Gletser Puncak Jaya Terancam Hilang

Reporter

Editor

Senin, 16 Agustus 2010 10:43 WIB

Es di Puncak Jaya, Papua. AP Photo/Papua Project Freeport McMoRan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Para ahli geologi dari Ohio State University memperkirakan gletser yang ada di pegunungan Puncak Jaya, Papua, terancam hilang karena mencair. Salju di pegunungan itu mencair karena pemanasan global. "Diperkirakan esnya akan bertahan beberapa tahun lagi," kata Lonnie Thompson, peneliti senior dari pusat riset Ohio State's Byrd Polar, yang juga profesor dari School of Earth Sciences.


Perkiraan itu dinyatakan Thompson setelah dia mengambil tiga sampel inti es dari Pegunungan Puncak Jaya. Penelitian, yang merupakan hasil kerja bareng National Science Foundation, perusahaan tambang Freeport, serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ini mengebor inti es yang bersemayam di Puncak Jaya dengan ketinggian 16 ribu kaki, menjadi tiga batuan dasar. Es yang pertama sepanjang 30 meter, es kedua 32 meter,m dan es ketiga sepanjang 26 meter.


Menurut Thompson, yang telah melakukan lebih dari 57 ekspedisi ke pegunungan bersalju, panjang inti es yang ada di Puncak Jaya, Papua, lebih pendek ketimbang inti es di beberapa pegunungan lainnya. Dia mencontohkan, ketika mengambil inti es dari Hualcán, yang ada di Pegunungan Andes Peru, sebelah timur Samudra Pasifik, pada 1993, Thompson membawa inti es sepanjang 189 meter dan 195 meter. Lantaran pendeknya inti es yang ada di Puncak Jaya, Thomson memperkirakan salju yang menutupi pegunungan itu akan hilang dalam beberapa tahun ke depan.


Ketika hendak mengambil inti es di Puncak Jaya, Thomson beserta tim sempat dilarang empat suku yang tinggal di kawasan tersebut. Mereka mengklaim bahwa inti es yang hendak diambil peneliti merupakan tengkorak dewa mereka dengan lengan dan kaki berupa gunung-gunung yang ada di sekitarnya. "Kami dianggap hendak mencuri 'harta' kepercayaan mereka," katanya.


Para penduduk itu yakin bahwa mereka dan inti es itu adalah bagian dari alam. Jika inti es hilang, penduduk beranggapan jiwa mereka juga akan hilang. Untuk mengantisipasi perlawanan dari empat suku tersebut, Freeport kemudian membuka sebuah forum publik yang dihadiri 100-an warga dari empat suku itu. Pada kesempatan tersebut para peneliti menjelaskan pentingnya pengambilan inti es untuk mengetahui perubahan iklim global. Setelah berdiskusi selama empat setengah jam, akhirnya masyarakat membolehkan inti es diambil untuk diteliti.

Advertising
Advertising


Menurut Thomson, salju yang menutupi pegunungan Puncak Jaya mulai menyusut beberapa tahun terakhir. Dari hasil citra satelit menunjukkan luasan es di pegunungan itu telah hilang sekitar 80 persen sejak 1936 atau dua pertiga dari ekspedisi ilmiah terakhir yang dilakukan di tempat itu pada awal 1970.


Thomson menjelaskan, penelitian ini dilakukan untuk merekonstruksi perubahan iklim yang terjadi lebih dari 500 tahun. Selain inti es di Puncak Jaya, Papua, dan Pegunungan Andes, Peru, tim pernah mengambil inti es dari puncak Gunung Kilimanjaro di Afrika.


Inti es dari Puncak Jaya, Papua, ini diharapkan dapat menambah catatan mengenai El Nino-Southern Oscillation (ENSO) atau fenomena perubahan iklim ekstrem yang dominan di daerah tropis. Selain mengambil inti es, tim mengumpulkan sampel air hujan dari berbagai lokasi, mulai kaki gunung hingga puncak pegunungan.


Dalam penelitian ini nantinya akan diketahui besarnya isotop oksigen dan hidrogen dari inti es dan air hujan yang menandakan perubahan suhu. Apabila di dalam inti es dan air hujan terdapat debu, artinya terjadi peningkatan kejadian kebakaran atau pembakaran hutan di sekitar gunung.


SCIENCEDAILY | RINI K

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

3 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

11 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

14 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

14 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

15 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

20 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

25 hari lalu

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.

Baca Selengkapnya