TEMPO Interaktif, Ottawa - Para ilmuwan Kanada membuat peta polusi dunia dengan menggunakan data satelit milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Kanada. Pada peta itu tergambar warna biru hingga merah yang merujuk pada tingkat kualitas udara.
"Peta dengan data satelit ini mampu menunjukkan kondisi udara di semua wilayah di dunia," kata pembuat peta Harun van Donkelaar dan Randall Martin dari Dalhousie University di Halifax, Kanada. Peta yang dibuat selama lima tahun itu mengkategorikan bersih tidaknya udara dengan menggunakan kode warna. Area yang berwarna putih dan biru tua artinya memiliki konsentrasi polusi terendah dan daerah merah gelap memiliki polusi tertinggi.
Salah satu wilayah yang menarik perhatian adalah warna merah menyala yang terdapat di wilayah Cina bagian timur yang dikenal sebagai kawasan industri. Polusi udara juga terlihat di sepanjang delta Sungai Yangtze, Cina.
Studi ini menyimpulkan bahwa Delta Sungai Yangtze merupakan daerah yang paling padat penduduknya di dunia dan menjadi dengan perkembangan ekonomi tercepat. "Inilah yang peningkatan konsumsi energi dan emisi secara drastis," kata Harun.
Menurut Harun, dengan buruknya kualitas udara, maka semakin besar potensi penyakit saluran pernapasan, seperti bronkitis, penyakit jantung dan asma. "Penyakit itu datang karena partikel buruk masuk ke dalam tubuh," katanya.
DailyTech|Rini K
Berita terkait
Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?
13 jam lalu
Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).
Baca SelengkapnyaRiset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara
14 jam lalu
Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.
Baca SelengkapnyaPenyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh
1 hari lalu
Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?
Baca SelengkapnyaJakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi
5 hari lalu
Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.
Baca SelengkapnyaPolusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin
10 hari lalu
Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.
Baca SelengkapnyaStudi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke
33 hari lalu
Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.
Baca SelengkapnyaStartup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa
48 hari lalu
Startup BiruLangit dari unit inkubasi Bandung Technopark Telkom University mengembangkan alat pemantau udara Low-Cost Sensors (LCS)
Baca SelengkapnyaMikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung
50 hari lalu
Studi atas tumpukan plak di pembuluh darah pasien rumah sakit di Italia mendapati kandungan mikroplastik yang sangat jelas di bawah mikroskop.
Baca SelengkapnyaKurangi Polusi Udara Sekaligus Kemacetan, BISKITA Kemenhub Hadir di Bekasi
52 hari lalu
Kementerian Perhubungan secara bertahap sejak 2020 meluncurkan angkutan massal dengan sistem Buy the Service (BTS). Kurangi polusi udara dan kemacetan
Baca SelengkapnyaKualitas Udara Jakarta Masuk Urutan 10 Terburuk di Dunia pada Awal Libur Panjang Nyepi
52 hari lalu
Udara Jakarta memburuk menjelang libur panjang akhir pekan. Merujuk data IQAir, kualitas udara Jakarta terburuk ke-10 dari kota besar di dunia.
Baca Selengkapnya