TEMPO.CO, Berlin - Twitter, untuk pertama kali, memblokir akses di Jerman terhadap sebuah akun kelompok Jerman yang mengeskpresikan sentimen pro-Nazi.
Menurut Financial Times, layanan microblogging yang berpusat di San Francisco itu telah memblokir akses ke akun Twitter milik sebuah organisasi yang dikenal sebagai "Besseres Hannover," yang berarti "Hannover yang lebih baik".
Kelompok ini disebut sebagai sebuah organisasi neo-Nazi, menurut Danny Sullivan dari Marketingland.com. Ekspresi publik tentang pandangan Nazi adalah ilegal di Jerman.
Langkah Twitter memblokir akses ke akun Besseres Hannover berawal ketika perusahaan itu diminta oleh polisi Jerman untuk melakukannya, menurut dokumen yang ditemukan oleh kelompok Chilling Effects. Polisi meminta semua akun jejaring sosial kelompok itu harus ditutup.
Sullivan mengatakan, meski memungkinkan untuk mengakses akun Twitter Besseres Hannover di Amerika Serikat, sebagaimana dikonfirmasi CNET, orang di Jerman tidak dapat melakukannya. "Ini adalah bagian dari sistem 'sensor' yang telah lama dioperasikan oleh Google," tulis Sullivan, Rabu, 17 Oktober 2012.
"Mesin pencari, mirip dengan Google, dapat melarang halaman muncul di negara-negara tertentu. Namun mereka yang berada di luar negara-negara tersebut masih bisa mengakses konten itu."
CNET | ERWIN Z
Berita lain:
Harga PC Layar Sentuh Bakal Makin Terjangkau
Sony Xperia Miro, Bukan Sekedar Smartphone Musik
Kapak Batu Modern dari Zaman Prasejarah
Apple Akuisisi Particle
Ditemukan, Detektor Kontak Mata di Otak
Berita terkait
Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis
22 Februari 2021
Di 2021, Lintasarta tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk berbagai sektor industri.
Baca SelengkapnyaSempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini
11 Juni 2018
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menargetkan pemulihan situsnya yang sempat diretas rampung pada hari ini.
Baca SelengkapnyaKominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018
31 Mei 2018
Kominfo berupaya meminimalkan aksi teror dengan memblokir konten radikalisme.
Baca SelengkapnyaPangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan
24 Januari 2018
Situs perbandingan harga Priceprice.com diluncurkan di Indonesia. Priceprice.com untuk memudahkan pengguna membandingkan harga barang.
Baca SelengkapnyaSitus Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia
27 September 2017
Pihak berwenang Belgia akan mengambil sikap tegas terhadap peredaran situs yang diduga menawarkan pelacuran terselubung.
Baca SelengkapnyaGoogle Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web
27 Agustus 2017
Google menguji opsi baru yang memungkinkan pengguna membisukan situs web secara permanen di dalam browser Chrome.
Baca SelengkapnyaIngin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...
10 Agustus 2017
Salah satu cara yang dipilih generasi Millennial untuk mengekspresikan diri adalah mengunggah materi ke YouTube, tapi kenapa tak semua sukses?
Baca SelengkapnyaBagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?
10 Agustus 2017
Bill Burr, pernah merilis sebuah buku (pedoman) di tahun 2003 lalu berisi kata sandi yang tidak dapat diretas, masih manjurkah?
Baca SelengkapnyaGoogle, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality
12 Juli 2017
Perusahaan-perusahaan, seperti Google, Facebook, Spotify, Jumat lalu mengumumkan akan berpartisipasi dalam aksi 12 Juli untuk mendukung net neutrality
Baca SelengkapnyaIngin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini
7 Juli 2017
Vlogging menjadi fenomena tersendiri saat ini. Banyak netizen, dari yang belum tekrenal sampai yang kondang macam Kaesang, meramaikan dunia vlog.
Baca Selengkapnya