Kulit Katak Dikembangkan Jadi Antibiotik Baru  

Reporter

Editor

Jumat, 27 Agustus 2010 05:39 WIB

telegraph.co.uk
TEMPO Interaktif, Perang melawan bakteri super telah memicu penemuan antibiotik baru yang kuat dan kemungkinan besar berasal dari katak. Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa kulit katak mengandung banyak zat yang mampu memerangi kuman yang super kuat, karena katak hidup di lingkungan yang dikelilingi oleh kuman dan bakteri. Sayangnya zat untuk memerangi bakteri dan kuman yang kuat ini sering beracun untuk manusia.

Baru-baru ini tim dari United Arab Emirates University telah berhasil memodifikasi bahan kimia untuk menghapus sisi berbahaya dari zat milik katak tersebut. Mereka telah mengidentifikasi 100 antibiotik baru termasuk salah satu yang bisa melawan bakteri super-resisten, methicillin Staphylococcus aureus (MRSA).

"Kulit katak merupakan sumber potensial yang sangat baik, "kata Dr Michael Conlon, seorang ahli biokimia di universitas di Abu Dhabi. Menurut Conlon katak sudah ada sekitar 300 juta tahun, sehingga mereka memiliki banyak waktu untuk belajar bagaimana mempertahankan diri melawan penyakit-menyebabkan mikroba di lingkungannya.

"Lingkungan mereka adalah di air tercemar di mana pertahanan yang kuat terhadap patogen adalah suatu keharusan," kata Conlon.

Para ilmuwan telah mengetahui selama bertahun-tahun bahwa kulit katak merupakan sumber yang kaya bahan kimia yang mampu membunuh bakteri, virus, dan jamur. Para peneliti saat ini telah berusaha untuk mengisolasi kuman-bahan kimia agar cocok untuk dikembangkan menjadi antibiotik baru.

Dr Conlon dan rekan telah menemukan cara untuk mengubah struktur molekul mereka, membuat mereka lebih tidak beracun bagi sel manusia namun tetap menjadi pembunuh kuman yang kuat. Demikian pula, para ilmuwan juga menemukan cara lainnya yang memungkinkan sekresi kulit katak untuk menghindari serangan yang merusak enzim dalam darah.

Hasilnya adalah antibiotik yang bertahan lebih lama dalam aliran darah dan lebih mungkin efektif sebagai pembunuh infeksi. Zat antibiotik bekerja dengan cara yang tidak biasa membuat mikroba sangat sulit melakukan perlawanan.

Demi mendapatkan antibiotik baru ini, para ilmuwan saat ini telah menguji coba kulit katak dari sekitar 6.000 spesies katak. Sejauh ini, mereka telah menyaring hingga 200 dan hasilnya sangat potensial untuk mendapatkan antibiotik baru.
TELEGRAPH I PGR

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya