TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Ikatan Fikologi Indonesia Dr. Rachmaniar Rachmat mengatakan rumput laut dapat dijadikan sumber pangan alternatif. Rumput laut yang memiliki nama ilmiah makroalgae adalah salah satu biota laut komoditi ekspor yang semakin populer. “Kepopuleran ini ditandai banyak pihak yang berbicara tentang rumput laut dari berbagai aspek, namun dengan informasi yang sangat terbatas,” kata Rachmaniar dalam siaran persnya hari ini.
Rachmaniar yang juga Peneliti Pusat Penelitian (P2) Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini mengatakan Indonesia memiliki berbagai macam jenis rumput laut, namun hanya dua jenis yang dikenal dan dimanfaatkan masyarakat. Dua macam rumput laut itu adalah jenis Eucheuma cottonii dan Gracillaria verucosa. "Ini merupakan rumput laut primadona komoditi ekspor maupun bahan baku industri pengolahan dalam negeri,” ujarnya.
Selain bisa dijadikan bahan pangan, Rachmaniar mengatakan rumput laut juga dapat dijadikan bahan obat, kosmetik, dan energi alternatif. Oleh karenanya, LIPI bersama dengan Ikatan Fikologi Indonesia (IFI), Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) dan Indonesian Seaweed Society (ISS) atau Masyarakat Rumput Laut Indonesia akan menggali lagi bagaimana pemanfaatan rumput laut, baik dari segi budidaya, pengolahan, sampai aspek sosial ekonomi rumput laut.
Rini K
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaLIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN
23 Agustus 2023
Awal pembentukan LIPI pada 1967 dimulai dengan peleburan lembaga-lembaga ilmiah yang lebih dulu didirikan.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca Selengkapnya