Pemandangan Perairan Dalam Indonesia Pukau Ilmuwan Dunia  

Reporter

Editor

Jumat, 27 Agustus 2010 08:28 WIB

AP Photo/NOAA Okeanos Explorer Program

TEMPO Interaktif, Jakarta - Para ilmuwan yang menggunakan teknologi canggih untuk mengeksplorasi perairan Indonesia terpukau oleh gambar-gambar penuh warna dan beragam dari kehidupan laut di dasar samudra, termasuk laba-laba laut seukuran piring dan spons seperti bunga yang merupakan hewan karnivora.

Mereka hari Kamis memperkirakan sebanyak 50 spesies tanaman dan hewan telah ditemukan selama ekspedisi tiga minggu yang berakhir 14 Agustus.

Lebih dari 100 jam video dan 100 ribu foto, yang ditangkap menggunakan robot dengan kamera definisi tinggi, disalurkan ke pantai secara real-time melalui satelit dan Internet berkecepatan tinggi.

Verena Tunnicliffe, seorang profesor di Universitas Victoria di Kanada, mengatakan gambar-gambar itu memberikan pemandangan sekilas luar biasa salah satu ekosistem laut yang paling kompleks di dunia dan sedikit diketahui.

"Bunga lili laut pada awalnya menutupi samudera, dangkal dan dalam, tapi sekarang jarang," katanya dalam sebuah pernyataan tertulis. "Saya hanya melihat beberapa dalam karir saya. Tapi pada ekspedisi ini, saya kagum melihat mereka dalam keragaman yang besar."

Tunnicliffe juga telah melihat laba-laba laut sebelumnya, tapi lebih kecil, panjang sekitar satu inci (2,5 cm). "Laba-laba laut pada misi ini sangat besar. Delapan-inci (20 cm) atau lebih."

Salah satu hewan yang diambil pada video terlihat seperti bunga, ditutupi dengan jarum seperti kaca, namun para ilmuwan berpikir itu mungkin spons karnivora. Antena merah muda, ditutup dengan jaringan lengket, muncul untuk menangkap makanan yang lewat.

Gambar lain menunjukkan ikan berwarna lavender berjalan di dasar laut dan lengan merah bunga lili air.

Timotius Shank dari Woods Hole Oceanographic Institution di Massachusetts mengatakan timnya sejauh ini mengumpulkan lebih dari 150 ribu frame video definisi tinggi.

"Saya merasa mungkin ada setidaknya 40 spesies baru di karang air dalam dan sedikitnya 50 spesies baru yang mencakup udang bentik, kepiting, spons, kerang, anemon dan ketimun laut," katanya.

Konfirmasi bahwa spesies itu baru melibatkan tinjauan ilmiah dan langkah-langkah lain dan dapat berlangsung tahunan.

Para ilmuwan menggunakan sistem pemetaan sonar yang kuat dan kendaraan robot untuk menjelajahi hampir 21.000 mil persegi (54 ribu kilometer persegi) dari dasar laut di Indonesia bagian utara, pada kedalaman mulai dari 800 kaki (240 meter) hingga lebih dari dua mil (1,6 kilometer).

Misi ini dilakukan oleh kapal US National Oceanic and Atmospheric Administration, Okeanos Explorer. Sebuah kapal Indonesia, Baruna Jaya IV, juga ambil bagian, mengumpulkan spesimen di mana semua hak untuk penggunaan di masa depan, akan tetap berada di Indonesia.

AP | ERWIN Z

Berita terkait

KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

25 Februari 2024

KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

Sejak penerapan sanksi administratif di sektor kelautan dan perikanan, KKP menyebut kebijakan tersebut mampu meningkatkan efek jera.

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

27 Januari 2024

Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

Pakar ilmu pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan, Yonvitner dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

Baca Selengkapnya

Menteri Trenggono Ungkap Fokus KKP di 2024: Masih Program Ekonomi Biru

11 Januari 2024

Menteri Trenggono Ungkap Fokus KKP di 2024: Masih Program Ekonomi Biru

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan prioritas KKP tahun ini masih fokus pada pelaksanaan program-program berbasis ekonomi biru.

Baca Selengkapnya

Pencapaian Konas Pesisir XI jadi Masukan Perubahan UU Kelautan

28 November 2023

Pencapaian Konas Pesisir XI jadi Masukan Perubahan UU Kelautan

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono membuka Konferensi Nasional XI Pengelolaan Sumber Daya Laut

Baca Selengkapnya

Disentil Ganjar, Apa Kabar Janji Tol Laut Jokowi?

10 November 2023

Disentil Ganjar, Apa Kabar Janji Tol Laut Jokowi?

Bakal calon presiden Ganjar Pranowo mengkritik sektor maritim tanah air.

Baca Selengkapnya

BMKG Ajak Kolaborasi Data Kelautan Dunia untuk Mitigasi Perubahan Iklim

30 Oktober 2023

BMKG Ajak Kolaborasi Data Kelautan Dunia untuk Mitigasi Perubahan Iklim

Ketersediaan data dan informasi yang akurat mengenai laut menjadi salah satu bentuk mitigasi dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Jokowi Mau Lanjutkan Hilirisasi ke Sektor Perkebunan hingga Kelautan

24 Oktober 2023

Jokowi Mau Lanjutkan Hilirisasi ke Sektor Perkebunan hingga Kelautan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan progran hilirisasi bakal berlanjut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Ocean Young Guards, Komunitas Mahasiswa Unpad Penjaga Ekosistem Laut

22 Oktober 2023

Mengenal Ocean Young Guards, Komunitas Mahasiswa Unpad Penjaga Ekosistem Laut

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran atau Unpad mendirikan komunitas Ocean Young Guards.

Baca Selengkapnya

RI Bakal Gelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Bahas Isu Iklim hingga Pencemaran

20 Juli 2023

RI Bakal Gelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Bahas Isu Iklim hingga Pencemaran

Pemerintah akan menggelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan (Archipelagic and Island States/Ais Forum) pada 10-11 Oktober 2023 di Bali. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Kemenko Marves menyebut, forum tersebut akan menghadirkan delegasi dari 51 negara anggota Ais Forum.

Baca Selengkapnya

Siapa Pasang Pagar di Laut Tangerang? Dinas Perikanan, Kelautan dan Polairud Banten Tak Ada yang Tahu

23 Juni 2023

Siapa Pasang Pagar di Laut Tangerang? Dinas Perikanan, Kelautan dan Polairud Banten Tak Ada yang Tahu

Pagar bambu memagari wilayah laut di peraiaran Kabupaten Tangerang. Memanjang hingga berkilo-kilometer. Tidak ada yang tahu siapa yang pasang.

Baca Selengkapnya