TEMPO.CO, Limpopo - Berita menyedihkan datang dari Mozambik. Laporan koran Portugal News menyatakan seluruh badak yang ada di Taman Nasional Limpopo telah habis dibunuh oleh pemburu ilegal. Meski keberadaan badak di suaka margasatwa besar di wilayah Afrika tenggara itu dilindungi, para pemburu rupanya bisa menerobos dan menghabisi satwa liar ini.
Direktur taman nasional, António Abacar, kepada wartawan lokal mengatakan, tidak ada lagi badak yang terlihat sejak Januari. "Badak terakhir yang tinggal di taman nasional mungkin telah mati," ujarnya, seperti ditulis Livescience, Jumat, 26 April 2013.
Taman Nasional Limpopo mencakup area seluas 11 ribu kilometer persegi di Mozambik, sekira lebih dari dua kali ukuran negara bagian Rhode Island. Lokasi perlindungan ini dikenal sebagai habitat alami badak putih (Ceratotherium simum) di Afrika.
Sejak semua badak lenyap, para pemburu kini beralih membidik gajah untuk diambil gadingnya. Cula badak dan gading gajah sejak lama diyakini berkhasiat sebagai obat, meski faktanya cula dan gading terbuat dari bahan dasar yang sama seperti kuku manusia, tanpa sifat penyembuhan.
Laporan Scientific American menunjukkan betapa ironisnya kondisi perburuan badak di Afrika. Untuk pertama kalinya dalam 33 tahun, seorang pemburu asal Amerika Serikat telah diizinkan untuk membawa pulang piala hasil memenangkan lomba perburuan badak hitam (Diceros bicornis) di Namibia.