Apa itu Dispersant  

Reporter

Editor

Rabu, 19 Mei 2010 21:56 WIB

Dispersant
TEMPO Interaktif, Jakarta - Sejak anjungan minyak Deepwater Horizon meledak dan tenggelam April lalu, jutaan liter dispersant disemprotkan maupun disuntikkan ke sumber tumpahan minyak. Zat kimia tersebut adalah salah satu upaya mengurangi kerusakan lingkungan dari 8.000 liter minyak per hari yang terus memancar dari sumur yang rusak. Langkah penanggulan lainnya adalah “memagari” tumpahan minyak dengan oil boom dan membakar minyak dengan terkendali.

Dispersant yang ditumpahkan itu tidaklah melenyapkan minyak dari area tumpahan. Zat kimia ini membantu menguraikan gumpalan besar minyak menjadi lebih kecil dan menyebar, membuatnya mudah dicerna oleh mikroba laut.

Prinsip kerjanya sama dengan cairan pembersih dapur. Keduanya juga terbuat dari molekul surfaktan, yang bagian kepalanya mengikat air dan bagian ekornya ditolak oleh air. Molekul itu menempatkan diri pada lapisan antarmuka antara air dan minyak, menurunkan tegangan permukaan pada bagian antarmuka, menghalangi molekul minyak dan air berikatan dengan molekul sesamanya.

“Mengurangi tegangan antarmuka berarti mengurangi energi yang dibutuhkan untuk mencampur minyak sebagai gumpalan kecil yang terpisah dari lapisan minyak ke dalam fase air,” kata David Horsup, pejabat riset dan pengembangan di Nalco Energy Services, produsen dispersant yang digunakan di Teluk Meksiko. “Mendispersi minyak menjadi gumpalan-gumpalan kecil memungkinkan mikroba yang secara alami hidup di laut untuk mencerna gumpalan minyak dan dispersant itu sehingga dapat terurai secara alami dengan cepat.”

Sekitar satu juta liter dispersant yang digunakan saat ini adalah Corexit 9500 and Corexit EC9527A. “Yang pertama dirancang untuk minyak ringan dan segar atau minyak yang baru merembes keluar dan belum terpapar cuaca,” kata Horsup. “Yang satu lagi didesain untuk minyak yang lebih berat dan minyak yang telah terekspos cuaca selama berhari-hari.”

Meski produk dispersant saat ini jauh lebih aman dibandingkan pelarut beracun , namun zat kimia itu tetap berbahaya karena menyebarkan minyak jauh lebih luas. Tujuannya mencegah tumpahan minyak mencapai pantai dan melumuri binatang dengan minyak bau dan lengket. Satwa yang menghuni permukaan laut memang memperoleh manfaat dari berkurangnya lapisan minyak, namun binatang yang menghuni laut dalam dan dasar laut akan mengalami polusi yang lebih parah.

“Ini seperti buah simalakama, dan tak ada yang berani berkata bahwa penggunaan dispersant tak berdampak. Anda melakukan barter satu spesies dengan yang lain,” kata Carys Mitchelmore, ahli kimia lingkungan di University of Maryland Center for Environmental Science di Solomons dan penulis laporan US National Academies tentang dispersant pada 2005.

Dalam sebuah studi yang belum dipublikasikan, Mitchelmore dan timnya mengekspos koral lunak dengan minyak mentah dan dispersant Corexit 9500. Laju pertumbuhan langsung anjlok.

Secara keseluruhan, belum diketahui pasti dampak penggunaan zat kimia itu, terutama jika dipakai dalam volume sebesar yang diterapkan di Teluk Meksiko. “Efek jangka panjangnya benar-benar belum diketahui,” kata Mitchelmore. “Dispersant memiliki toksisitas yang inherent, dan gumpalanm minyak ini cenderung berukuran sama dengan partikel makanan yang dikonsumsi organisme yang makan dengan cara menyaring air.”

TJANDRA | NATURE

Berita terkait

Bakamla Tangkap Tanker Penyelundup BBM di Batam

27 Agustus 2022

Bakamla Tangkap Tanker Penyelundup BBM di Batam

Kejadian tersebut bermula saat petugas Bakamla berpatroli mendeteksi adanya sebuah tanker mencurigakan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bebaskan Kapal Tanker Iran MT Horse

30 Mei 2021

Indonesia Bebaskan Kapal Tanker Iran MT Horse

Bakamla menyita kapal MT Horse berbendera Iran dan kapal MT Freya berbendera Panama atas dugaan transfer minyak ilegal 24 Januari lalu

Baca Selengkapnya

Polda Metro Bongkar Praktik Penggelapan Minyak Goreng Curah  

21 April 2017

Polda Metro Bongkar Praktik Penggelapan Minyak Goreng Curah  

Pelaku penggelapan minyak goreng curah merusak segel pabrik dan mengeluarkan minyak ke penadah hingga 10 ton per bulan.

Baca Selengkapnya

Atasi Pencurian Minyak, BPH Migas Libatkan KPK  

4 April 2017

Atasi Pencurian Minyak, BPH Migas Libatkan KPK  

BPH Migas menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menanggulangi pencurian bahan bakar minyak.

Baca Selengkapnya

Diselundupkan ke Timor Leste,Aparat Belu Sita 1705 Liter BBM

28 Februari 2017

Diselundupkan ke Timor Leste,Aparat Belu Sita 1705 Liter BBM

Aparat satgas perbatasan RI-Timor Leste Yonif 641 Beruang dan Bea Cukai Kabupaten Belu, NTT, mengamankan 1.705 liter BBM yang hendak diselundupkan.

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Pengeboran Minyak Ilegal di Musi Banyuasin

16 Januari 2017

Reaksi DPR Soal Pengeboran Minyak Ilegal di Musi Banyuasin

Pengeboran ilegal memicu ledakan dan menyebabkan 18 korban luka di Talang Saba Dusun III, Kecamatan Plakat Tinggi, Musi Banyuasin.

Baca Selengkapnya

Polisi Lhokseumawe Tangkap Truk Pembawa Minyak Mentah Ilegal

22 Juli 2016

Polisi Lhokseumawe Tangkap Truk Pembawa Minyak Mentah Ilegal

Truk itu kini ditahan di Mapolres Lhokseumawe untuk diperiksa lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Penyelundupan Premium ke Malabo Digagalkan, Begini Ceritanya

28 November 2015

Penyelundupan Premium ke Malabo Digagalkan, Begini Ceritanya

Penyelundupan Premium Digagalkan, Begini Ceritanya

Baca Selengkapnya

Bea-Cukai Tunggu Hasil Penyelidikan Kapal Sea Jade

2 Desember 2014

Bea-Cukai Tunggu Hasil Penyelidikan Kapal Sea Jade

"Kami serahkan ke Polda biar diselidiki siapa yang punya, siapa bekingnya," kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai Agung Kuswandono di Bank Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bea-Cukai Amankan Dua Kapal Minyak Mentah

16 Oktober 2014

Bea-Cukai Amankan Dua Kapal Minyak Mentah

Kedua kapal dan muatannya tidak dilengkapi dengan dokumen yang sah.

Baca Selengkapnya