TEMPO.CO, Washington - Sebuah studi baru menunjukkan kemungkinan virus flu burung H5N1 untuk menular dari manusia ke manusia melalui udara. Virus flu burung ini diketahui berkembang di alam.
Studi ini melihat lima mutasi yang diidentifikasi sebelumnya dalam studi flu burung yang kontroversial, yang diterbitkan dalam jurnal Nature dan Science. Penelitian yang dipimpin oleh Yoshihiro Kawaoka dari University of Wisconsin dan Ron Fouchier dari Erasmus Medical Center di Rotterdam, Belanda, melihat peluang besar flu burung menyebar dari manusia ke manusia.
Dalam studi ini, para peneliti bereksperimen dengan strain flu burung untuk menunjukkan mutasi yang diperlukan bagi virus untuk berkembang menjadi menular antara mamalia.
Mereka mengungkapkan, dengan hanya lima mutasi (substitusi asam amino), atau empat mutasi ditambah reassortment, flu burung dapat menular antara mamalia--dan berpotensi manusia. Saat ini flu burung dapat ditularkan dari unggas ke manusia, tetapi bukan dari manusia ke manusia.
Pejabat federal Amerika awalnya meminta jurnal untuk menahan penerbitan penelitian ini, didasarkan pada kekhawatiran bioterorisme. Tetapi mengalah setelah sebuah panel independen ahli menentukan tidak ada ancaman bagi kesehatan masyarakat.
Dalam sebuah studi yang menyertainya, yang dipimpin oleh profesor Derek Smith dan dr Colin Russell di Universitas Cambridge, peneliti menganalisis semua data surveilans yang tersedia pada virus flu burung H5N1 dalam 15 tahun terakhir. Mereka menemukan dua dari lima mutasi diperlukan untuk membuat flu burung menular antara mamalia telah terjadi di berbagai strain flu burung yang ada di alam.
Para peneliti juga mengatakan, tidak hanya itu, tetapi sejumlah besar strain virus telah berubah dari mutasi. "Virus yang memiliki dua mutasi ini sudah umum pada burung, yang berarti bahwa hanya tiga mutasi tambahan dalam manusia untuk menjadi menular," kata Russell dalam pernyataan yang dirilis.
Pertanyaan berikutnya adalah, "Apakah tiga banyak, atau sedikit?"
Para peneliti menggunakan model matematika dari bagaimana virus mereplikasi dan berkembang pada mamalia untuk melihat faktor yang akan meningkatkan kemungkinan dari tiga mutasi yang terjadi secara spontan di alam.
Menurut model, virus dapat mereplikasi miliaran kali, kadang-kadang tidak sempurna, menyebabkan mutasi acak. Seleksi positif dapat mendukung beberapa mutasi ini jika mereka membantu virus beradaptasi dengan mamalia dan menyebar.
Suatu periode panjang infeksi juga dapat meningkatkan kemungkinan virus berkembang, karena semakin lama seseorang terinfeksi, semakin banyak virus bereplikasi dan mutasi menumpuk. Menurut para peneliti, juga kemungkinan bahwa ada mutasi lain yang tidak diidentifikasi oleh Foucheir dan Kawaoka, yang dapat bertindak sebagai pengganti fungsional untuk tiga mutasi yang tersisa.
Departemen Pertanian Amerika Serikat terus melakukan pengawasan pada ayam untuk jejak H5N1. Sejauh ini, telah ada laporan di Amerika mengenai adanya kasus H5N1 pada manusia.
Para peneliti Cambridge merekomendasikan pengawasan terus dari virus flu burung, terutama di daerah di mana mutasi yang diperlukan untuk transmisi pada manusia telah terjadi. Mereka juga menyerukan untuk studi tambahan dan mendalam tentang virus flu burung untuk mengidentifikasi mutasi lain yang mungkin memainkan peran dalam transmisi dari manusia ke manusia.
CNN | TRIP B
Berita Lainnya:
Lapan Bicara Benda yang Diduga Meteor di Balaraja
SpeedUp Pad Pro, Tablet Sekaligus Ponsel
Stik USB Antivirus, Cara Baru Deteksi Malware
Ada Fosil Kura-kura Bercinta di Jerman
HTC Desire, Bukan Saatnya Ponsel Murah
Berita terkait
Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama
8 hari lalu
FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung
Baca SelengkapnyaTemuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat
8 hari lalu
Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.
Baca SelengkapnyaDemam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala
59 hari lalu
Demam kakatua dengan mudah menyebar di antara unggas dan juga menular ke manusia. Siapa saja yang berisiko tertular dan apa gejalanya?
Baca SelengkapnyaJepang Temukan Kasus Flu Burung, 40 Ribu Ayam Dimusnahkan
25 November 2023
Jepang mendeteksi kasus pertama flu burung tipe H5 yang sangat menular pada musim ini di sebuah peternakan unggas di Prefektur Saga
Baca SelengkapnyaBeragam Jenis Penyakit Flu Mulai Flu Burung, Flu Unta sampai Flu Babi, Mana Paling Berbahaya?
15 Oktober 2023
Sejak puluhan tahun, flu mengalami perkembangan dengan berbagai varian, seperti flu burung, flu babi, flu Singapura, flu tomat, dan flu unta.
Baca SelengkapnyaKorea Selatan Temukan Flu Burung H5N1 pada Dua Kucing di Penampungan Hewan
26 Juli 2023
Korea Selatan menempatkan sebuah penampungan kucing di ibu kota Seoul dalam karantina, setelah mendeteksi flu burung strain H5N1 pada dua kucing
Baca SelengkapnyaWaspada Penyakit Hewan yang Bisa Menular ke Manusia Selain Rabies
18 Juli 2023
Selain rabies, terdapat berbagai penyakit hewan yang bisa ditularkan dari hewan ke manusia, salah satunya adalah Jembrana.
Baca SelengkapnyaRatusan Burung Tewas Mendadak, Meksiko: Bukan Flu Burung, Tapi Gara-gara El Nino
16 Juni 2023
Departemen Pertanian Meksiko mengatakan bahwa tes pada burung yang mati mengungkapkan bahwa mereka mati karena kelaparan, bukan karena flu.
Baca SelengkapnyaFlu Burung Serang Unggas Liar, Brasil Darurat Kesehatan Hewan 180 Hari
23 Mei 2023
Brasil mengumumkan darurat kesehatan hewan selama 180 hari di tengah kasus flu burung pada unggas liar
Baca SelengkapnyaMata Biru Burung Laut Ini Menghitam Setelah Infeksi Flu Burung
8 Mei 2023
Sejak Oktober 2021 lalu, satu galur virus flu burung yang sangat patogenik telah menyapu bangsa unggas dengan virulensi yang tidak biasa.
Baca Selengkapnya