Akibat Malware, Perusahaan Rugi US$ 114 Miliar

Reporter

Editor

Erwin prima

Kamis, 7 Maret 2013 22:53 WIB

Petugas Kepolisian memeriksa gudang yang diduga tempat produksi VCD dan DVD bajakan dalam operasi penggerebekan para pedagang DVD bajakan di Plaza Glodok, Jakarta, Jumat (1/2). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi terbaru yang digagas oleh Microsoft Corp. dan dilakukan oleh IDC menemukan satu dari tiga konsumen berpeluang terinfeksi malware karena menggunakan perangkat lunak bajakan. Untuk perusahaan peluang hal itu terjadi adalah tiga dari sepuluh.



Menurut penelitian itu, akibat terinfeksi malware, konsumen akan menghabiskan 1.5 miliar jam dan US$ 22 miliar untuk mengidentifikasi, memperbaiki dan memulihkan komputernya dari dampak malware, sementara perusahaan global akan menghabiskan US$ 114 miliar untuk mengatasinya.

Untuk Asia Pasifik, studi tersebut meramalkan pengeluaran karena terinfeksi malware mencapai US$ 39 miliar. Secara regional angka tersebut meningkat tajam sebesar US$ 129 miliar jika biaya kerugian kehilangan data juga dijadikan pertimbangan.

Penelitian global ini menganalisis 270 website dan jaringan Peer-to-Peer (P2P), 108 situs download software dan 155 CD atau DVD, serta mewawancarai 2.077 konsumen dan 258 manajer TI (Teknologi Informasi) atau CIO (Chief Information Officers) di Brasil, Cina, Jerman, India, Meksiko, Polandia, Rusia, Thailand, Inggris, dan Amerika Serikat. Para peneliti menemukan bahwa 45 persen software bajakan berasal dari internet. 78 persen software yang diunduh dari situs Web atau jaringan P2P mengandung beberapa jenis spyware, sementara 36 persen mengandung Trojans dan adware.

“Realitas cyber crime adalah bahwa para pembajak menyabotase kode software tersebut dan menempelkannya dengan malware,” kata Jeff Bullwinkel, Director of Legal and Corporate Affair, Microsoft Asia Pacific & Japan, dalam rilis yang diterima Tempo, Kamis, 7 Maret 2013.

“Beberapa malware ini merekam setiap keystroke dari setiap seseorang dan membuat pelaku cyber criminal bisa mencuri informasi pribadi maupun keuangan korban, bahkan menyalakan microphone dan webcam dari komputer yang telah terinfeksi melalui remote. Cara terbaik untuk menghindari ancaman malware ini adalah, ketika membeli sebuah komputer mintalah software yang asli,” tambahnya.

Studi IDC yang berjudul “Bahayanya Dunia Software Palsu dan Bajakan” dirilis hari ini sebagai bagian dari Play It Safe Day, inisiatif global Microsoft untuk meningkatkan kesadaran terhadap isu-isu software bajakan. Simak berita tekno lainnya di sini.

ERWIN Z

Berita lain
Ada Focus 2013 di Mega Bazaar Computer

Siswa SMU Ubah Kotoran Sapi Jadi Pewangi Ruangan

Dongkrak Riset, Yohanes Surya Dirikan Universitas

Gigi Monyet Jadi Petunjuk Manusia 'Hobbit' Flores

Bisnis Pameran TI Sumbang Rp 2,5 Triliun



Berita terkait

Michael Lin, Mundur dari Netflix karena Bosan Meski Bergaji Rp 500 Juta Sebulan

17 Juni 2022

Michael Lin, Mundur dari Netflix karena Bosan Meski Bergaji Rp 500 Juta Sebulan

Michael Lin, mantan senior software engineer di Netflix, resign dari pekerjaannya karena bosan. Bergaji Rp 500 juta sebulan.

Baca Selengkapnya

Soal Antivirus dan IT DKI, Kadis Dukcapil Mau Blak-blakan di DPRD

7 Oktober 2019

Soal Antivirus dan IT DKI, Kadis Dukcapil Mau Blak-blakan di DPRD

Kepala Dinas Dukcapil DKI Jakarta Dhany Sukma tak banyak mengomentari gaduh tingginya anggaran pembelian antivirus dan software IT.

Baca Selengkapnya

Gaduh Anggaran Antivirus, IT Disdukcapil DKI, FITRA: Pemborosan

7 Oktober 2019

Gaduh Anggaran Antivirus, IT Disdukcapil DKI, FITRA: Pemborosan

Peneliti FITRA, Gunardi Ridwan, menilai anggaran Rp 12 miliar untuk pembelian lisensi, antivirus, dan server di DKI sebagai bentuk pemborosan.

Baca Selengkapnya

Januari 2018, E-Book dan Software Online Kena Bea masuk

11 Desember 2017

Januari 2018, E-Book dan Software Online Kena Bea masuk

Begitu masa moratorium WTO habis, pemerintah mengenakan bea masuk untuk intangible goods seperti e-Book dan Software yang diimpor secara online.

Baca Selengkapnya

Tawarkan Aplikasi Keamanan, CEO BlackBerry Temui Menkominfo

9 Agustus 2017

Tawarkan Aplikasi Keamanan, CEO BlackBerry Temui Menkominfo

Blackberry menjual software keamanan yang dipakai di beberapa negara.

Baca Selengkapnya

LinkedIn Lite Kini Hadir di Indonesia

5 Agustus 2017

LinkedIn Lite Kini Hadir di Indonesia

LinkedIn Lite mempermudah pengguna untuk terhubung ke berbagai peluang ekonomi dan karier dengan bandwidth internet yang rendah.

Baca Selengkapnya

Berita Teknologi: Xiaomi Resmi Luncurkan MIUI 9

26 Juli 2017

Berita Teknologi: Xiaomi Resmi Luncurkan MIUI 9

Laman berita teknologi GSM Arena mengabarkan Xiaomi resmi
meluncurkan tampilan user-interface terbaru, MIUI 9, di Beijing,
Cina.

Baca Selengkapnya

Adobe Akan Menghentikan Distribusi Flash pada 2020

26 Juli 2017

Adobe Akan Menghentikan Distribusi Flash pada 2020

Adobe mendorong pembuat konten untuk memindahkan konten flash ke
format HTML5, WebGL, dan WebAssembly.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Mobile MySleekr Bantu Ciptakan Kenyamanan Karyawan

25 Juli 2017

Aplikasi Mobile MySleekr Bantu Ciptakan Kenyamanan Karyawan

Aplikasi MySleekr dapat digunakan untuk mengajukan cuti, klaim, reimbursement, mengakses slip gaji digital, hingga data kontak rekan kerja.

Baca Selengkapnya

Microsoft Paint Segera Berakhir dengan Pembaruan Windows 10

25 Juli 2017

Microsoft Paint Segera Berakhir dengan Pembaruan Windows 10

Paint secara resmi diklasifikasikan oleh Microsoft sebagai fitur usang dan bakal dihapus dalam pembaruan mendatang.

Baca Selengkapnya