belitung. Namun, dimana kelak PLTN akan dibangun, hingga saat ini belum diputuskan.

Tentang PLTN di Madura yang sempat menimbulkan gelombang protes, kepala Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), Hudi Hastowo, menegaskan bahwa itu masih merupakan pra studi kelayakan. Menurut Hudi, dalam konsepnya, PLTN di Madura itu selain untuk memasok kebutuhan tenaga listri juga dimanfaatkan untuk pengolahan air bersih.

Suharna mengungkapkan, sebenarnya banyak daerah yang sudah mengajukan keinginan untuk membangun PLTN untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik. Namun perlu dicari lokasi tapak yang aman dan pasokan listrik melalui PLTN tidak boleh melebihi 10 persen kapasitas terpasang di daerah tersebut.

“Masalahnya, dalam jangka tertentu PLTN harus dimatikan untuk perawatan. Jika kapasitasnya melebihi 10 persen, ini bisa mengganggu pasokan kebutuhan listrik,” katanya.

Advertising
Advertising

HERU CN

Berita terkait

Energy Watch: Indonesia Belum Siap Manfaatkan Nuklir dalam Waktu Dekat

26 Oktober 2022

Energy Watch: Indonesia Belum Siap Manfaatkan Nuklir dalam Waktu Dekat

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, menilai Indonesia belum siap memanfaatkan teknologi nuklir dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

BRIN Jajaki Kerja Sama dengan Prancis untuk Kembangkan Teknologi Nuklir

4 Juli 2022

BRIN Jajaki Kerja Sama dengan Prancis untuk Kembangkan Teknologi Nuklir

Dua hal penting terkait rencana pengembangan bidang nuklir di Indonesia, yakni perbaikan infrastruktur nuklir dan peningkatan capacity bulding.

Baca Selengkapnya

IAEA Tawarkan Solusi Nuklir untuk Polusi Plastik dan Penghapusan Karbon Dioksida

16 Mei 2022

IAEA Tawarkan Solusi Nuklir untuk Polusi Plastik dan Penghapusan Karbon Dioksida

Para ahli dan mitra IAEA memamerkan beberapa cara sains dan teknologi nuklir berkontribusi pada tujuan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Teknologi Nuklir Ungkap Buaya Makan Bayi Dinosaurus

16 Februari 2022

Teknologi Nuklir Ungkap Buaya Makan Bayi Dinosaurus

Lewat bantuan teknologi nuklir akhirnya ilmuwan dapat mengungkap dan merekonstruksi fosil isi perut buaya.

Baca Selengkapnya

3 Hasil Manis dari Uji Kandidat Vaksin Covid-19 Gunakan Antibodi Ayam

5 November 2021

3 Hasil Manis dari Uji Kandidat Vaksin Covid-19 Gunakan Antibodi Ayam

Akumulasi antibodi IgY yang digunakan dalam vaksin Covid-19 itu tertinggi di organ trakea. "Saya senang karena di situ masuknya virus."

Baca Selengkapnya

Antibodi Ayam Semakin Dekat Jadi Vaksin Covid-19, Ini Hasil Uji Praklinisnya

4 November 2021

Antibodi Ayam Semakin Dekat Jadi Vaksin Covid-19, Ini Hasil Uji Praklinisnya

BRIN rampungkan uji praklinis terhadap antibodi dari kuning telur ayam, IgY, sebagai vaksin pasif Covid-19. Libatkan teknologi nuklir.

Baca Selengkapnya

Insinyur Angkatan Laut AS Didakwa Jual Informasi Rahasia Kapal Selam Nuklir

11 Oktober 2021

Insinyur Angkatan Laut AS Didakwa Jual Informasi Rahasia Kapal Selam Nuklir

Seorang insinyur nuklir Angkatan Laut AS dan istrinya telah didakwa menjual informasi rahasia tentang kapal selam nuklir kepada agen FBI yang menyamar

Baca Selengkapnya

PT Inuki Ingin Lebih Berperan dalam Pengembangan Teknologi Nuklir

19 September 2019

PT Inuki Ingin Lebih Berperan dalam Pengembangan Teknologi Nuklir

PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) menghadiri Sidang International Atomic Energy Agency (IAEA) di Wina, yang membahas pengembangan teknologi nuklir.

Baca Selengkapnya

Amerika Akan Berikan Teknologi Nuklir ke Arab Saudi Asalkan ...

18 September 2019

Amerika Akan Berikan Teknologi Nuklir ke Arab Saudi Asalkan ...

Amerika Serikat mau memberikan teknologi nuklirnya ke Arab Saudi asalkan negara itu mau membuat kesepakatan dengan IAEA.

Baca Selengkapnya

Biaya Operasi Kanker dengan Teknologi Nuklir Hemat 90 Persen

7 September 2019

Biaya Operasi Kanker dengan Teknologi Nuklir Hemat 90 Persen

Teknologi nuklir sudah sejak lama digunakan di dunia medis. Namun orang sakit masih takut dengan kata nuklir.

Baca Selengkapnya