Teknologi Mars untuk Menjaga Panel Surya Bebas Debu

Reporter

Editor

Senin, 30 Agustus 2010 04:26 WIB

Panel sel surya
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pekan lalu membentuk Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi. Luluk Sumiarso diangkat menjadi direktur jenderal yang pertama. Indonesia memang kaya akan energi terbarukan, seperti air, angin, matahari, dan tumbuh-tumbuhan. Amerika Serikat, Spanyol, Jerman, Timur Tengah, Australia, dan India adalah negara yang memasang instalasi panel surya berskala besar.

Setiap tahun, produksi panel surya makin banyak seiring dengan meningkatnya kesadaran orang akan pentingnya pemakaian energi terbarukan untuk mengurangi energi fosil yang menjadi salah satu penyebab pemanasan global. Tahun ini, pasar dunia dari industri panel surya mencapai US$ 24 miliar.

Sejumlah negara umumnya memasang panel surya di wilayah yang berdekatan dengan gurun. Wilayah ini dianggap ideal karena paparan matahari sangat kuat serta tidak ada halangan pepohonan, satwa liar, dan lainnya. Sayangnya, tanah gurun menimbulkan masalah serius, yakni butiran debu yang menempel pada panel dan lama-kelamaan mengurangi panas yang dapat diserap.

Di sisi lain, wilayah gurun kesulitan mendapatkan air untuk membersihkan panel berdebu dengan air. Tim peneliti yang dipimpin Profesor Malay K. Mazumder mempunyai solusi jitu memecahkan masalah itu. Mereka menggunakan pembersihan otomatis yang merupakan pengembangan teknologi dari misi ke Mars. Pada 22 Agustus lalu, Mazumder dan rekan-rekannya dari NASA menyampaikan temuan itu dalam The 240th National Meeting of the American Chemical Society.

Teknologi ini melibatkan lapisan plastik transparan sebagai bahan elektrik sensitif yang menyelimuti panel surya. Sensor memantau tingkat endapan debu pada panel. Ketika tingkat debu terlalu tinggi, muatan listrik mengirim gelombang debu di atas permukaan material, mengangkat, dan membawanya pergi dari tepi panel surya.

Mazumder mengatakan, dalam waktu dua menit, proses menghilangkan sekitar 90 persen debu selesai dan hanya membutuhkan sejumlah kecil daya listrik untuk operasi pembersihan. "Teknologi kami dapat digunakan untuk sistem fotovoltaik skala besar dan kecil. Alat ini tidak memerlukan air dan memiliki gerakan mekanis," kata Mazumder.

Teknologi pembersihan diri melibatkan pengendapan yang transparan serta bahan elektrik sensitif yang disimpan pada kaca atau lembaran plastik transparan yang menyelimuti panel. Sensor memonitor kadar debu pada permukaan panel dan bahan energi ketika konsentrasi debu mencapai tingkat kritis. Muatan listrik mengirim gelombang debu di atas permukaan material mengangkat debu dan membawanya pergi dari ujung layar itu.

Menurut Mazumder, teknologi ini tidak butuh energi banyak dan bakal menghapus 90 persen debu dari atas panel surya. Teknologi sudah diuji pada Rovers, wahana antariksa NASA, yang dikirim ke Planet Mars, yang kondisi lingkungannya bergurun atau kering.

Debu memang jadi penyakit utama panel surya. Mazumder menjelaskan, lapisan debu 1/7 ons per meter per square yard menurunkan 40 persen tenaga surya. Dia berharap pasar akan tumbuh besar sehingga makin banyak negara yang menggunakan tenaga surya. Kini, sekitar 0,04 persen produksi energi global berasal dari tenaga surya.

Memang baru 4 persen wilayah gurun di dunia yang digunakan untuk memasang instalasi tenaga surya secara permanen. Dengan temuan baru tim peneliti pimpinan Mazumder, diharapkan terjadi kenaikan penggunaan tenaga surya.


UNTUNG WIDYANTO | ScienceDaily | GIZMAG

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya