Google Membayar Pria Ini Hampir Rp 1 Triliun  

Reporter

Senin, 8 April 2013 16:19 WIB

geektech.in

TEMPO.CO, Washington - Ketika info soal kegagalan Twitter meluncurkan produk baru pada 14 April 2011 bocor, dampak terbesar terjadi pada harga saham mereka. Waktu itu Twitter masih berjuang untuk membangun apa yang disebut "perusahan nyata" setelah bertahun-tahun perusahaan lalai untuk membangunnya.

Langkah pertama yang muncul adalah merekrut seorang chief product officer. Dewan direksi menginginkan seseorang yang bisa memperbaiki gejolak internal perusahaan, merombak lini produk, dan mendatangkan banyak pengiklan yang mau menghabiskan miliaran dolar untuk aplikasi ini.

Ide kemudian muncul dari mantan CEO DoubleClick dan juga eksekutif Google, David Rosenblatt. Rosenblatt yang bergabung dengan Twitter sejak Desember 2010, mempercayai bahwa dia memiliki kandidat yang sempurna, Neal Mohan. Pria keturunan India ini adalah eksekutif Google yang juga pernah bekerja bersama Rosenblatt di DoubleClick.

Akhirnya Twitter pun mulai menawar Mohan, yang tampaknya akan mendapat respons positif. Tapi, kemudian Ia berkata tidak. Penyebabnya adalah Google menulis angka yang luar biasa besar untuk menahan Mohan di perusahaan pengelola mesin pencari ini.

Rosenblatt mendapatkan kabar bahwa Mohan ditahan Google senilai harga bintang klub basket Knick, Carmelo Anthony, yang baru saja membuat headline dengan bayaran US$ 65 juta selama tiga tahun. Tapi tawaran Mohan, seperti yang dirilis situs TechCrunch, adalah sebesar Rp 975 miliar dalam bentuk saham (US$ 100 juta).

Dalam dua tahun, angka saham Google terus melonjak, membuat Mohan saat ini mengantongi setidaknya Rp 1,4 triliun (US$ 150 juta). Mohan menolak untuk mengomentari tentang bayaran ini.

Tapi, sejumlah sejawat yang menolak disebutkan namanya bercerita mengenai siapakah sosok seharga hampir Rp 1 triliun ini. Mohan adalah alumnus jurusan teknik elektro Universtas Stanford pada 1996. Setelah bekerja setahun pada perusahaan bernama Andersen Consulting, Mohan bergabung dengan perusahaan startup bernama Net Gravity.

Dari Net Gravity, Mohan pindah ke DoubleClick, perusahaan startup yang lebih besar, tempat dia mengenal Rosenblatt. Hanya empat tahun saja di DoubleClick, pada 2003, ia memutuskan kembali ke almamaternya untuk mendapatkan gelar MBA. Ternyata pada 2004, Google membeli DoubleClick. Di sinilah Mohan bersama tim lawasnya tetap bekerja untuk menangani masalah bisnis periklanan.

Di Google, ia menunjukkan harga yang pantas karena dibayar dengan gaji fantastis. Pada Januari 2012, Google mengumumkan bahwa pendapatan kotor dari display iklan mencapai US$ 5 miliar (Rp 48 triliun) selama 2011. Untuk tahun 2012, Google belum merilis datanya, tapi diperkirakan pendapatan iklan mencapai US$ 7 miliar (Rp 68 triliun).

Banyak orang yang percaya bahwa keberhasilan Mohan di Google diraih karena kemampuannya berbicara dengan para insinyur Google tentang periklanan dan media dalam bahasa yang mereka pahami.

BUSINESSINSIDER | DIANING SARI

Baca juga:
Menyelamatkan Situs Prasejarah Rembang
Uang Digital Membuat Dompet Makin Tersisih
Dari Square hingga Passbook
Tarantula Ini Sebesar Muka Manusia



Topik Terhangat Tempo:
Penguasa Demokrat
|| Agus Martowardojo || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas

Berita terkait

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

7 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Sempat Dihilangkan, Google Kembalikan Fitur Ultra-wide Astrofotografi di Google Pixel 8 Pro

27 Desember 2023

Sempat Dihilangkan, Google Kembalikan Fitur Ultra-wide Astrofotografi di Google Pixel 8 Pro

Dengan fitur ultra-wide astrofotografi, pengguna Google Pixel 8 Pro dapat mengandalkan kamera belakang ponselnya untuk mengambil foto langit

Baca Selengkapnya

Aplikasi Google Hentikan Tampilan Kemacetan di Israel di Tengah Gempuran Roket dari Gaza

20 Desember 2023

Aplikasi Google Hentikan Tampilan Kemacetan di Israel di Tengah Gempuran Roket dari Gaza

Kemacetan jalan untuk sementara tidak ada di Google Maps dan Waze

Baca Selengkapnya

Google Luncurkan Android 14 QPR1 ke Ponsel Pixel, Ini Detailnya

8 Desember 2023

Google Luncurkan Android 14 QPR1 ke Ponsel Pixel, Ini Detailnya

Android 14 QPR1 mencakup 37 perbaikan dan penyempurnaan untuk ponsel Pixel.

Baca Selengkapnya

Google Meluncurkan Proyek Geothermal, Apa Itu?

1 Desember 2023

Google Meluncurkan Proyek Geothermal, Apa Itu?

Energi geothermal berasal dari panas yang dihasilkan selama pembentukan asli planet ini dan peluruhan radioaktif material.

Baca Selengkapnya

Google Memulai Proyek Geothermal untuk Memasok Energi di Pusat Data

1 Desember 2023

Google Memulai Proyek Geothermal untuk Memasok Energi di Pusat Data

Raksasa Google bekerja sama dengan Fervo membangun proyek listrik geothermal untuk memasok energi yang lebih bersih bagi pusat data Google.

Baca Selengkapnya

Google Selidiki Bug Pembaruan Beberapa Profil Android 14

31 Oktober 2023

Google Selidiki Bug Pembaruan Beberapa Profil Android 14

Google secara resmi mengonfirmasi adanya bug pada pembaruan Android 14. Simak rinciannya.

Baca Selengkapnya

Gaji Kerja di Google Berdasarkan Tingkatannya

10 Oktober 2023

Gaji Kerja di Google Berdasarkan Tingkatannya

Gaji kerja di Google yang paling tinggi bisa mencapai Rp7,6 miliar per tahun. Berikut ini informasi lengkap gaji di Google sesuai tingkatannya.

Baca Selengkapnya

25 Tahun Google, Banyak Pertimbangan Tentukan Tanggal Hari Jadinya

27 September 2023

25 Tahun Google, Banyak Pertimbangan Tentukan Tanggal Hari Jadinya

Pada 27 September 2023, Google berusia 25 tahun, meskipun penentuan ditetapkannya tanggal itu punya kisah panjang.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Lakukan PHK Massal, Ratusan Pekerja Terdampak

16 September 2023

Google Kembali Lakukan PHK Massal, Ratusan Pekerja Terdampak

Google yang berpusat di California, Amerika Serikat itu menolak untuk mengungkapkan detail jumlah orang terkena PHK massal.

Baca Selengkapnya