TEMPO Interaktif, Jakarta - Geliat tablet yang dimotori dan didominasi oleh Apple iPad telah menarik perhatian industri media massa. Itu adalah peluang untuk menciptakan platform media massa yang baru, setelah era portal Internet, situs bergerak, dan e-paper.
Zamannya membaca koran dalam bentuk kertas yang lebar mulai tergantikan oleh koran-koran di layar komputer. Lalu arus bergerak ke layar yang lebih kecil, yaitu telepon seluler. Media massa menciptakan peluncurnya masing-masing, khususnya untuk BlackBerry dan iPhone.
Tapi layar ponsel memang tak bisa menyajikan konten yang lebih variatif. Kelebihan inilah yang ditawarkan iPad. Di samping teks, media bisa menampilkan infografis yang dinamis serta multimedia, seperti video, musik, dan audio.
Lalu kini sudah lahir masanya tablet Android. Mereka yang sudah menabuh genderang adalah Dell Streak dan Samsung Galaxy Tab. Ini pun menjadi magnet bagi media massa, seperti di Indonesia.
Grup Kompas, misalnya, telah menempatkan dirinya di semua platform. Terakhir grup ini memajang dirinya di Galaxy Tab, tablet anyar dari Samsung. “Ini menghidupkan kembali roh media yang sempat lesu dan membuka peluang bisnis baru,” kata Edi Taslim, Business General Manager PT Kompas Cyber Media.
Edi mengatakan perusahaannya harus sigap menyikapi kecepatan perubahan teknologi. Karena itu, mereka memproduksi dua versi, yakni replika dari Kompas cetak dan versi aplikasi tablet.
"Aplikasi harus kami sesuaikan di tiap perangkat dan platform. Contohnya, tampilan di layar 7 inci akan berbeda dengan layar 5 inci. Supaya pembaca juga lebih nyaman," ujar Edi.
Kompas memang agresif. Perusahaan ini telah memboyong berbagai produk terbitannya ke berbagai platform. Edi menjanjikan perusahaannya akan memboyong 60 majalah, 22 surat kabar, dan 500 ribu judul buku ke layar tablet.
MRA Group juga mengikuti langkah ini. Kelompok yang memproduksi majalah Cosmopolitan, Bazaar, Esquire, Men's Health, Cosmo Girl, Hello, Trax, dan belasan majalah lain ini telah menjajal enam majalahnya di layar Galaxy Tab.
Head of Editorial Development Book Publishing Director MRA Group Jane Ardaneshwari mengatakan media harus beradaptasi mengikuti perkembangan zaman. "Kalau tidak begitu, ya, media akan tergilas," ujarnya.
Pada bulan MRA akan memboyong dua lagi majalahnya ke Galaxy Tab. Jane berharap ke-20 majalahnya bisa terpampang di tablet 7 inci itu. MRA juga berupaya menghadirkan produk-produknya di platform dan perangkat bergerak lainnya.
Direktur Produksi sekaligus Pemimpin Redaksi Vivanews.com, Karaniya Darmasaputra, juga melihat potensi dan peluang dalam pertumbuhan gadget di Indonesia. Ia menilai pengguna Internet bergerak sangat penting sehingga konten Vivanews perlu dibawa ke sana.
Kelompok Tempo Media juga begitu. IT Manager Tempo Handy Darmawan mengatakan Tempo sedang mengembangkan berbagai aplikasi untuk menyesuaikan dengan berbagai perangkat dan platform yang mulai deras meluncur.
"Saat ini yang sudah dibuat Tempointeraktif di mobile application,” ujar sosok yang akrab dipanggil Wawan ini. “Untuk iPhone, iPad, dan Blackberry, kami masih mengembangkannya.”
Wawan mengakui untuk pengembangan aplikasi di berbagi platform dan media ini baru dilakukan secara bertahap. Pembaca saat ini sudah bisa menikmati e-paper Koran Tempo di iPad meski belum memakai application asli.
Apakah ini pertanda kematian media massa versi cetak? Edi menampik. Menurut dia, tiap medium memiliki pembacanya masing-masing. Memang diakuinya ada pergeseran pembaca dari versi cetak ke digital, tapi tak banyak.
DIAN YULIASTUTI | DEDDY S
Berita terkait
56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara
29 hari lalu
Selain mencari pengalaman dan ilmu di kampus-kampus tujuan, siswa santri ini juga membagikan ilmu dan pengetahuan di bidang teknologi informasi.
Baca SelengkapnyaPrabowo Tegas di Debat Capres Mau Bangun Pabrik Ponsel, Pengamat: TKDN-nya Saja
6 Februari 2024
Barangkali tak dibayangkan Prabowo, pengamat telekomunikasi yang pernah bekerja di Jerman ini sebut bikin pabrik ponsel di Indonesia tidak mudah.
Baca SelengkapnyaJanji Capres Bangun Teknologi Informasi, Peneliti TII: Perlu Insentif dan Kebebasan Ekonomi
5 Februari 2024
Pemerintah perlu menyediakan insentif untuk membangun dan memperkuat teknologi informasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTiga Capres soal Teknologi Informasi: Dari Bangun Pabrik hingga Penguatan SDM
5 Februari 2024
Dalam debat kelima Ahad malam, tiga Capres menjelaskan pandangannya soal kedaulatan teknologi informasi.
Baca SelengkapnyaTop 3 Tekno: Tunggakan Uang Kuliah di ITB, Prabowo Mau Tambah Dokter
5 Februari 2024
Berita dari ITB puncaki Top 3 Tekno terkini. Tapi yang mendominasi adalah berita dari debat capres yang bahas teknologi informasi dan kesehatan.
Baca SelengkapnyaTeknologi Informasi di Debat Capres, Pakar di ITB Sebut 3 Tantangan Rezim Baru
4 Februari 2024
Pakar teknologi informasi dari ITB mengatakan rezim baru perlu melakukan digitalisasi dan pencerdasan secara masif untuk transformasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaBlackBerry Raup Untung dari Layanan Keamanan Siber
21 Desember 2023
BlackBerry secara mengejutkan melaporkan laba kuartalan, didukung oleh tingginya permintaan layanan keamanan siber di tengah maraknya ancaman online.
Baca SelengkapnyaAI Dimanfaatkan 198 Startup Indonesia, Wamenkominfo: Gambaran Potensi ke Depan
8 Desember 2023
Data Tracxn Technologies Limited yang mencatat hingga Juni 2023 ada 198 startup Indonesia yang memanfaatkan AI dalam penyediaan layanannya.
Baca SelengkapnyaTeknologi Diharapkan Bisa Jadi Alat Pengembangan Diri Guru dan Murid
18 November 2023
Pemerintah mengajak lebih banyak masyarakat menggunakan teknologi dalam proses belajar mengajar. Harapannya lebih banyak lahir talenta digital.
Baca SelengkapnyaJurus Kemendikbud Tingkatkan Kompetensi Guru di Bidang TIK
10 Oktober 2023
Program PembaTIK diharapkan bisa meratakan kualitas pendidikan di Indonesia melalui kreativitas para guru dalam menyajikan sistem pembelajaran.
Baca Selengkapnya