TEMPO.CO, Jakarta - Kini tak perlu susah-susah lagi untuk mengeksplorasi luar angkasa. Wahana Jelajah Angkasa (Worldwide Telescope) Microsoftsaat ini tersedia di layanan internet. Fasilitas pembelajaran itu juga tersedia di Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ciputat, Tangerang Selatan.
Wahana Jelajah Angkasa terintegrasi dengan situs Rumah Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di http://belajar.kemdikbud.go.id. Fasilitas pembelajaran itu diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh hari ini, Rabu, 13 Maret 2013. “Dengan wahana ini, setiap siswa dan guru bisa mendapatkan materi ruang angkasa yang up to date,” ujar Nuh usai peluncuran wahana itu.
Wahana yang diresmikan ini merupakan perangkat lunak visualisasi yang memungkinkan komputer berfungsi sebagai teleskop. Di Pustekkom, wahana ini divisualisasikan sebagai zona pengalaman belajar. Wahana yang memadukan gambar, informasi, dan cerita dari berbagai sumber media ini merupakan kontribusi Microsoft melalui Partners in Learning Program.
Kepala Pustekkom Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ari Santoso, mengatakan portal Rumah Belajar merupakan portal e-learning yang kontennya terintegrasi dari basis teks, gambar, suara, video, animasi dan simulasi, serta dapat diakses secara terbuka oleh siapa saja. Bagi guru, portal ini dapat digunakan sebagai tempat untuk mengakses berbagai kegiatan proses pembelajaran dan untuk mendapatkan pengembangan profesional mereka. “Pada 2014, target kita 100 ribu sekolah terhubung akses internet untuk memanfaatkan fasilitas ini,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Andreas Diantoro, mengatakan tak kurang dari 50 juta gambar objek ruang angkasa dikumpulkan oleh Microsoft Research selama bertahun-tahun sejak tahun 1970. “Fisiknya ada di data center Microsoft yang merupakan bagian dari intelectual property dari Microsoft Research yang dulu dipimpin langsung Bill Gates,” ujarnya.
Menurutnya, Kepala Pustekkom telah meminta aplikasi itu secara langsung kepada pimpinan Microsoft Research dan disetujui. “Ini bagian dari program Microsoft yang lebih luas, Partners in Learning, dengan bujet US$ 500 juta. Sebagian masuk ke Indonesia di antaranya dengan training 350 ribu guru dan jutaan pelajar,” ujarnya. Simak berita tekno lainnya di sini.
ERWIN ZACHRI
Berita lain
Ponsel Mirip iPhone Berbasis Android
Google Street View Didenda US$ 7 Juta
Bocoran Galaxy S IV Menjelang Peluncuran Jumat
Rovio Segera Luncurkan Film Kartun Angry Birds
