TEMPO Interaktif, Jakarta - Pimpinan NASA, Kamis, 8 Desember 2011, mengatakan badan antariksa itu telah kehilangan lebih dari 500 potongan batu bulan dan sampel ruang angkasa lainnya.
Astronot yang melakukan pendaratan Apollo di bulan pada 1969-1972 membawa 842 pounds (382 kilogram) batuan dan tanah dari bulan ke Bumi. Badan ruang angkasa itu telah meminjamkan sampel-sampel itu bersama meteorit dan debu komet ke-377 peneliti di seluruh dunia.
Saat ini, badan antariksa itu mencatat 517 sampel batuan bulan hilang atau dicuri.
Namun hasil audit inspektur jenderal menunjukkan lebih banyak benda yang hilang, berdasarkan pertanyaan pada 59 peneliti yang dipinjamkan. Audit ini menemukan 19 persen peneliti tidak bisa menemukan sampel mereka.
Ini bukanlah masalah baru. Pimpinan NASA, Thomas Paine, mengancam menghukum peneliti yang menghilangkan sampel dalam sidang Kongres 1970.
Audit terbaru menunjukkan para peneliti itu tetap tidak mengetahui keberadaan batu bulan. "Catatan tidak akurat, peneliti tidak dapat menjelaskan semua sampel yang dipinjamkan kepada mereka dan peneliti menyimpan sampel untuk waktu yang lama tanpa melakukan penelitian," kata laporan itu.
Masalah-masalah yang ditemukan antara lain:
• Ratusan sampel yang telah hancur muncul di catatan NASA sebagai ada dan sampel dipinjamkan kepada 12 peneliti "yang telah meninggal, pensiun, atau dipindahkan", tidak pernah kembali.
• Hanya sekitar 70 persen peneliti menjawab pencatatan persediaan batu bulan paling baru yang dilakukan pada tahun 2008.
• Ditanya kapan mereka terakhir menggunakan sampel batu bulan, peneliti menjawab rata-rata 15 tahun. Salah seorang peneliti menyimpan sampel yang tidak terpakai selama 35 tahun.
"NASA berkomitmen untuk melindungi artefak ruang angkasa kami dan berbagi aset ini dengan para peneliti luar dan masyarakat umum," kata Dwayne Brown dari NASA, dalam sebuah pernyataan.
Badan antariksa itu setuju dengan delapan rekomendasi laporan itu, seperti meminta peneliti untuk mengembalikan batuan bulan yang tidak terpakai dan berjanji untuk mengeluarkan rekomendasi baru dalam sembilan bulan.
Secara keseluruhan, lembaga ruang angkasa itu mendaftar 26 ribu batuan bulan dan material ruang angkasa lainnya, seperti meteorit yang dipinjamkan kepada sekolah-sekolah, museum, dan peneliti. "Untuk meletakkan ini dalam perspektif, kehilangan sampel Apollo berjumlah kurang dari seperseratus dari 1 persen sampel yang dikembalikan selama 40 tahun penelitian intensif," kata Brown.
USATODAY | EZ
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya