TEMPO Interaktif, Jakarta - Jika Anda mengira ikan hiu merupakan binatang paling berbahaya di lautan luas, ternyata Anda keliru. Adalah ubur-ubur yang menempati posisi pertama sebagai binatang paling berbahaya di laut. Makhluk seperti agar-agar ini ternyata mematikan. Menurut data National Science Foundation, tercatat 20 sampai 40 orang meninggal akibat sengatan ubur-ubur di Filipina setiap tahunnya. sendiri,
Salah satu jenis ubur-ubur yang paling berbahaya adalah ubur-ubur kotak Australia. Binatang ini memiliki puluhan tentakel, dengan panjang masing-masing tentakel mencapai 15 kaki. Racun yang terdapat di setiap tentakel itu cukup untuk membunuh 60 orang.
Di urutan kedua, tentunya Anda sudah tahu, ikan hiu. Tapi jenis hiu mana yang paling berbahaya? Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration, hiu harimau ternyata paling mematikan. Ikan dengan panjang mencapai 18 meter dan berat 1 ton ini membunuh lebih banyak orang dan memakan apapun, seperti ikan, anjing laut, burung, cumi-cumi, hiu kecil, lumba-lumba, plat nomor dan potongan-potongan ban bekas.
Stonefish menampati urutan ketiga. Bentuknya yang seperti batu justeru menjadi senjata andalannya untuk menghabisi mangsanya. Ikan yang pandai menyamar ini adalah ikan yang paling berbisa. Apabila racun ikan ini tak segera dirawat, maka dapat mengakibatkan kelumpuhan sampai kematian.
Di peringkat keempat ada pufferfish atau lebih dikenal dengan nama blowfish. Ikan ini mampu menghirup air lebih banyak kemudian membengkak dua kali dari ukuran normal. Kelihatannya memang lucu, tapi awas, ikan ini beracun. Ular laut berada di urutan kelima sebagai binatang paling berbahaya di laut. Tak hanya di laut, di darat juga yang namanya ular pasti menakutkan. Seperti halnya kebanyakan ular yang hidup di darat, ular laut juga berbahaya karena berbisa.
Lionfish menempati urutan keenam. Ikan aneka warna dan berenang dengan tenang ini ternyata memiliki duri yang berbisa. Meskipun tidak fatal, jika durinya menancap pada manusia dapat mengakibatkan sakit kepala, muntah, dan gangguan pernapasan. Jadi, bagi anda yang memelihara ikan ini di akuarium, harap berhati-hati, jangan sampai terkena durinya.
Tak hanya di rawa-rawa, ternyata buaya juga hidup di laut. Dalam daftar ini, binatang predator itu menampati posisi ketujuh. Biasanya buaya memangsa monyet, kangguru, kerbau bahkan hiu. Panjang buaya bisa mencapai lebih dari 20 meter panjang dengan berat 3000 pon.
Ikan pari ternyata juga berbahaya lho. Ikan bersayap lebar ini menampati urutan kedelapan sebagai binatang paling berbahaya di laut. Bagian ekor ikan pari ternyata paling berbahaya karena dapat berubah seperti pisau bergerigi berbalut racun yang mematikan bagi predator. Tapi Anda tak perlu khawatir, karena belum pernah ada cerita ikan pari yang menyerang manusia.
Di urutan kesembilan ada singa laut. Benarkah singa laut itu berbahaya? Bukankah itu binatang yang lucu karena bisa beratraksi? Namun lain ceritanya di California. Pada tahun 2006, sekelompok singa laut menggigit para pengunjung di pantai Manhattan dan Newport. Kelakuan singa laut yang dikenal "ramah" itu dapat berubah menjadi agresif jika mereka merasa terpojok atau dilecehkan.
Di urutan terakhir adalah belut laut. Makhluk pemalu ini ternyata mampu mengoyak kulit dan membuat luka menganga. Belut ini biasanya bersembunyi di celah-celah atau lubang dan keluar pada malam hari untuk mencari makan. Maka, ketika Anda berenang di lautan, jauhilah celah dan lubang dan jangan pernah memberi mereka makan.
Rini K | LiveScience
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya