TEMPO Interaktif, Nagoya - Konverensi International Union for Conservation of Nature Red List di Nagoya, Jepang baru-baru ini menyatakan seperlima dari seluruh vertebrata yang ada di dunia terancam punah. Dalam pertemuan yang dihadiri lebih dari 170 ilmuwan ini mengungkapkan kepunahan yang mengintai hewan bertulang belakang itu terdiri dari jenis burung, mamalia, amfibi, reptil dan ikan.
Setiap tahunnya, rata-rata 50 jenis mamalia, burung dan amfibi terancam punah karena perluasan lahan pertanian dan perkebunan, perburuan, pembalakan liar, dan persaingan mendapatkan makanan dengan spesies lainnya.
Namun, menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Science mengemukakan upaya pelestarian alam dan konservasi telah menunda kepunahan jenis mamalia tersebut. Buktinya, ada tiga spesies yang dinyatakan telah punah dari alam liar namun berhasil dilestarikan, yakni burung condor California, musang kaki hitam di Amerika Serikat, dan kuda Przewalski di Mongolia.
Dalam konverensi tersebut, setiap delegasi dari 200 negara menetapkan target dan capaian di bidang pelestarian dan perlindungan tumbuhan dan hewan hingga 2020. Protokol Konverensi International Union for Conservation of Nature Red List juga menekankan pentingnya setiap negara untuk berbagi sumber daya genetik antara negara dan membuat perusahaan mengalokasikan dana lebih banyak untuk perlindungan alam.
Reuters|Rini K
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya